Janganlah hidupmu munafik

Matius 22:15-22

Jonathan Edward, atlet Inggris di cabang lompat jangkit yang pada tahun 1995 dinobatkan sebagai “the World Athlete of the Year”, mengakui bahwa prestasinya selaku pemecah rekor dunia dalam olimpiade tidak terlepas dari kebiasaaan latihan diri untuk menjadi seorang jujur dan berkepribadian yang kokoh, serta memiliki kehidupan yang religius Kristiani. Jonathan Edwards mengatakan bahwa bukan atletik lompat jangkit yang menguasai dirinya, melainkan Kristus lah yang menguasai dirinya. Dia jauh dari corak hidup munafik. Siapa yang dikuasai Kristus maka hidupnya jujur dan bersahaja, tidak larut dalam kemunafikan.

Tahukah saudara bahwa hal yang paling berbahaya dalam masyarakat bukanlah para penjahat kriminal, melainkan mereka yang mengajarkan kebaikan tetapi berlaku jahat. Mereka pandai mempergunakan firman Tuhan untuk mengelabui orang lain. Nats renungan ini berbicara tentang orang-orang Farisi yang ingin menjerat Yesus melalui kepura-puraan bertanya kepada-Nya. Yesus tahu persis apa yang ada dalam hati mereka, makanya Ia mengatakan, “Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?” Kenapa mereka disebut oleh Yesus selaku orang-orang munafik? Karena mereka bertanya apakah boleh membayar pajak 1 dinar, padahal uang yang mereka pergunakan membayar pajak itu bergambar kaisar.

Dengan dasar itulah Yesus mengatakan, “Berilah kepada kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada kaisar.” Renungan ini, di samping menegaskan tanggung jawab orang Kristen di bidang politik, juga menekankan perlunya kita menanggalkan kemunafikan dari dalam kehidupan kita. Membayar pajak adalah bagian peranan kita dalam politik. Marilah kita jaga bahaya dari penjahat, tetapi lebih kita jaga lagi intaian orang munafik yang berpura-pura baik. Janganlah pelihara kemunafikan dalam hidupmu, supaya kita menjadi orang yang reliable dan terpercaya. Bertobatlah dari kemunafikan itu, dan hiduplah jujur sebagaimana adanya. Janganlah mendua hatimu di dalam mencetuskan kesetiaan kepada Tuhan Allah. Iman kepada-Nya adalah suatu kepastian dalam kesetiaan kepada-Nya.

Di samping itu, bayarlah pajak kepada pemerintah, karena hal itu merupakan bagian tanggung jawab orang beriman di dalam keikutsertaannya memelihara kehidupan berpolitik, demi mencapai cita-cita masyarakat dan bangsa, yakni mencapai kemakmuran dan kesejahteraan. Keseimbangan atau harmoni hidup kita ditentukan oleh kesungguhan kita memelihara hidup jasmani dan hidup rohani. Ini makanya Yesus mengatakan supaya kita memberikan apa yang wajib kita berikan kepada “kaisar” (pemerintah), dan memberikan apa yang wajib kita berikan kepada Allah. Kita selaku umat Allah wajib ikut serta memelihara “kota Allah” dan juga “kota dunia”. Memelihara hidup harmonis di dunia ini dengan cara melaksanakan kewajiban kita menata kota dan negara serta beribadat kepada Tuhan Allah adalah dua agenda kehidupan orang Kristen, supaya kita ditemui Tuhan Yesus Kristus dalam keadaan berjaga-jaga menantikan-Nya.

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 19 Oktober 2014