Hidup Dipimpin Roh Kudus

Galatia 5:16-26

Tema utama Surat Paulus kepada jemaat Galatia adalah Hukum Taurat ataukah Injil. Jadi apakah orang Kristen masih hidup dibawah Hukum Taurat ataukah hidup dibawah Injil? Pada waktu itu orang-orang Kristen di Galatia sudah menerima Kristus, hidupnya harusnya berada dibawah Injil. Itulah sebabnya datang orang-orang Kristen tetapi latar belakangnya orang Yahudi, akan tetapi mereka diharuskan untuk disunat dahulu dengan kata lain ada pengaruh yang mengatakan bahwa orang Kristen harus disunat baru dibaptis. Hal ini dalam zaman gereja awal menjadi pertanyaan, kalau orang terima Yesus, apakah boleh langsung dibaptis atau sunat dahulu?

Dalam Kisah Para Rasul dikatakan, para Rasul bersidang dan memutuskan untuk tidak perlu melalui Hukum Taurat. Jadi ada orang-orang yang mempengaruhi jemaat Galatia akan tetapi Paulus mengatakan: tidak! Bagi Paulus, kita tidak lagi hidup dibawah Hukum Taurat tetapi hidup dibawah anugerah Injil. Paulus mengatakan dalam Pasal 5:13-15: “Saudara-saudara, memang kamu telah dipanggil untuk merdeka. Tetapi janganlah kamu mempergunakan kemerdekaan itu sebagai kesempatan untuk kehidupan dalam dosa, melainkan layanilah seorang akan yang lain oleh kasih. Sebab seluruh hukum Taurat tercakup dalam satu firman “Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri”! Tetapi jikalau kamu saling menggigit dan saling menelan, awaslah, supaya jangan kamu saling membinasakan.” Jadi ada pengaruh yang mengatakan bahwa orang Kristen harus tunduk dibawah Hukum Taurat oleh sebab itu Paulus katakan: Tidak! Karena kita tidak diselamatkan karena menjalankan hukum Taurat akan tetapi kita diselamatkan semata-mata oleh anugerah Allah.

Tetapi tidak berarti bahwa karena kita tidak hidup dibawah Hukum Taurat, lalu kita boleh hidup suka-suka. Tidak! Sebab siapa yang sudah dibaptis dalam nama Tuhan Yesus, dalam dirinya sudah ada Roh Kudus. Dan kalau orang hidup dibawah Roh Kudus, maka ia tidak mungkin melakukan hal-hal yang buruk. Oleh karena itu Paulus katakan, pada hakekatnya ketika kita dibaptis, ketika kita menerima Kristus, dalam diri kita juga sudah ada kuasa Roh Kudus yang bekerja. Jadi begitu kita percaya pada Kristus, menerima Kristus, dalam diri kita ada kuasa Roh Kudus yang memimpin kita. Akan tetapi apa akibatnya? Akibatnya adalah dalam diri ini ada dua kekuatan yang bertarung, yang satu namanya daging dan yang satu lagi namanya Roh. Walaupun di dalam diri kita sudah ada Roh Kudus, tetapi kita masih hidup di dalam daging dan selama kita masih dalam daging, kita masih punya kedagingan.

Karena itu Paulus katakan apakah kita mau hidup menurut daging atau menurut Roh? Dalam peperangan antara daging dengan Roh itu apa sikap kita? Kalau daging menang, kita menjadi jahat, sebaliknya kalau Roh menang kita menjadi baik. Apakah didalam peperangan antara daging dan Roh kita netral atau pasif? Tidak! Paulus katakan berilah dirimu dipimpin oleh Roh dan hiduplah oleh Roh, artinya kita sendiri harus melawan kedagingan kita itu. Dan hanya oleh kekuatan Roh Kudus, kita bisa mengalahkan kedagingan kita. Bahkan Paulus katakan dalam ayat 24, Barang siapa menjadi milik Kristus Yesus, ia telah menyalibkan daging dengan segala hawa nafsu dan keinginannya.” Kalau yang berkuasa dalam hidup kita adalah daging, maka yang keluar adalah? Dalam ayat 19-21 diuraikan: Perbuatan daging telah nyata yaitu: percabulan, kecemaran, hawa nafsu, penyembahan berhala, sihir, perseteruan, perselisihan, iri hati, amarah, kepentingan diri sendiri, percideraan, roh pemecah, kedengkian, kemabukan, pesta pora dan sebagainya. Akan tetapi kalau yang berkuasa atau dominan adalah Roh, maka yang keluar adalah: Paulus uraikan dalam ayat 22-23: “Tetapi buah Roh ialah: kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri.” Paulus menguraikan dengan menggunakan kata “perbuatan” untuk daging sedangkan untuk Roh diuraikan dengan “buah”. Perbuatan daging artinya: begitu kita dikuasai oleh daging, kalau kita menjadi jahat, langsung menjadi jahat, mau cabul, langsung cabul, mau cemar, langsung cemar. Tetapi kalau kita dipimpin oleh Roh, maka yang keluar adalah buah dan buah itu melukiskan suatu proses. Untuk memiliki 9 buah Roh, dibutuhkan proses dan tidak langsung jadi, akan tetapi kalau mau jahat, langsung jadi.

Kita harus memiliki kesembilan dari apa yang digambarkan pada ayat 22-23 tentang buah Roh. Jadi sebenarnya buah Roh adalah Kasih dan delapan yang lain yang diuraikan adalah ciri-ciri dari kasih yang kita peroleh melalui proses. Yang penting adalah ketika kita dipimpin oleh Roh Kudus, kita sudah memiliki kasih dan kasih itu berproses sehingga muncul: sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Karena itu jangan kita suka menghakimi orang lain. Kalau kita melihat orang yang tidak ada suka cita, kurang sabar kita katakan bahwa orang itu tidak ada Roh Kudus padahal mungkin orang tersebut sudah memiliki buah Roh tetapi baru berupa “pentil” (cikal bakal buah) karena itu bantulah dia, doronglah dia, doakanlah dia supaya dia berproses. Mungkin kita sudah memiliki kasih akan tetapi belum punya damai sejahtera, mungkin kita sudah mempunyai kebaikan akan tetapi belum memiliki kelemah-lembutan, dalam hal ini memerlukan proses karena itu jangan suka menghakimi orang. Tetapi doronglah, bantulah, doakanlah supaya orang itu berproses. Ketika saya hidup dalam Roh, saya sudah memiliki kasih, tidak langsung selalu ada sukacita, tidak langsung kita lemah lembut, tidak langsung kita panjang sabar dan seterusnya, tetapi semua itu melewati proses.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 21 Juli 2019