Bayar Dulu, Barang Belakangan

Kalau kita rela dimiliki Tuhan, kita harus menyangkal diri dan memikul salib agar dapat dimuridkan oleh-Nya.

Semua manusia harus memilih atau menentukan, apakah ia dimiliki Tuhan atau dimiliki oleh setan. Tak ada yang bisa menghindar dari dua kemungkinan itu. Baik dimiliki Tuhan atau setan, kedua-duanya memiliki konsekuensi. Kalau dimiliki oleh setan, biasanya konsekuensinya belakangan, yaitu di balik kehidupan di bumi yang kita kenal ini. Aturan main setan adalah: “Barang dulu, bayar belakangan”. Ini terbalik dengan aturan main Tuhan: “Bayar dulu, barang belakangan”.

Iblis menginfuskan sebuah kesan kuat dalam pikiran kebanyakan orang bahwa hidup ini hanya sekali di bumi hari ini. Tidak ada dunia lain yang perlu dinantikan. Prinsipnya, “Mari makan dan minum, sebab besok kita mati” (Yes 22:13). Iblis membujuk manusia berpikir bahwa bumi indah yang diciptakan Tuhan hari ini bisa dinikmati dengan cara dan sikap hati apa saja. Bebas. Sebagian besar manusia memilih jalan hidup ini, padahal itu berarti memberi diri dimiliki setan.

Kalau seseorang rela dimiliki Tuhan, maka ia harus menyangkal diri dan memikul salibnya. Menyangkal diri artinya mengubah pola berpikir dengan segala filosofinya dan memiliki gaya hidup yang diajarkan dan diteladankan oleh Tuhan Yesus. Itulah sebabnya Firman Tuhan menasihatkan kepada kita bahwa kita harus memiliki pikiran dan perasaan Kristus. Memikul salib berarti turut mengambil bagian dalam pekerjaan Tuhan, menyelamatkan jiwa-jiwa yang terhilang.

Orang yang memberi diri dimiliki oleh Tuhan harus dimuridkan. Menjadi murid berarti kita wajib belajar di sekolah kehidupan untuk dilayakkan masuk ke dalam Kerajaan-Nya. Sekolah kehidupan ini akan menghasilkan pribadi seperti Tuhan Yesus Kristus yang hidup dalam penurutan terhadap kehendak Bapa dan kedaulatan-Nya secara mutlak. Perjuangan ini akan tiada henti kita lalui sampai rumah Bapa.

Tuhan Yesus mengatakan bahwa untuk mengikuti-Nya kita harus menghitung dulu anggarannya, sebab kita harus membayar biayanya terlebih dahulu di dunia ini, dan baru kita memperoleh kemuliaan di dunia yang akan datang. Biayanya adalah melepaskan diri dari segala milik kita. Jadi kita harus mewaspadai tipuan Iblis yang mengajarkan seolah-olah Tuhan memberikan kemudahan-kemudahan dalam hidup ini supaya kita bisa menikmati dunia sesuka hati kita.

Iblis juga mengecoh banyak orang bahwa berkat Tuhan bisa diklaim untuk kesenangan hidup dan kemakmuran duniawi. Orang yang tertipu oleh Iblis akan membayar harganya belakangan, yaitu kebinasaan kekal. Tuhan tidak murahan seperti itu. Ia ingin kita tidak mencintai dunia, agar bisa dimuridkan oleh-Nya hingga kita dewasa.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 7 Agustus 2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *