Harus Dipersoalkan Serius

Jadi kalau seseorang merasa sudah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi tidak ada tindakan konkret yang menunjukkan percayanya tersebut, itu berarti ia belum benar-benar percaya di hatinya; imannya palsu

Perhatikan kalimat dalam Roma 10:10 “Karena dengan hati orang percaya dan dibenarkan, dan dengan mulut orang mengaku dan diselamatkan”. Ayat ini sering dipahami secara dangkal sehingga bisa menimbulkan kesalahan yang fatal. Kesalahan tersebut ialah, banyak orang Kristen yang sebenarnya belum selamat merasa sudah selamat. Ketika seorang Kristen ditanya, “Apakah Anda sudah selamat?” Jawabnya, “Sudah,” dengan alasan ia merasa sudah percaya kepada Tuhan Yesus, dan mulutnya mengaku bahwa Tuhan Yesus adalah Juruselamat.

Keyakinan keselamatan seperti ini kemudian dilegalisasi atau disahkan sebagai kepercayaan atau iman yang benar. Mereka dinyatakan sebagai “orang-orang beriman”. Benarkah ini? Harus dipersoalkan dengan serius, sejauh apakah ekspresi kepercayaan dan pengakuan kepada Yesus. Seseorang yang mengatakan “I love you” kepada orang lain tetapi tidak diekspresikan secara konkret dalam perbuatan, bisa berarti suatu pelecehan. Ucapan “I love you” harus disertai eskpresi sebagai bukti dari pernyataan tersebut. Demikian pula kalau kita mengaku dengan mulut dan percaya dengan hati, maka pasti ada ekspresinya. Dalam hal ini Yakobus menyatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati (Yak 2:26). Iman harus diekspresikan dengan perbuatan.

Iman itu bukan sekedar gerak perasaan dan pikiran, tidak cukup diekspresikan dengan pernyataan bibir. Iman adalah perbuatan sebagai respons terhadap anugerah yang diberikan Tuhan. Model iman yang benar adalah iman Abraham, yang meresponi Tuhan sebagai wujud imannya dengan tindakan (Kej 15:6). Jadi kalau seseorang merasa sudah percaya kepada Tuhan Yesus, tetapi tidak ada tindakan konkret yang menunjukkan percayanya tersebut, itu berarti ia belum benar-benar percaya di hatinya; imannya palsu. Kita harus jujur melihat keberadaan iman kita masing-masing. Bila ternyata iman kita masih palsu, maka kita harus mulai membenahi diri guna melangkah meresponi anugerah keselamatan dengan tindakan konkret, yaitu dengan mengenal kebenaran Firman Tuhan dan melakukannya. Namun ini hendaknya tidak dipahami bahwa perbuatan manusia dapat menyelamatkan. Kita diselamatkan hanya oleh anugerah, yaitu dengan beriman kepada Tuhan Yesus Kristus, bukan karena berbuat baik. Tetapi beriman adalah bertindak. Tindakan itu tidak diperhitungkan sebagai jasa atau upaya untuk memperoleh keselamatan, tetapi hanya respons, ekspresi semata-mata.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 12 September 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *