Jennifer Benson Schuldt dalam tulisannya berjudul “The ultimate sacrifice”, menceritakan tentang bagaimana Deng Jinjie melihat sejumlah orang sedang berjuang menyelamatkan diri dalam amukan derasnya aliran air sungai Sunshui di Provinsi Hunan, Tiongkok. Saat menyaksikan kejadian itu, Deng Jinjie secara spontan melakukan tindakan penyelamatan dengan cara melompat ke dalam sungai serta berhasil menyelamatkan 4 orang anggota sebuah keluarga. Namun sayang, keluarga yang selamat dari bahaya tersebut meninggalkan area itu ketika sang penolong masih berada di air sungai. Jinjie ternyata tidak bisa menyelamatkan dirinya dan tewas tenggelam di sungai itu. Ia kehilangan nyawa setelah menyelamatkan nyawa 4 orang dari amukan air sungai Sunshi. Demikianlah kisah singkat seorang yang berprinsip lebih baik menderita karena berbuat baik.
Ini adalah manifestasi keteladanan dari pengorbanan Yesus Kristus, dimana dalam nats ini dikatakan, “Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita” (ayat 18). Kematian Kristus dalam rangka pengorbanan-Nya demi menebus dosa-dosa kita hendaknya berbuah dalam iman kita, sehingga kitapun rela berkorban demi keselematan orang-orang lain. Ini memotivasi kita untuk mau menderita dalam mempertahankan iman dan mengasihi sesama manusia.
Pernahkan Anda mengalami penderitaan di dalam kesabaran? Bisa saja hal ini pekerjaan yang sangat sulit, namun ini dapat dilaksanakan oleh orang-orang beriman kepada Kristus. Memang menjadi orang Kristen yang sejati sering harus mengalami penderitaan. Rasul Petrus menegaskan agar kita harus bersedia menderita karena kebenaran, dan hasilnya adalah perasaan bahagia. Kebahagiaan yang dimaksud adalah disebabkan harta warisan yang akan kita miliki berupa kehidupan kekal di sorga. Tuhan Yesus mengatakan: “Janganlah kamu mengumpulkan harta di bumi… tetapi kumpulkanlah bagimu harta di sorga” (Matius 6:19-20).
Selama kita hidup di dunia, lebih baik kita menderita karena berbuat baik daripada menderita karena berbuat jahat. Janganlah gentar apabila suatu saat kita dicaci-maki, dianiaya, dan disiksa karena ketaatan kita kepada Yesus Kristus. Dalam kebahagiaan karena penderitaan demi mempertahankan iman inilah kita diperkenankan untuk menguduskan Kristus di dalam hati kita sebagai Tuhan.
Sekarang ini tidak sedikit jumlah orang yang tidak berani menunjukkan jati dirinya selaku orang beriman karena takut akan ancaman dari pihak yang membenci Kekristenan. Tidak sedikit juga orang sekarang ini takut akan kehilangan kedudukannya kalau dia mempunyai komitmen selaku orang Kristen yang sejati. Kepada orang yang ragu-ragu tersebut kita hendaknya memberitakan pengharapan Kristen yang hidup dengan lembut, hormat dan dengan hati nurani yang murni. Dengan demikian mereka yang memfitnah kita karena hidup yang saleh dalam Kristus menjadi malu.
Marilah kita menerima firman Tuhan tentang berita kebangkitan Kristus dari kematian serta memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah. Sekali lagi, janganlah gentar menghadapi ancaman duniawi, karena Kristus telah menaklukkan segala kuasa dan kekuatan kepada-Nya.
Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 25 Mei 2014