Tanggung Jawab sebagai Anak-anak Allah

Anak-anak Allah bertanggung jawab melakukan kehendak Bapa seperti Tuhan Yesus.

Menjadi anak-anak Allah, Tuhan Semesta Alam bukan hanya untuk menikmati pemeliharaan-Nya. Pemeliharaan Tuhan atas anak-anak-Nya tidak perlu diragukan sama sekali. Salah satu nama-Nya adalah YHWH Yir’eh, Tuhan Menyediakan (Kej 22:14).

Ada hal yang jauh lebih penting dan lebih besar daripada itu, yaitu melakukan kehendak Bapa. Karena menjadi anak-anak bagi Tuhan Semesta Alam adalah menyediakan diri kita menjadi alat bagi kemuliaan nama-Nya, seseorang yang tidak menjadi alat bagi kemuliaan nama-Nya tidak layak disebut anak Allah.

Awal mulanya, manusia memang anak Allah, karena Allah Bapa sendiri yang melahirkannya. Tubuh manusia dibentuk-Nya dari bumi ini, tetapi rohnya dari Bapa (Kej 2:7). Kita tidak boleh ragu-ragu menerima kebenaran ini. Dengan demikian bukan tanpa alasan kalau Allah mengingini roh yang ditempatkan dalam diri kita dengan cemburu (Yak 4:5), sebab memang kita berasal dari diri-Nya. Karena kita berasal dari diri-Nya maka kita adalah milik-Nya.

Walaupun manusia sudah jatuh ke dalam dosa, tetapi Allah Bapa masih mau mendampingi mereka dan berharap manusia masih bisa melakukan kehendak-Nya. Manusia mula-mula, yaitu keturunan Set masih disebut anak-anak Allah. Di antaranya adalah Henokh yang hidup bergaul dengan Allah, kemudian diangkat oleh-Nya (Kej 5:22). Tetapi ternyata anak-anak Allah ini tidak melakukan kehendak-Nya. Kecenderungan mereka adalah dosa semata-mata (non posse non peccare). Mereka tidak lagi bisa melakukan tugasnya sebagai anak Allah; mereka jatuh adalah daging adanya. Apalagi sejak mereka mulai kawin campur dengan “anak-anak manusia” yaitu keturunan Kain. Kejahatan manusia bertambah, dan hatinya cenderung membuahkan kejahatan semata-mata, sampai Tuhan menyesal bahwa Ia telah menjadikan manusia di bumi. Sejak itu Roh Allah tidak lagi tinggal dalam manusia. Manusia tidak lagi bisa disebut anak-anak Allah, sebab anak-anak Allah adalah mereka yang dipimpin oleh Roh Allah (Rm 8:14).

Dalam zaman anugerah ini, Allah memberi anugerah-Nya yang memungkinkan orang-orang yang menerima keselamatan dalam Yesus Kristus kembali menjadi anak-anak Allah. Tetapi ada tanggung jawab bagi kita untuk menjadi alat bagi kemuliaan Allah Bapa. Sebagai anak-anak Allah, kita dikehendaki-Nya melakukan kehendak-Nya seperti Tuhan Yesus. Marilah kita menjalaninya dengan serius.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 23 Oktober 2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *