Supaya Mereka Menjadi Satu

Yohanes 17:20-23

Tuhan Yesus berdoa di taman Getsemani untuk kepentingan para murid dan orang-orang yang belum percaya kepadaNya. Doa-Nya bukan untuk keselamatan diri-Nya meskipun Dia berada dalam kondisi yang sangat sedih dan takut untuk menghadapi kematian-Nya. Ia berdoa untuk diri-Nya sendiri (ay. 1-5), Ia berdoa untuk para murid (ay. 6-19), dan Ia berdoa untuk orang-orang yang percaya oleh pemberitaan para murid (ay. 20-26). Doa Getsemani menekankan pemeliharaan Allah bagi umat percaya dan juga panggilan keesaan umat percaya dalam relasi keesaan Allah dengan Yesus Kristus. Dalam doa-Nya, Dia tidak mohon untuk dilepaskan dan cawan kematian, melainkan Dia menyatakan penyerahan diri-Nya yang total kepada rencana Bapa-Nya (bnd. Mat. 26:39). Yesus berdoa untuk kesatuan para murid dan umat percaya yang akan berjuang dan melayani di tengah-tengah dunia ini. Dia berdoa supaya kita menjadi satu.

Kesatuan yang bagaimana yang diinginkan Yesus, dan apa yang harus kita lakukan untuk mewujudkannya? Tuhan Yesus mendoakan agar para murid dan orang-orang yang percaya kepadaNya dilindungi oleh Allah dari kuasa yang jahat. Di tengah-tengah dunia yang jahat, umat percaya bukan mencari perlindungan dengan mengabaikan realitas, tetapi sebaliknya umat percaya diutus untuk memberitakan keselamatan dan membangun kehidupan. Semua orang percaya dipanggil dan diutus untuk melakukan karya keselamatan Allah di tengah-tengah dunia ini. Doa Tuhan Yesus bertujuan agar semua orang percaya dapat memperoleh kemuliaan dalam persekutuan kasih dengan Allah dan Kristus (Yohanes 17:21-22). Tuhan Yesus menghendaki agar semua orang yang percaya dan yang belum percaya kepadaNya dapat bersatu untuk mewujudkan keselamatan dan kemuliaan dalam persekutuan kasih Allah. “Kemuliaan orang Kristen adalah salib yang harus ia pikul”. Merupakan suatu kehormatan untuk menderita bagi Yesus Kristus, Kita tidak pernah boleh berpikir tentang salib kita sebagai hukuman kita; kita harus berpikir tentangnya sebagai kemuliaan kita.

Yesus menghendaki terwujudnya keesaan semua umat percaya agar mereka makin efektif melakukan tugas pengutusan ke dalam dunia, sehingga akhirnya dunia yaitu umat manusia mau percaya dan menerima Kristus selaku Juruselamat-nya. Makna terdalam dari pemberitaan Injil adalah mengkomunikasikan tindakan kasih Allah dalam kehidupan nyata, sehingga mereka dapat mengalami anugerah keselamatan dari Kristus. Iman Kristen pada prinsipnya tidak mempertentangkan antara iman dan perbuatan, sebab iman yang hidup akan terus bertumbuh dalam persekutuan dengan kasih Kristus pastilah akan dinyatakan dalam perbuatan.

Esensi dari martabat manusia yang paling mulia dan berkenan kepada Allah manakala seluruh umat manusia memberlakukan kasih. Karena itu kehidupan orang yang percaya harus ditandai oleh kasih yang mau peduli dengan keselamatan sesamanya yang menderita dan mereka yang berada dalam belenggu kuasa dosa. Sikap melarikan diri dan tanggungjawab dan cari selamat untuk diri sendiri merupakan sikap yang kurang etis dan dianggap oleh Allah sebagai suatu dosa. Setiap orang yang percaya diutus untuk memaknai konteks hidupnya dengan kuasa kasih Allah yang telah dinyatakan di dalam pengorbanan Kristus. Dengan doa Tuhan Yesus. maka pastilah kita selaku umat-Nya akan dilindungi dan kuasa yang jahat, sehingga pada akhirnya nama Allah di dalam Kristus makin dipermuliakan. Amin.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 26 Agustus 2018