Menjadi Pemenang di Akhir Zaman

Wahyu 12:10-12

Salah satu cara untuk menang adalah kita harus hidup di bawah Pemerintahan Allah atau Kerajaan Allah. Itu sebabnya kita harus menjadikan Yesus sebagai Raja yang harus disembah. Realitanya bahwa kita menjadikan Dia sebagai Raja adalah kita hidup dalam Kerajaan Allah. Kita harus taat secara absolut terhadap apa yang Dia perintahkan dalam hidup kita. Waktu Yesus menjadi Raja dalam kehidupan kita, Dia tidak tawarkan sebuah kehidupan yang luar biasa dan hebat tetapi Dia hanya menawarkan sebuah kehidupan yang berinspirasi untuk hidup taat kepada-Nya. Bukankah Yesus ketika hidup di dunia ini sangat sederhana? Apakah kita pernah melihat Dia hidup secara istimewa? Kalau kita membaca sejarah-Nya, bahwa Ia hidup sederhana karena Ia lahir dari keluarga yang sederhana. Orang Yahudi menulis dalam sejarah bahwa Yesus adalah seorang pecundang yang besar, seorang yang mengaku Tuhan, yang mati digantung dan kalah. Tetapi apakah Yesus kalah? Justru dengan kematian-Nya lah telah menjadi inspirasi bagi seluruh dunia. Mengapa kita beribadah di hari minggu sambil mengangkat tangan dan menyembah, mengeluarkan air mata, tersentuh, bahkan ada yang menyerahkan seluruh kehidupannya? Mengapa kita melakukan semuanya itu? Karena Yesus telah menginspirasikan sebuah kehidupan dan kehidupan-Nya adalah kehidupan yang penuh dengan pengorbanan.

Ada 3 ciri orang hidup di bawah Pemerintahan Yesus Kristus atau orang yang hidup di bawah gaya hidup Kerajaan Allah: Pertama, penyerahan penuh dan hidup berkorban. Dikatakan mereka adalah orang yang penuh dengan pengorbanan. Mengapa? Karena Yesus menggambarkan dirinya sebagai Anak Domba. Seluruh dunia ini dasarnya adalah Anak Domba yang tersembelih, artinya gaya hidup yang menginspirasi alam semesta ini adalah gaya hidup yang berkorban. Satu-satunya cara untuk membuat kita berani dan merdeka adalah serahkan apa yang kita miliki. Yesus berkata: “Barang siapa mempertahankan nyawanya, ia akan kehilangan nyawanya, dan barangsiapa kehilangan nyawanya karena Aku, ia akan memperolehnya.” Bagi orang percaya, mereka bukan tipe orang yang menahan apa yang mereka miliki tetapi mereka adalah orang yang berserah penuh kepada Tuhan. Orang yang mau mengikuti Yesus, harus menyerahkan dirinya, firman-Nya berkata jika kita mau mengikuti Dia, kita harus menyangkal diri dan pikul salib. Menyangkal diri berarti menyerahkan hak-hak pribadi sedangkan pikul salib adalah kita tidak hidup menurut kemauan kita lagi sebab kita telah mati bagi diri kita tetapi hidup menurut kehendak Allah.

Kemenangan kita sekarang hanya karena kita banyak uang, kemenangan kita sekarang hanya karena fasilitas dan kemudian kita malah lebih setuju bahwa orang kaya berhak menguasai orang yang miskin, kita kemudian setuju bahwa orang yang hebat berhak menginjak-injak orang-orang yang lebih rendah sehingga kita kemudian menerima fakta yang ada sebab pengajaran kita bukan Roh Yesus Kristus tetapi pengajaran kita adalah sebuah pengajaran materialisme yang hanya membesarkan keinginan-keinginan kita sendiri. Sudah saatnya mimbar Kristen harus mengajarkan pengajaran-pengajaran terbalik sambil mengajarkan prinsip pengorbanan untuk kepentingan Kerajaan surga. Kalau kita takut menderita kita sukar taat, kita berupaya menghindari semuanya, kita takut konfrontasi, kita hanya menjadi orang yang bergerak dalam zona aman sehingga yang terjadi kita tidak memerlukan iman lagi sebab kita mengira bahwa kita dapat mengontrol segalanya.

Yesus datang ke dunia ini, Dia belajar taat. Dia belajar taat untuk apa? Alkitab berkata Dia belajar taat untuk penderitaan. Ibrani 5:8, “Dan sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya,” Kita tidak perlu kuatir karena penderitaan kadang kala perlu buat kita, sebab hanya penderitaan yang bisa melayani ketaatan dalam kehidupan kita, supaya ketaatan dapat muncul dan teruji, lewat penderitaan lah seorang akan tahu bahwa dia taat atau tidak. Lewat kesusahan lah orang akan tahu bahwa dia taat atau tidak. Terbukti dengan jelas di dua benua yang besar yaitu benua Eropa dan Amerika, ketika semuanya menjadi nyaman, ketaatan dan iman hilang begitu rupa sebab kita belajar bahwa pembunuh iman nomor satu bukanlah penganiayaan tetapi pembunuh iman nomor satu adalah kenyamanan dan itu terus dibawa oleh kerajaan kegelapan di tengah-tengah dunia ini. Dia mencari orang-orang yang merasa nyaman kemudian setelah itu iman mereka hancur. Jangan jadi nyaman, biarkan hal-hal ini terjadi dalam kehidupan kita sebab semua ini melayani kehendak Tuhan. Penderitaan melayani kehendak Tuhan untuk kehidupan kita (1 Pet. 4:1).

Kedua, lupakan yang di belakang kita. Dakwaan, tuduhan Iblis dalam pengalaman masa lalu harus dilupakan. Pendakwa kita sudah dikalahkan, pendakwa umat Tuhan sudah dikalahkan. Iblis punya orientasi ke belakang tetapi Tuhan mempunyai orientasi ke depan, Iblis selalu berusaha membawa kita untuk melihat ke belakang tetapi Tuhan berusaha membawa kita untuk melihat ke depan, Iblis selalu berkata: dulu kamu bajingan tetapi Tuhan berkata: tidak, kamu orang kudus, Iblis berkata: dulu kamu berantakan, free sex, drugs, jahat tetapi Tuhan berkata tidak, masa depanmu gilang-gemilang, penuh harapan dan cemerlang. Lupakan yang di belakang, jangan ingat kemenangan yang di belakang, tinggalkan apa yang di belakang dan marilah mengejar apa yang di depan, fokus ke depan, semua kehebatan kemenangan yang dibelakang tinggalkan karena inilah waktunya bekerja untuk kemuliaan-Nya.

Ketiga, gunakan waktu kita sebaik mungkin. Ditulis tiga ayat ini dimulai dari keterangan waktu: Sekarang telah tiba, dan ayat 12 bagian akhir ditulis tentang Iblis, karena Iblis sedang datang ke bumi dengan sangat geram karena dia tahu bahwa waktunya sudah singkat. Yesus, Daniel dan Paulus berkata bahwa akhir zaman pun akan terjadi kemurtadan besar. Yesus berkata: Penyesat-penyesat akan muncul, mereka akan membujuk bahkan akan menyesatkan orang-orang pilihan tetapi kemudian Ia berkata: tetapi orang yang bertahan sampai kepada kesudahannya ia pasti menang. Waktunya sudah dekat dan kalau kita ingin menang kita harus tahu waktu karena ini adalah waktu untuk serius dengan Tuhan, ini bukan waktu untuk bercanda lagi, ini bukan waktu untuk mundur lagi, tetapi ini waktu untuk benar-benar bersungguh-sungguh dengan Tuhan. Bagaimana kita menggunakan waktu kita agar menentukan kemenangan kehidupan kita? Apakah kita bisa menyanyikan nyanyian kemenangan itu bahwa kita adalah pemenang? Ataukah kita hanya menjadi korban? Marilah kita selamatkan waktu kita, memakai waktu kita sebaik mungkin karena itulah kunci kemenangan buat kita. Tuhan memberkati kita.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 13 Januari 2019