Allah adalah Pencipta Segala Sesuatu yang Ada

(1 Kejadian 1:1-2+4a)

Henry Drummond, seorang Kristen yang saleh mengatakan, “Allah tidak menciptakan puncak-puncak pegunungan untuk ditempati oleh manusia, karena itu bukan untuk disediakan sebagai lahan mendirikan rumah-rumah. Kita mendaki puncak gunung untuk melihat lebih luas ke panorama sekeliling kita. Kita hanya sebentar saja berada di puncak gunung karena setelah itu kita segera akan menuruni jalan menurun menuju lembah-lembah di bawah sana. Kebanyakan dari antara kita turun dari gunung kesenangan menuju sebuah kehidupan di tempat umum, yakni ke tanah pertanian, pabrik-pabrik dan studi-studi kita. Proses ini bukanlah sebuah kemerosotan. Biarlah kehidupan ini berada dalam maknanya yang sebenarnya, dan dengan demikian tugas-tugas kita akan menjadi suci.”

Kutipan di atas memaparkan kepada kita bahwa alam ciptaan Allah sudah ditata olehNya sedemikian rupa agar umat manusia ciptaanNya dapat menikmati kehidupannya secara harmonis dan teratur. Tuhan menciptakan lembah untuk kita kunjungi agar kita mampu melihat adanya pegunungan. Karena kalau kita selalu di puncak gunung, kita takkan pernah melihat realitas gunung itu ada. Inilah keadilan Allah, Sang Khalik alam semesta.

Allah menyediakan alam dan dunia ciptaanNya untuk kesejahteraan kita. Hendaknya kita semakin mendalami makna penciptaan oleh Allah. Bagaimanakah asal-usul dunia ini dan alam semesta? Jawabannya, bukan secara kebetulan, melainkan diciptakan oleh Tuhan Allah sebagaimana dikisahkan dalam Alkitab, terutama dalam nats renungan ini. Nama kitab ‘Kejadian’ berasal dari kata Yunani ‘genesis’ (awal) yang berisikan awal atau asal-muasal dunia dan umat manusia. Ungkapan ‘langit dan bumi’ meliputi seantero jagad raya, termasuk galaksi-galaksi, bintang-bintang, planet-planet dan benda angkasa lainnya. Inilah yang perlu menjadi isi pengakuan iman kita tentang siapakah Allah dan bagaimana Ia memelihara kehidupan manusia.

Allah memelihara bumi ini dengan Roh-Nya yang melayang-layang di atas permukaan air. Hanya dengan firman “Jadilah terang”, maka terang itu jadilah. Lalu Allah melihat bahwa terang itu baik. Ini merupakan keindahan bagi kita umat Tuhan, bahwa alam semesta ciptaan Allah itu baik adanya, dan manusia diciptakan untuk ditempatkan di dunia. Marilah kita mensyukuri penciptaan alam semesta oleh Allah serta memeliharanya.

Kita tidak bisa merusak alam, karena kalau alam dirusak oleh manusia, maka alam itu akan rusak dan akibatnya bisa merusak kehidupan manusia di dunia ini. Tanggung jawab manusialah untuk melestarikan alam ciptaan ini agar menghadirkan kesehatan kepada umat manusia. Agar alam ini tetap teratur, maka manusia yang menempatinya hendaknya hidup di dalam Roh Allah. Hanya dengan Roh Allah itulah kita bisa hidup berdamai dengan sesama manusia.

Allah melihat bahwa terang itu baik. Ini berarti bahwa umat manusia harus menjaga terwujudnya kebaikan dan kelestarian ciptaan. Hindarilah penebangan hutan, penambangan liar dan polusi udara yang membahayakan.

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 15 Juni 2014