Vic C. Pfitzner, seorang teolog di Australian Luthean College (ALC) di Adelaide, dalam bukunya “The Prayer of the Kingdom” menuliskan, “Tujuan akhir pengampunan adalah pendamaian. Tujuan dimaksud belumlah kita capai ketika kita mengatakan Aku mengampuni engkau. Pendamaian berarti menghapuskan sakit hati, menyembuhkan rasa benci, serta membuat yakin bahwa sebuah hubungan persahabatan yang telah sempat retak menjadi pulih kembali. Anak-anak Tuhan tidak harus terlibat di dalam gosip, memfitnah, menikam dari belakang, dan melontarkan tuduhan yang tak benar.” Kutipan dari Pfitzner ini menopang kepada renungan ini supaya kita menjadi kebun anggur Tuhan, karena kondisi yang digambarkannya adalah kondisi di kebun anggur Tuhan.
Apakah Anda bagaika kebun anggur yang baik atau yang asam? Di sini kebun anggur yang dimaksud adalah bangsa Israel (ayat 7), tetapi ternyata kebun anggur itu diinjak-injak. Ini mengisyaratkan kejatuhan bangsa Israel (Utara) ke tangan bangsa Asyur dan bangsa Yehuda (Israel bagian Selatan), yang para pemimpinnya tidak jujur dan tidak adil (Yesaya 1:10-17, 21-26, 3:1-15), ke perhambaan Babilonia. Sebenarnya Allah mengharapkan supaya bukit subur yang menjadi kebun anggur yang diurus dengan baik itu menghasilkan buah anggur yang manis. Namun yang dihasilkan adalah buah yang asam.
Di dalam nats renungan kita ini Allah membandingkan bangsa Israel dengan bukit seperti itu, dimana dosa-dosa mereka seperti anggur asam bagi Tuhan. Ini yang digambarkan oleh nabi Amos, Hosea, Mika, dsb. Melalui renungan ini Tuhan Allah menyerukan agar kita umat-Nya benar-benar menjadi kebun anggur yang menghasilkan buah-buah yang manis, yakni dengan cara selalu hidup sesuai firman Tuhan. Kita jauhkanlah kehidupan yang munafik, seolah-olah kita kebun anggur yang manis padahal di dalamnya penuh dengan buah yang asam, yang menyimpan onak dan duri.
Marilah kita bersedia mencangkul kebun anggur kita serta membuang batu-batunya, dan menanamnya dengan pokok anggur pilihan. Maksudnya adalah hendaknya kita mau dibimbing oleh Roh Kudus untuk menjadi umat yang terpercaya di hadapan Tuhan. Untuk keamanan kebun itu marilah kita bersedia mendirikan menara jaga di tengah-tengahnya dan menggali lubang tempat memeras anggurnya.
Janganlah kita degil dimana kehidupan kita selaku kebun anggur itu, supaya jangan ditumbuhi semak-semak. Sekarang ini banyak semak-semak kehidupan di bidang ekonomi dan politik yang ingin mengotori kebun anggur kehidupan kita. Tuhan senantiasa membersihkan kehidupan kita dari berbagai semak tersebut.
Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 5 Oktober 2014