Cara Menghadapi Pergumulan

1 Tawarikh 14:8-17

Life is full with struggle. Hidup manusia penuh dengan pergumulan. Seorang pendeta mengatakan manusia hidup menghadapi 3 kondisi pergumulan. Kondisi pertama sedang dalam pergumulan, kondisi kedua baru keluar dari pergumulan dan kondisi ketiga baru masuk ke dalam suatu pergumulan baru. Hidup manusia tidak lepas dari pergumulan. Ada yang bergumul tentang pekerjaan, jodoh, keuangan, rumah tangga. Orang yang masih single memiliki pergumulan sendiri, orang yang menikah juga memiliki pergumulan sendiri. Setiap orang memiliki pergumulan yang berbeda. Berbeda tingkat kedudukan dan status sosial, berbeda pula tingkat kesulitan pergumulannya. Semakin tinggi kedudukan atau status sosial seseorang, semakin berat pergumulan yang dihadapi. Daud, ketika ia masih remaja, ia diurapi menjadi raja oleh Samuel. Pergumulannya saat itu tidaklah terlalu berat. Tantangan paling berat yang ia hadapi hanyalah Goliat. Ketika Daud diangkat menjadi raja atas Israel, pergumulan yang dihadapipun semakin berat. Seluruh raja bangsa Filistin bangkit bersatu melawan dia. Alkitab mengatakan bahwa orang Filistin berkumpul di suatu tempat yang disebut Refaim yang artinya the house of giants, rumah para raksasa, yakni tempat berkumpulnya para raksasa. Mereka berkumpul disana untuk menyerang Daud. Meskipun yang dihadapinya adalah para raksasa, Daud tidak takut.

Saudara mungkin sedang menghadapi raksasa pergumulan. Raksasa itu mungkin berupa ketakutan, kemustahilan, bisnis yang sedang macet, tagihan kartu kredit yang numpuk, masalah rumah tangga yang sedang rumit. Apabila saudara sedang berhadapan dengan raksasa pergumulan, janganlah takut. Belajarlah seperti Daud. Ada 3 hal yang dilakukan Daud dalam menghadapi orang-orang Filistin.

Pertama, Daud maju menghadapi orang-orang Filistin (ayat 8). Jay Adam seorang psikolog Kristen terkenal di Amerika, mengatakan bahwa ketika manusia mengalami masalah, ada 3 kecenderungan yang dilakukan. Kecenderungan pertama, cenderung melarikan diri dari masalah. Seorang pecundang cenderung memilih untuk melarikan diri dari masalah yang sedang dihadapi. Melarikan diri dari tanggungjawab. Melarikan diri dari fakta. Lari kepada obat-obat terlarang. Lari ke luar negeri. Lari dari masalah dan pergumulan yang sedang dihadapi. Kecenderungan kedua, cenderung takut menghadapi masalah. Orang-orang yang demikian cenderung mengalami depresi, terintimidasi, gentar, takut dan menjadi tawar hati. Sehingga orang yang demikian cenderung tidak berdaya. Kecenderungan ketiga, maju menghadapi masalah. Pada kenyataannya banyak orang yang melarikan diri dari masalah atau takut menghadapi masalah. Akan tetapi Daud berbeda. Daud adalah seorang pejuang sejati. Daud tidak takut dan tidak melarikan diri dari masalah. Daud maju menghadapi orang-orang Filistin dengan perjuangan. Daud maju mengkonfrontasi musuh-musuhnya. Apapun masalah yang kita hadapi, janganlah melarikan diri, jangan merasa takut ataupun tawar hati. Tetapi belajarlah seperti Daud. Milikilah mental pejuang. Seorang pejuang tidak mudah menyerah. Kalau jatuh, seorang pejuang akan bangun lagi. Majulah menghadapi masalah dengan perjuangan.

Kedua, Daud bertanya kepada Allah (ayat 10). Daud mengandalkan Allah. Ia mencari Allah. Di dalam kitab 2 Samuel 5:7 menceritakan, ketika bangsa Filistin mengepung Daud, Daud lari ke kubu pertahanan. Kubu pertahanan adalah doa. Daud menghadapi masalah dengan berdoa. Meskipun Daud sering berhadapan dengan orang Filistin, Daud tidak mengandalkan kekuatan sendiri. Daud tetap bertanya kepada Allah. Daud tetap berdoa. Ketika kita menghadapi masalah, janganlah mengandalkan manusia atau kekuatan diri sendiri. Jika kita mengandalkan manusia, kita pasti kecewa karena manusia terbatas. Life is unpredictable. Banyak hal terjadi di luar dugaan kita, karena otak dan kemampuan kita terbatas. Sedang Allah Pencipta langit dan bumi tidak terbatas. Allah dapat melakukan hal yang tidak masuk akal. Allah dapat bekerja melampaui apa yang dapat kita pikirkan. Lazarus sudah meninggal 4 hari, sudah berbau tetapi dibangkitkan oleh Yesus. Dengan 5 ketul roti dan 2 ekor ikan, Yesus memberi makan 5000 orang laki-laki dan masih ada tersisa 12 bakul. Carilah Tuhan dan andalkan Tuhan sebab firman Tuhan mengatakan, terkutuklah orang yang mengandalkan kekuatan manusia dan yang mengandalkan kekuatan diri sendiri (Yer 17:6). Tetapi diberkatilah orang yang mengandalkan Tuhan (Yer 17:7). Tuhan pasti mendengar dan menjawab orang yang mencari Dia. Carilah Tuhan, maka jalan akan dibukakan bagimu. Percayalah kepada Tuhan maka mujizat demi mujizat akan terjadi. Akuilah Dia dalam segala lakumu, maka Ia akan meluruskan jalanmu (Amsal 3:6). Dengarkan Tuhan, maka Ia akan menuntunmu berjalan di dalam jalur Tuhan.

Ketiga, Daud menerobos bersama Allah (ayat 11). Daud memukul kalah orang Filistin di Baal-Perasim. Berkatalah Daud, “Allah telah menerobos musuhku dengan perantaraanku seperti air menerobos.” Kata-kata “…dengan perantaraanku…” menunjukkan bahwa yang menerobos adalah Allah, Allah menerobos melalui Daud. Ada kerjasama antara Daud dengan Allah. Daud berpartner dengan Allah. Partner antara Allah yang tidak terbatas dengan manusia yang terbatas. Partner antara kemampuan Allah dengan kesediaan manusia. Waktu malaikat mengabarkan kepada Maria bahwa Maria akan mengandung dan melahirkan Anak yang akan dinamakan Yesus, Maria berkata mana mungkin itu terjadi sebab ia belum bersuami. Tuhan tidak bertanya mungkin atau tidak tetapi bersedia tidak. Kemudian Maria menjawab; “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan, jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” Ketika kita bersedia, ketika kita berpartner dengan Allah yang mampu maka akan terjadi terobosan. Tempat itu dinamakan Baal-Perasim artinya ahli terobosan; master of breakthrough, atau dengan arti lain: burst out; jebol, explode; ledakan. Yang harus diperhatikan dalam berpartner dengan Tuhan adalah pertama seirama dalam waktunya Tuhan. Kita tidak memakai patokan waktu kita, tetapi waktunya Tuhan, seirama dengan waktunya Tuhan. Yang kedua dalam berpartner dengan Tuhan adalah seirama dengan strateginya Tuhan. Hadapi setiap masalah kita dengan tetap menantikan waktunya Tuhan dan tetap berjalan seirama dengan cara dan strategi Tuhan maka terobosan akan terjadi.

Kesimpulan. Masalah apakah yang sedang saudara alami? Raksasa apakah yang sedang saudara hadapi? Seberat apapun masalahmu, jangan takut, jangan tawar hati. Tawar hati hanya akan membuat kita tidak berdaya. Majulah! Berjuanglah! Percayalah kepada Tuhan dan berdoalah. Bertanyalah kepada Tuhan, dengarkanlah Tuhan dan andalkanlah Tuhan. Berpartnerlah dengan Allah. Alamilah terobosan bersama Allah. Tuhan memberkati.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 18 Agustus 2019