Bahaya pertama yang ada dalam gereja Tuhan adalah orang-orang yang melayani Tuhan di dalam gereja tetapi mereka tidak menjadi dewasa dalam iman. Bahaya yang tidak kalah pentingnya dari bahaya yang pertama adalah bahaya yang kedua yang terdiri dari tiga hal:
Pertama, dalam Roma 12:7 dikatakan: ”Jika karunia untuk melayani baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar baiklah kita mengajar.” Hal yang perlu kita awasi adalah: Adanya orang-orang yang ada di dalam gereja dan mereka melayani Tuhan tetapi tidak mempersembahkan hidup mereka sebagai persembahan yang kudus dan berkenan di hadapan Allah. Kalau ada orang di dalam gereja dan mereka melayani Tuhan tetapi tidak mempersembahkan hidupnya kepada Tuhan, ini adalah sebuah bahaya yang besar. Dalam Roma 12:1, Tuhan meminta kita untuk memberikan tubuh kita sebagai persembahan yang hidup. Berbicara tentang persembahan, kita mengingat tentang persembahan Kain dan Habel, kita ingat persembahan Abraham: kita ingat Ishak dipersembahkan oleh Abraham, persembahan itu harus persembahan yang hidup dan dia dibunuh, dimatikan di atas mezbah. Anak domba yang tidak bercacat yang kudus dan berkenan dihadapan Allah artinya yang Allah suka dan memenuhi kriteria Tuhan. Dikatakan oleh firman Tuhan bahwa persembahan itu ditaruh di atas mezbah kemudian di atas mezbah itu disembelih. Mengapa tidak dikatakan pemberian tetapi persembahan? Berarti ada sesuatu yang harus diletakkan di atas mezbah dihadapan Tuhan dan sesuatu yang diletakkan di atas mezbah itu adalah sesuatu yang harus disembelih, sesuatu yang harus jadi korban di situ. Apapun pelayanan kita, kita harus kembali kepada satu pemahaman bahwa saya melayani oleh karena saya dilayakkan oleh Tuhan melalui sesuatu yang saya sudah persembahkan kepada Tuhan, saya korbankan kepada Tuhan, itu sebabnya pelayanan itu identik dengan pengorbanan, kita memberikan tubuh kita, kita memberikan hidup kita. Kalau pelayanan itu identik dengan pengorbanan maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melayani. Dalam Roma 12:1 dikatakan: “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup,_yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.” Kata ibadahmu yang sejati diterjemahkan “spiritual service” dan kalau kita terjemahkan lagi “spiritual service” ini, kita akan ketemukan kata melayani dalam pelayanan rohani dan ini dikhususkan kepada para pelayan-pelayan Tuhan. Dan firman Tuhan berkata kepada kita sekalian bahwa hal yang berbahaya jikalau kita ternyata adalah pelayan Tuhan tetapi kita tidak memahami arti dan pada pengorbanan bagi pelayanan itu sendiri. Waktu demikian berharga buat kita karena tidak semua orang punya kesempatan untuk melayani. Kita tidak perlu mengeluh waktu kita diminta oleh hari kita untuk berkorban, tetapi diwaktu hati kita meminta kita untuk berkorban, jangan ditahan. Adakalanya di dalam “spiritual service”, saya harus melayani Tuhan dengan setia dan keadaan tidak menjadi berubah menjadi tidak suka cita sekalipun saya tidak dihargai. Orang-orang mempersembahkan hidupnya untuk melayani, dia tidak akan menjadi kecewa hanya karena ada orang yang tidak menghargai dia. Selama hati kita melayani Tuhan, mendedikasikan seluruhnya bagi Tuhan, kita melakukan bagi Tuhan, lakukanlah itu.
Hal yang kedua, dalam Roma 12:2 dikatakan: “Janganlah kamu menjadi serupa dengan dunia ini, tetapi berubahlah oleh pembaharuan budimu, sehingga kamu dapat mambedakan manakah kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan kepada Allah dan yang sempurna.” Adanya orang-orang yang melayani Tuhan tetapi masih berkelakuan duniawi, atau masih satu image dengan dunia. Yang membedakan hanya karena dia ada di dalam gereja dan melayani sementara orang lain tidak melayani di dalam gereja, tetapi waktu mereka berdiri bersama-sama di luar, orang tidak dapat membedakan mana pelayan dan yang mana bukan pelayan. Kita tidak perlu melayani kalau kita dilihat orang, tetapi pelayanan yang hebat itu adalah pada saat tidak seorangpun melihat engkau, pelayanan yang luar biasa adalah pada saat semua orang tidak menghargai kita tetapi kita tetap setia melakukannya. Fenomena yang terjadi sekarang ialah kalau saya tidak dihargai saya akan pergi ke gereja lain yang mudah-mudahan bisa memberikan penghargaan kepada saya. Pelayanan itu tidak diukur dari seberapa besarnya yang engkau terima tetapi pelayanan itu diukur dari seberapa besarnya yang engkau berikan untuk Tuhan. Kita tidak bisa memberi kalau kita tidak berpola pada pemberian Kristus. Karena Kristus sudah lebih dahulu memberi maka waktu kita memberi maka kita merasa bahwa itu tidak seimbang dengan apa yang Yesus berikan untuk kita. Itulah sebabnya kita memberikan yang terbaik untuk Tuhan. Persoalan di dalam bahagian yang kedua ini adalah mereka yang melayani tetapi pikiran mereka belum transform dari firman yang dikerjakan melalui pertobatan. Kita tidak bisa melayani dan kita tidak bisa berkorban bagi pekerjaan Tuhan kalau firman itu tidak transform didalam kehidupan kita.
Hal yang ketiga. Di dalam Roma 12:7 dikatakan: “Jika karunia untuk melayani, baiklah kita melayani; jika karunia untuk mengajar, baiklah kita mengajar.” Yang menjadi tantangan atau awasan atau mungkin sebuah bahaya dalam gereja ialah jika ada seorang yang melayani tetapi tidak mengerti dan tidak tahu apa karunianya. Setiap pelayan Tuhan harus mengerti karunianya dan kalau kita mengerti karunia kita, kita akan menjadi luar biasa di situ. Kalau selama ini kita hanya buat apa yang kita mau untuk menyenangkan Tuhan, sekarang mari kita balik, kita melakukan apa yang Tuhan mau kita lakukan untuk menyenangkan hati Tuhan.
Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 23 September 2012