Membayar Harga Keseriusan

Harga keseriusan dengan Tuhan adalah segenap hidup kita, tanpa ada yang disisakan

Ada satu hal yang harus kita terima dan sungguh-sungguh alami, yaitu menunjukkan keseriusan sebagai anak-anak Allah. Menjadi serius bukan tergantung anugerah Tuhan atas setiap individu; setiap kita bisa serius. Alkitab jelas menunjukkan bahwa kita semua harus menghadap takhta pengadilan Kristus, supaya setiap orang memperoleh apa yang patut diterimanya, sesuai dengan yang dilakukannya dalam hidupnya ini, baik ataupun jahat. Ini sungguh-sungguh tergantung respons setiap individu menanggapi kenyataan bahwa Allah itu ada, dan bahwa Allah memberi upah kepada orang yang sungguh-sungguh mencari Dia (Ibr 11:6). Keseriusan dengan tindakan konkret ini merupakan langkah yang menyelamatkan kehidupan setiap individu.

Iblis akan berusaha membuat diri kita – seorang Kristen – bersikap pasif. Ia menyuntikkan anggapan ke dalam pikiran bahwa anugerah itu bukan hanya keselamatan; yang namanya iman, respons dan keseriusan pun anugerah. Kata Iblis, kalau Tuhan tidak memberikan anugerah “roh keseriusan” kepada kita, mau diapakan pun, kita tidak akan serius; percuma berusaha, sebab usaha manusia semuanya sia-sia. Hidup ini mengalir saja, mengikuti alunan “roh”. Pertanyaannya, roh siapa?

Bukankah hidup ini dipercayakan Tuhan kepada kita? Kualitas hidup ini ditentukan dari seberapa kita memiliki hubungan yang harmonis dengan Tuhan. Keharmonisan ini tergantung dari langkah konkret kita untuk menurut kehendak-Nya. Sedihnya, banyak orang Kristen yang terjangkit oleh virus pasivitas ini. Mereka belum memenuhi bagian yang seharusnya untuk mengalami Tuhan dalam kehidupan secara konkret. Sejatinya harga keseriusan dengan Tuhan adalah segenap hidup. Tidak ada yang boleh disisakan bagi siapa pun atau apa pun. Orang yang tidak serius dengan Tuhan menganggap bahwa keselamatan yang Tuhan perjuangkan adalah murahan. Mereka tidak mengerti betapa berat perjuangan Yesus untuk membuka jalan bagi manusia agar dapat menemukan Allah dan bersekutu dengan-Nya.

Keseriusan kita sebagai anak-anak Allah mengharuskan kita memperdalam pengenalan akan Dia, yang dibangun melalui belajar kebenaran Firman Tuhan dan doa pribadi. Tentu juga melalui persekutuan dengan orang yang takut akan Tuhan, merindukan Tuhan dan sungguh-sungguh menyadari bahwa hidup ini hanya untuk mengabdi kepada-Nya. Demi hubungan yang harmonis dengan Tuhan, maka kita akan menyerahkan apapun yang ada pada kita bagi Tuhan, sampai kita tidak memiliki apa pun kecuali Tuhan sendiri. Dialah harta karun kita satu-satunya.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 18 September 2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *