Menghargai Dirinya Sendiri

Jika kita menghargai diri kita sendiri, kita akan giat memperbarui jiwa kita dengan Firman Tuhan agar roh kita juga menjadi kuat.

Kita harus membuka kesadaran bahwa betapa hebat makhluk yang disebut manusia itu. Kalau kita tidak bisa menghargai diri kita sendiri, maka kita tidak bisa menerima karya keselamatan Allah dalam Yesus Kristus. Karya keselamatan Allah pada dasarnya merupakan tindakan Tuhan yang menunjukkan betapa berharganya manusia di mata Tuhan. Orang yang tidak menghargai dirinya dengan benar tidak akan bisa diajak bekerja sama dengan Tuhan untuk menyelamatkan jiwanya, sebab ia tidak peduli bahwa Allah menginginkan ia dikembalikan kepada rancangan Allah semula. Dalam hal ini manusia harus sepikiran dengan Tuhan, bahwa manusia berharga di mata-Nya. Keberhargaan kita harus didasarkan pada kenyataan bahwa di dalam diri kita ada roh dari Allah.

Setiap orang percaya harus menyadari sedalam-dalamnya bahwa di dalam dirinya Allah memberikan roh dari-Nya yang sangat berharga. Tuhan mengingini roh dari diri-Nya tersebut kembali kepada-Nya (Pkh 12:7). Roh itu terbelenggu tidak berdaya didesak oleh dua pihak. Pihak pertama yang mendesaknya adalah kodrat dosa, sebab semua manusia telah kehilangan kemuliaan Allah. Manusia yang hidup di bawah kuasa dosa tidak mungkin bisa berkenan kepada-Nya (Rm 8:8).

Oleh karena itulah Tuhan Yesus berkata, “Roh memang penurut, tetapi daging lemah.” Di sini kata “penurut” aslinya adalah prothymos yang berarti “bersedia; ingin sekali”; sedangkan lemah aslinya ditulis asthenes yang berarti “tanpa kekuatan; sakit; lemah; tidak berdaya”.

Pihak kedua yang mendesak roh manusia adalah pengaruh dunia jahat di sekitar kita, yang terlanjur mewarnai jiwa manusia. Jika jiwa yang mengendalikan seluruh hidup manusia memuat isi yang bertentangan dengan kehendak Allah, maka seluruh kelakuan hidup orang itu pun pasti rusak. Perbaikan karakter dari aspek jiwa – yang sekarang dikerjakan oleh masyarakat modern – hanya membuat orang baik, tetapi tidak membuat orang dikenan Tuhan. Yang dikenan-Nya adalah orang yang hidup menurut roh, sebab kehendak roh sama dengan kehendak Bapa.

Oleh sebab itu setelah kita menerima Kristus, jiwa kita harus terus-menerus diperbarui oleh Firman-Nya. Roh manusia menjadi lemah kalau jiwanya tidak dipenuhi dengan kebenaran Tuhan. Roh di dalam diri manusia itu sendiri akan menjadi kuat kalau isi jiwanya diubah. Tidak ada cara lain agar roh manusia dapat menguasai jiwa dan jiwa mengendalikan kehidupan, selain menguduskannya dengan kebenaran Firman Kristus (Yoh 17:17). Itu juga penghargaan atas diri kita sendiri.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 26 Juni 2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *