Jangan Menjadi Bodoh

Tahukah saudara bahwa lebih banyak manusia yang bodoh daripada yang tidak? Kebodohan yang saya maksud di sini adalah kebodohan yang seperti ditunjukkan Tuhan kepada kita dalam injil Lukas 12:18-21: orang yang berjerih lelah mengumpulkan harta kekayaan yang pada akhirnya tidak dapat dinikmati dalam waktu yang panjang. Dalam ayat tersebut dikatakan: “…Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah.” Tidak kaya artinya tidak punya apa-apa di hadapan Allah. Untuk itu bagaimana seharusnya kita mengisi hari-hari hidup kita yang singkat ini?

Saya rasa kita semua setuju bahwa hari-hari yang Tuhan berikan kepada kita adalah hari-hari untuk mengabdi, melayani dan mempersembahkan diri bagi kerajaan-Nya. Sebab dengan cara demikianlah kita mengumpulkan harta yang abadi. Harta yang dapat kita nikmati dalam keabadian. Tetapi kenyataannya tidak banyak orang yang sungguh-sungguh menyambut dan meresponi sekalipun hati kita telah digempur berulang-ulang kali dengan kebenaran tersebut. Kita terus mengeraskan hati. Kita tidak mau mengubah cara hidup. Kalaupun kita mengubahnya, kita hanya mengubahnya dengan sedikit sekali. Lalu kita berusaha menenangkan diri kita dalam ketenangan semu dalam sedikit perubahan yang telah kita lakukan tersebut. Padahal sesungguhnya yang dikehendaki Tuhan adalah perubahan yang lebih radikal dari apa yang telah kita lakukan selama ini. Itu sama seperti orang bodoh yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri tapi tidak kaya di hadapan Tuhan.

Tanyakan diri sendiri dengan cermat bahwa di hadapan Tuhan aku ini bodoh atau bijaksana? Di hadapan Tuhan apakah aku ini kaya atau miskin? Jika kita mau jujur, sebenarnya kita ini bodoh, miskin dan telanjang. Selama ini ternyata kita hanya mengumpulkan harta hanya untuk diri kita sendiri, pindah dari satu keletihan ke keletihan lain, hanya untuk sesuatu yang akhirnya kita tinggalkan dan tidak bisa nikmati lagi.

Dalam Wahyu 14:13 Alkitab mengatakan :Dan aku mendengar suara dari sorga berkata: Tuliskan: “Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak sekarang ini.” “Sungguh,” kata Roh,” supaya mereka boleh beristirahat dari jerih lelah mereka, karena segala perbuatan mereka menyertai mereka.” Tentu perbuatan yang dimaksud dalam ayat ini adalah perbuatan positif yang menyertainya, yaitu segala keletihan dan kelelahan yang dilakukan untuk Tuhan. Mati dalam Tuhan yang dimaksud adalah ketika kita mati, kita berada tetap dalam persekutuan dan pengabdian dengan Tuhan. Dan pengabdian itu akan diingat Tuhan dalam keabadian.

Kalau saudara mengenal kebenaran ini dan memilikinya, seberat dan sebesar apapun jerih lelah dan pengorbanan yang saudara lakukan untuk pekerjaan-Nya, tidak akan menjadi berat dan membuat saudara bersungut-sungut. Dalam Filipi 1:20-22, dikatakan, “…karena bagiku hidup adalah Kristus dan mati adalah keuntungan…” Di sini kita akan menemukan gelora dari hati yang mengasihi Tuhan dan dari kehidupan yang diabdikan kepada Tuhan. Bagiku hidup adalah Kristus berarti kita harus melakukan sesuatu yang terbaik untuk Tuhan, supaya hari-hari yang kita lalui tidak menjadi sia-sia. Dan mati adalah keuntungan berarti berbahagia.

Dengan kata lain, jika kita kerja keras untuk Tuhan, kita matipun akan menjadi kebahagiaan. Tetapi jika kita tidak mau kerja keras untuk Tuhan, kita matipun malah menjadi sebuah kecelakaan. Sudah bukan saatnya lagi kita menjadi orang-orang Kristen bodoh – orang Kristen yang tidak mau bekerja keras untuk Tuhan.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 1 Maret 2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *