Jangan Coba-coba Interupsi

Memang ketika seorang anak Tuhan melakukan interupsi, ia tidak bermaksud untuk meninggalkan Tuhan atau mengkhianati-Nya; tetapi tindakan menikmati selingan ini dapat membinasakan

Pada proses pertumbuhan kedewasaan rohani kita, sering terjadi gangguan berupa interupsi (penyelaan) yang sengaja kita lakukan. Interupsi yang dilakukan terus-menerus bisa menghentikan proses pertumbuhan yang sedang berlangsung, bahkan dapat membinasakan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata, “Ingatlah akan istri Lot.” Di tengah perjalanan melarikan diri dari Sodom, istri Lot melakukan interupsi dengan menoleh ke belakang (Kej 19:26). Karya keselamatan yang disediakan Tuhan gagal diperolehnya. Interupsi-interupsi inilah yang dapat menghentikan laju perjalanan kedewasaan dan kesempurnaan. Iblis sangat cakap menciptakan hal-hal yang dipandang indah sebagai interupsi terhadap proses pertumbuhan pengenalan akan Tuhan atau apa yang baik yang seharusnya dicapai.

Interupsi ini sama dengan apa yang sering disebut sebagai “selingan”. Di tengah kesibukan Yudas Iskariot melayani Tuhan sebagai bendahara-Nya (Yoh 13:29), ia punya bisnis sendiri sebagai selingan. Dalam melewati hari-hari hidupnya, pada dasarnya Yudas tidak benar-benar bersih dan berkenan kepada Tuhan, walaupun ia termasuk deretan murid-murid yang dekat dengan Tuhan; bahkan sebagai kepercayaan Tuhan Yesus untuk memegang kas. Yudas tidak jujur. Hatinya bengkok dan ia tidak menyadari bahwa dirinya jahat (Yoh 12:6). Kehidupan seperti ini membuka peluang Iblis masuk dalam dirinya dan menguasai hidupnya (Luk 22:3). Walaupun ia memiliki nurani yang “lumayan baik”; ternyata ia tidak sanggup untuk keluar dari belenggu kuasa kegelapan yang telah mengikat dirinya selama bertahun-tahun.

Sebetulnya Yudas bukannya mau memperdaya Tuhan Yesus agar Ia mati di kayu salib; tetapi ia mau memperdaya imam-imam dengan “menjual” Tuhan Yesus (Mat 26:14-16). Artinya, mengupayakan tertangkapnya Tuhan Yesus di tangan tentara Roma dan orang-orang yang memusuhi-Nya. Perkiraan Yudas, setelah proses pengadilan, Tuhan Yesus akan dibebaskan; sebab tidak akan didapati kesalahan apa pun pada diri-Nya. Tetapi perhitungan Yudas meleset. Tuhan Yesus akhirnya dihukum mati. Demi melihat hal tersebut, ia menyesal dan mengembalikan 30 keping perak. Terlambat. Vonis telah jatuh (Mat 27:3-5). Memang, ketika seorang anak Tuhan melakukan interupsi, ia tidak bermaksud untuk meninggalkan Tuhan atau mengkhianati-Nya; tetapi tindakan menikmati selingan ini dapat membinasakan.

Banyak selingan dilakukan oleh orang percaya dengan hati sejahtera tanpa merasa berdosa, padahal itu berbahaya. Anak-anak muda yang mencoba dugem di tengah-tengah kegiatan kuliahnya bisa keranjingan lalu mengandaskan cita-citanya. Ibu-ibu yang coba-coba “ngumpul” dengan teman-teman yang tidak takut Tuhan bisa terseret ke lembah gelap. Pria-pria yang sudah beristri coba-coba bergaul dengan orang yang suka pergi ke tempat-tempat yang tidak pantas, bisa terdampar di sana. Oleh sebab itu, jangan coba-coba mencari selingan. Bukan saja menghambat perjalanan, tetapi juga dapat membinasakan dalam kehidupan. Waspadalah!

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 28 Maret 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *