Menyongsong Tahun Baru

Tuhan pasti mengawal langkah kita untuk dipersiapkan memasuki negeri-Nya

Dalam beberapa wawancara selalu orang bertanya bagaimana prospek masa depan, yaitu keadaan dunia tahun 2010. Selalu saya jawab dunia tidak akan bertambah baik. Ini adalah jawaban yang paling jujur walaupun jawaban yang paling tidak menyenangkan. Tentu hal ini dialaskan atau didasarkan pada apa yang Alkitab tulis dalam Matius 24:12, 2Tim 3:1-3 dan Daniel 12:10.

Dengan memandang dunia seperti ini apakah kita tidak menjadi pesimis hidup? Jawabannya bisa ya dan tidak. Jawabannya ya, kalau seseorang mengharapkan dunia menjadi Firdaus di jaman ini. Tetapi kalau seseorang mengerti Firman Tuhan dan percaya bahwa dunia yang akan datang adalah dunia yang dirancang Tuhan untuk umat pilihan-Nya, kita tidak akan menjadi pesimis sebaliknya kita menjadi optimis. Optimis menyongsong hari esok yang penuh harapan. Tentu masalahnya di sini adalah masa depan yang bagaimana. Kalau masa depan dimengerti sebagai keadaan hidup kita di bumi hari ini tentu kita menjadi pesimis tetapi kalau masa depan adalah terwujudnya rencana Tuhan membangun kerajaan-Nya bagi umat pilihan-Nya kita menjadi optimis.

Jadi bagaimana sikap hati kita? Pesimis atau optimis tergantung tujuan hidup seseorang. Memasuki tahun baru kita harus mulai pindah arah. Kalau tidak mulai pindah arah, kita akan stress bahkan depresi menghadapi keadaan dunia yang tidak bertambah baik. Cobalah bersikap jujur, dari tahun ke tahun orang berharap tahun baru atau tahun ke depan yang dihadapi menjadi tahun keberuntungan, tetapi ternyata keadaan dunia memburuk. Dunia makin diwarnai dengan kesukaran-kesukaran. Teknologi memang makin canggih tetapi kesulitan manusia juga semakin banyak dan sulit ditanggulangi.

Banyak orang tidak percaya dunia ini akan tenggelam. Mereka mencoba memperjuangkan kelestariannya dan membuat berbunga-bunga seindah dan semewah mungkin. Inilah tanda akhir jaman, orang kawin-mengawinkan dan makan minum (Luk 17:26-27). Banyak orang sombong seperti jaman Nuh, mereka mengolok-olok Nuh dan menganggapnya gila. Mereka tidak percaya bahwa bumi akan ditenggelamkan oleh air. Tetapi Firman Tuhan tidak dapat dibantah. Manusia hari ini juga tidak mau tahu bahwa bumi pernah ditenggelamkan oleh air dan akan dipersiapkan untuk penghukuman terakhir yaitu penghukuman dengan api (2Pet 3:3-7).

Lalu langkah apa yang harus kita lakukan? Kita harus mempersiapkan diri menghadapi hari-hari yang makin sulit, mempersenjatai diri dengan percaya bahwa Tuhan tetap di pihak kita dan tidak akan meninggalkan kita. Tuhan pasti mengawal langkah kita untuk dipersiapkan memasuki negeri-Nya. Keadaan sulit dan makin sulit yang dialami dunia merupakan cara Tuhan menyempurnakan gereja-Nya. Kita tidak perlu kuatir Tuhan pasti mengatur volume kesukaran sehingga kita sanggup memikul beban yang Tuhan ijinkan kita pikul. Kita memang turut serta dalam menanggulangi persoalan hidup manusia bukan untuk menciptakan firdaus atau sorga di bumi tetapi untuk memperlambat kehancuran dunia, sedikit menunda kehancuran dunia agar jiwa-jiwa diselamatkan (2Pet 3:9). Akhirnya kita harus terlebih dahulu membenahi diri dengan sungguh-sungguh. Waktunya makin singkat. Kita harus memanfaatkan kesempatan terbatas ini.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 27 Desember 2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *