Beribadah dengan Hormat dan Takut

Ibrani 12:18-29

Surat Ibrani ditujukan kepada orang-orang Yahudi Kristen yang sedang menderita penganiayaan dari orang Yahudi non Kristen. Orang-orang Kristen ini sedang bergumul untuk meninggalkan kekristenan dan kembali ke agama Yahudi. Penulis Ibrani mengingatkan mereka agar jangan murtad.

Demi mendorong mereka, penulis memaparkan keunggulan Kristus dari berbagai aspek Perjanjian Lama (PL), yaitu:

  1. Kristus lebih besar dan utama dari para hamba Allah PL, Ia adalah gambar Allah yang sempurna yang dapat menebus dosa manusia.
  2. Kristus lebih tinggi daripada Musa
  3. Keimanan Kristus lebih luhur daripada keimanan Harun

Semua ini menunjukkan bahwa keselamatan yang dibawa oleh Kristus sempurna, sedangkan PL hanya mempersiapkan jalan menuju kesempurnaan itu. Dengan pemaparan itu seharusnyalah para pembaca semakin bertekun dalam iman mereka kepada Kristus dan dengan setia mengikutiNya.

Sejak dulu, sekarang, dan selamanya Allah itu tidak berubah. Ia tetap Allah yang kudus dan tidak pernah berkompromi dengan dosa. Ia pasti menghukum orang yang tidak bertobat. Tetapi, selalu siap untuk mengampuni dan memulihkan orang yang bertobat.

Dalam perikop ini, penulis mengingatkan bahwa orang Kristen tidak lagi harus hidup dalam ketakutan akan hukuman Allah yang dahsyat, seperti yang pernah terjadi pada umat Israel, ketika Allah datang menghampiri mereka di Gunung Sinai (ay 18-21). Karena, di dalam Kristus Allah hadir untuk menyatakan kasih dan pengampunanNya (ay. 22-24).

Gunung Sinai dan Bukit Sion melambangkan kehadiran Allah yang menghukum manusia berdosa dan kehadiran Allah yang memberkati. Jika darah Habel dulu menghakimi Kain yang telah membunuhnya (Kej 4:10-11), maka darah Kristus justru menebus manusia yang menyalibkanNya (ay. 24). Atas dasar inilah penulis sekali lagi menasihati mereka supaya tidak lagi memikirkan untuk berpaling dari Allah (ay. 25). Penolakan terhadap Allah sama saja dengan menolak kedaulatanNya atas alam semesta dan hidup ini (ay. 26). Sebaliknya, mereka harus sujud menyembah Allah dan melayaniNya dengan penuh ucapan syukur.

Hormat dan takut orang Kristen kepada Allah berbeda dari rasa takut orang-orang berdosa, sebab orang Kristen telah diampuni dosa-dosanya oleh Kristus. Takut bagi orang Kristen bermakna tidak ingin menyakiti atau pun mengecewakan Tuhan karena Dia sudah menebus umatNya.

Jadi, hormat dan takut umat Tuhan harus kita wujudkan dalam ibadah dan ucapan syukur serta kehidupan sehari-hari yang berorientasi memuliakan Tuhan. Oleh karena Allah kita adalah api yang menghanguskan (ay. 29) segala dosa dan ketidakmurnian, sepatutnyalah kita harus hidup dalam kesucian dan ketulusan bagi Dia. Amen!

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 15 Maret 2015