Mataku Telah Melihat Tuhan Semesta Alam

Yesaya 6:1-8

Alkitab menceritakan bahwa Allah mempunyai banyak cara untuk memanggil seseorang menjadi hambaNya. Misalnya pemanggilan Musa di gunung Horeb melalui nyala api di semak duri (Kel 3:1-3), Samuel ketika mau tidur dipanggil sampai 3 kali (1 Sam 3:1-10), Daud menjadi raja melalui seleksi ketujuh anak Isai (1 Sam 16:1-13), Yeremia dipilih sejak dalam kandungan ibunya, murid-murid Yesus dipilih melalui peristiwa dalam pertemuan yang berbeda-beda, pemanggilan Paulus bahkan saat ia dalam perjalanan untuk membunuh orang-orang Kristen.

Pemanggilan Allah kepada Yesaya memiliki keunikan tersendiri karena dalam bentuk penglihatan di Bait Suci. Pada saat itu umat Israel dalam keadaan krisis sosial, politik dan spiritual (mereka menjauhi Tuhan dan menyembah berhala), keadaan terpuruk dan Allah marah kepada bangsa itu. Allah memilih Yesaya sebagai juru bicaraNya untuk menegur dan sekaligus bernubuat tentang kehancuran Israel dan Yehuda (Yes 1:9-12).

Dalam proses pemanggilan tersebut, Tuhan didampingi oleh para malaikat Serafim yang memiliki 6 sayap, dua sayap dipakai untuk menutupi muka mereka, dua untuk menutupi kaki dan dua sayap lagi untuk melayang-layang. Sambil melayang mereka menyanyikan lagu pujian untuk Tuhan dan suara mereka sampai menggoyangkan Bait Allah (Yes 6:2-4).

Melihat semua itu, takutlah Yesaya karena ia menyadari bahwa iapun seorang yang najis/berdosa, pastilah ia akan celaka karena telah melihat Allah (Kel 33:20). Tuhan mengampuni dosa-dosa Yesaya dengan mengambil bara dengan sepit dari mezbah dan menyentuhkannya ke bibirnya sebagai tanda pengampunan. Setelah dosa-dosanya diampuni, datanglah suara yang bertanya, “Siapakah yang akan Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Dengan tegas Yesaya menjawab, “Ini aku, utuslah aku!” Kesediaan Yesaya berasal dari kesungguhan dan kesetiaannya kepada Tuhan.

Tuhan juga telah memanggil kita dengan proses yang mahal yaitu Allah datang ke dunia dengan mengambil rupa seorang hamba (Fil 2:6-7), kita ditebusNya dari dosa-dosa dengan darah dan nyawaNya, kemudian Dia memerintahkan untuk memberitakan Injil pertama-tama kepada murid-muridNya (Mat 28:16-20) lalu kepada setiap orang percaya. Apa jawab kita, jawab saya dan jawabmu atas pesan Tuhan Yesus ini? Firman ini mengajak kita semua untuk memberikan jawaban seperti yang diberikan oleh Yesaya, “Inilah aku, utuslah aku!” Jawaban yang disertai dengan kerelaan memberikan waktu dan hidup untuk Tuhan, menjadi lidah Tuhan di tengah-tengah orang yang hidup di dalam keberdosaan. Tidak mudah bagi Yesaya, juga bagi kita yang memberikan hidupnya untuk pelayanan, kita pasti akan menghadapi banyak tantangan tetapi bersama dengan Tuhan kita akan dikuatkan. Amin.

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 31 Mei 2015