Penyesalan Tak sama dengan Pertobatan

Penyesalan semata tidak berarti, tetapi pertobatan menuju kesempurnaan ialah hakikat menjadi pengikut Kristus.

Rasul Paulus mengatakan bahwa kita harus memilih apakah hidup di dalam pimpinan daging atau Roh. Apa pun juga segi dan aspek di dalam hidup kita, jika itu bersumber kepada daging, berarti kita belum hidup menurut Roh Allah dan berarti belum layak menyebut diri anak Allah.

Pengertian ini merupakan kunci untuk menjelaskan mengapa Tuhan Yesus mempunyai dua orang murid yang sama-sama diajar oleh Tuhan, memiliki dasar-dasar teologi dari sumber yang sama, dalam periode waktu yang sama dan kualitas ajaran yang sama, namun hasilnya berbeda. Petrus, murid yang menyangkal Yesus tiga kali belakangan menjadi seorang rasul yang luar biasa (Kis. 2-3). Sungguh tidak dapat kita duga, seorang yang nampak kurang “nyambung” dengan Tuhan Yesus, menjadi pribadi yang unggul di kemudian hari. Akhirnya, menurut sejarah gereja, Petrus meninggal disalib dengan kepala di bawah. Itulah permohonan yang diajukannya, karena ia tidak merasa layak untuk mati dan disalib seperti Tuhan Yesus.

Bandingkan dengan Yudas Iskariot. Ia menjual Yesus dengan 30 keping perak (Mat 26:15) dan kemudian menggantung dirinya (Mat 27:5). Ia tidak mengerti bahwa sekalipun bersalah, Tuhan mau mengampuninya dan ia masih bisa dipakai Tuhan seperti Petrus dan murid-murid yang lain. Mungkin kita luput untuk menyimak kisah kecil dalam Yoh 12:4-6;, bahwa Yudas sering mencuri uang kas. Jadi memang Yudas tidak berjuang untuk hidup dipimpin oleh Roh, sebab kesehariannya dipenuhi oleh keinginan daging. Ini berbeda dengan proses perubahan di dalam diri Petrus ketika diterangi oleh kebenaran.

Jadi masalahnya bukan terletak pada kesalahan yang dilakukan Petrus maupun Yudas, namun pada kerelaan untuk berubah, bertobat dan belajar dipimpin oleh Roh.

Petrus telah berhasil untuk bertobat. Hasilnya luar biasa: “Ketika sidang itu melihat keberanian Petrus dan Yohanes dan mengetahui, bahwa keduanya orang biasa yang tidak terpelajar, heranlah mereka, dan mereka mengenal keduanya sebagai pengikut Yesus.” (Kis 4:13). Yudas menyesal, Petrus juga. Namun Yudas tidak bertobat dan berbalik, sementara Petrus berbalik dan berubah. Banyak orang menyesal karena berdosa, namun seharusnya melakukan langkah berikutnya yaitu berbalik dan bertobat, itulah esensi hidup dipimpin oleh Roh. Yaitu tidak menyisakan sedikit pun porsi hidup untuk dipimpin oleh daging.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 31 Oktober 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *