Batu Penjuru

Sikap seseorang terhadap Tuhan Yesus hari ini sangat menentukan kehidupannya di kekekalan kelak.

Batu penjuru yang dalam bahasa Yunani akrogonyaios merupakan batu dalam bentuk khusus, yang digunakan untuk menjadi pengikat pada sebuah bangunan pada jaman dahulu di Israel. Batu penjuru memiliki bentuk khusus agar dapat berfungsi sebagai pengikat, dan harus ditempatkan di tempat yang tepat untuk dapat mengikat struktur bangunan tersebut. Biasanya batu penjuru diletakkan di sudut tembok. Kadang-kadang seorang tukang bangunan tidak jeli, sehingga batu yang seharusnya digunakan sebagai batu penjuru malah dibuang (1 Pet 2:7). Tukang bangunan yang bodoh itu tidak mengenali batu penjuru dan tidak tahu fungsinya. Mereka tidak memahami kegunaan batu tersebut.

Hal ini bisa menjadi gambaran sikap seseorang terhadap Tuhan Yesus. Sikap seseorang terhadap Tuhan Yesus hari ini sangat menentukan kehidupannya di kekekalan kelak. Mungkin hari ini saudara bertanya, “Apa bedanya orang yang sungguh-sungguh dengan Tuhan dan yang tidak sungguh-sungguh?” Tentu ada bedanya. Perbedaannya adalah dalam bagaimana bersikap dengan benar terhadap Tuhan Yesus, dan bagaimana meresponi-Nya sebagai juru selamat.

Banyak orang menerima Tuhan Yesus sebagai Juruselamat karena mereka memiliki kepentingannya sendiri, yaitu agar kebutuhan-kebutuhan jasmaninya dipenuhi, cita-citanya tercapai, hidup di dunia terbebas dari persoalan dan berbagai ambisi pribadi lainnya. Jika begini, mereka tidak memperlakukan Tuhan Yesus secara benar. Mereka seperti seseorang yang datang kepada Tuhan Yesus meminta agar Tuhan menyelesaikan masalah warisan dengan saudaranya (Luk 12:13-15). Tatkala Tuhan Yesus sedang sibuk dalam visi dan urusan-Nya, orang ini datang dengan urusannya sendiri. Mereka tidak menyadari apa sesungguhnya manfaat kehadiran Tuhan dalam hidup mereka. Mereka memperlakukan Tuhan Yesus secara tidak hormat.

Sebaliknya, menghargai Kristus seperti batu penjuru yang mahal dalam sebuah bangunan merupakan respons yang benar. Dengan ini kita menghormati Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamat yang dapat membawa manusia kepada keselamatan yang sesungguhnya. Maka kita harus membuka mata, bahwa saat Tuhan Yesus ditempatkan sebagai sosok yang menyelesaikan masalah-masalah jasmani tetapi tidak diajarkan sebagai Juruselamat yang membawa manusia menjadi sempurna di hadapan Bapa, kita tahu bahwa itu penyesatan dari iblis.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 6 Februari 2011

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *