Sepenuhnya atau Tidak Sama Sekali

Mendahulukan Kerajaan Allah berarti mengubah cara kita memandang hidup ini, yaitu menjadikan Tuhan tujuan hidup kita satu-satunya.

Hal yang paling merusak “perburuan” kita terhadap Tuhan adalah kekhawatiran. Mengapa seseorang khawatir? Sebab ia takut akan terjadi sesuatu yang buruk dalam kehidupan di bumi ini. Untuk melindungi dirinya sendiri, ia berusaha memiliki harta sebanyak-banyaknya. Padahal harta tidak dapat menopang kehidupan kita selamanya. Tuhan Yesus mengatakan bahwa hidup manusia tidaklah tergantung dari kekayaan (Luk 12:15). Jangan mencoba memproteksi diri atau meraih kebahagiaan dengan banyaknya harta. Tuhan menyebutnya kebodohan (Luk 12:16-20).

Ketika berbicara mengenai hal mendahulukan Kerajaan Sorga (Mat 6:33), terlebih dahulu Yesus berbicara mengenai kekhawatiran (Mat 6:25-32). Kita harus bekerja keras, rajin dan giat serta menjaga kesehatan. Ini bukan berarti kita tidak peduli hari esok. Tentu kita mempersiapkan dan menyongsong hari esok sebatas yang bisa kita lakukan. Di luar itu, terserah Tuhan. Ini kita lakukan agar fokus kita tidak menjadi melenceng dalam mendahulukan Kerajaan Sorga.

Pertaruhan dan pengorbanan untuk memiliki cara pandang baru terhadap hidup adalah seluruh hidup. Kita tidak bisa menjadikannya sambilan. Pertaruhan dan pengorbanan yang sedikit tidak akan membawa kita kepada pengenalan dan kehendak-Nya secara penuh. Demi agar “perburuan” kita terhadap Tuhan dapat berjalan lancar atau tidak terhambat, Firman-Nya menasihati kita bahwa kita harus memiliki rasa cukup (1 Tim 6:6-7). Tanpa rasa cukup manusia tidak akan pernah berhenti memburu sesuatu yang “bukan Tuhan”.

Pertaruhan dan pengorbanan yang berat adalah ketika seseorang harus melakukan “barter”. Dalam kitab Filipi dikatakan: “Tetapi apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya. Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus” (Flp 3:7-8). Paulus menunjukkan bahwa melepaskan semuanya dan menganggapnya sampah, adalah hasil dari cara memandang hidup yang diubah. Bila kita bisa mengatakan seperti yang Paulus katakan, maka kita menemukan kemerdekaan yang sejati. Sebenarnya pola pikir seperti ini juga dikenal oleh beberapa agama di dunia, yang berusaha melepaskan diri dari “percintaan dunia”. Hanya bedanya mereka tidak memiliki Tuhan Yesus Kristus dan kebenaran-Nya.

Hidup adalah menemukan Tuhan, mengenal-Nya dengan baik dan melakukan segala sesuatu yang dikehendaki-Nya. Karena Tuhan kita lebih luas dari jagat raya ini dan Dialah Pribadi Agung yang tak terselami, maka untuk menemukan Tuhan, mengenal dan melakukan kehendak-Nya dibutuhkan perjuangan yang mengabaikan segala hal lainnya. Kalaupun seseorang menikah, bekerja dan melakukan segala kegiatan lain, harus merupakan bagian dari “memburu” Tuhan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus tegas berkata, “Kumpulkan harta di Sorga, bukan di bumi” (Mat 6:19-20); “Tak seorang pun dapat mengabdi kepada dua tuan” (Mat 6:24). Ini berarti kita harus mengabdi kepada Tuhan satu-satunya dan sepenuhnya, atau tidak usah sama sekali. Mendahulukan Kerajaan Allah berarti mengubah cara kita memandang hidup ini, yaitu menjadikan Tuhan tujuan hidup kita satu-satunya.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 7 Maret 2010

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *