Jemaat yang Bertanggungjawab

2 Korintus 11:7-16

Tentu saudara/i mengenal nama Rasul Paulus yang mengingatkan kita akan keberanian, kejujuran seseorang dalam menyampaikan firman Tuhan dalam setiap situasi. Oleh karena Rasul Paulus lah maka gereja kita, gereja HKBP menjadi seperti keadaan sekarang; terhindar dari keyahudian. Rasul Paulus dengan tegas berani menghadapi para penentang-penentangnya yang menuntut pelaksanaan ajaran keyahudian. Para penentang-penentang tersebut turut pula mempersoalkan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian Rasul Paulus, sehingga sepertinya ada tuduhan bahwa Rasul Paulus menggunakan keadaan untuk kepentingan pribadinya. Tuduhan tersebut bertujuan untuk membuat orang lain ragu atas kemurnian ajaran Paulus. Rasul Paulus dengan tegas mengatakan bahwa di sekitar kita selalu muncul rasul-rasul palsu dan pekerja-pekerja curang yang menyamar sebagai rasul Kristus. Inilah poin yang perlu kita perhatikan dalam mengawasi diri sebagai pengikut Kristus. Di sekitar kita selalu ada para pengajar-pengajar palsu yang mengajarkan hal-hal yang bertentangan dengan yang kita imani. Hati-hatilah!

Para pengajar sesat itu dengan sengaja menyebarkan berita-berita hoax kepada kita. Berita hoax yang menumbuhkan didalam hati kita kebencian kepada orang lain. Berita hoax tersebut sepertinya mengajak kita untuk empati kepada orang lain atas perlakuan yang mereka terima padahal perlakuan tersebut sama sekali tidak benar. Tujuannya tidak lain dan tidak bukan untuk membuat kita membenci orang lain sehingga kita jadi keluar dari apa yang kita percayai. Misalnya Tuhan Yesus mengajarkan kita untuk mengasihi sesama orang, tetapi berita hoax memberitahu kita bahwa ada pihak lain yang memperlakukan kita semena-mena dan akibatnya hati kita menjadi membenci orang lain, sebagai akibat dari informasi yang tidak benar itu. Oleh karena itu pesan firman Tuhan kepada kita supaya kita tetap di dalam ajaran yang disampaikan Tuhan Yesus kepada kita, yaitu ajaran mengasihi semua orang, dan apabila kita telah meyakini Firman Tuhan maka Firman Tuhan tersebut sebaiknya kita jadikan sebagai panduan berinteraksi dengan semua orang. Dengan demikian kita bertanggungjawab terhadap apa yang kita lakukan, terhadap apa yang kita katakan, dan terhadap apa yang kita pikirkan. Semuanya itu bertujuan untuk memuliakan nama Tuhan.

Semoga renungan minggu ini memampukan kita untuk menjadi saksi kebenaran Tuhan, bukan menjadi saksi-saksi palsu. Hendaklah kita bertanggungjawab terhadap apa yang kita lakukan, katakan, dan pikirkan. Amin.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 9 September 2018