Menjadi Pemimpin yang Adil dan Jujur

1 Raja-raja 21:1-16

Keinginan untuk memiliki banyak hal adalah adalah manusiawi. Rumah yang besar, mobil mewah, pakaian yang bagus, handphone yang super dan canggih serta kebutuhan lainnya menjadi kebutuhan banyak orang. Untuk mendapatkan barang-barang tersebut juga banyak kemudahan di zaman now ini. Belanja online dan belanja kredit merupakan cara belanja gaya baru di era ini. Walaupun terkadang kita juga sering melihat bahwa sesungguhnya apa yang kita belanjakan itu pada akhirnya jarang sekali untuk kita gunakan. Artinya sebenarnya kita harus bisa mengendalikan keinginan kita untuk memiliki sesuatu barang atau benda.

Saudara yang terkasih… Setelah Elia membuktikan kepada bangsa Israel bahwa hanya Allah Abraham, Ishak dan Yakub satu-satunya Allah yang hidup, yang harus disembah, di gunung Karmel, yang telah mempermalukan nabi-nabi Baal, sehingga rakyat Israel mengakui TUHAN, Dialah Allah! TUHAN, Dialah Allah! (1 Raja-raja 18:39) dan mereka menangkap nabi-nabi Baal yang pendusta sebanyak 450 orang serta menyembelihnya di sungai Kison, ternyata Raja Ahab dan istrinya Isabel tidak mau bertobat dari segala kelakuannya yang jahat, malahan dengan sengaja membunuh Nabot dan merampas kebun anggurnya dengan dibantu oleh tua-tua dan pemuka-pemuka yang diam sekota dengan Nabot, seakan menambah dan mencukupkan kejahatan Ahab dan Isabel, sehingga keluar Firman Tuhan kepada Nabi Elia tentang hukuman bagi Ahab dan istrinya itu dan bahwa Tuhan akan mendatangkan malapetaka kepada keluarga Ahab (ay. 21-24).

Padahal Raja Ahab tahu pasti hukum kesepuluh yang melarang agar “jangan mengingini apapun yang dipunyai orang lain (sesamamu)”. Raja Ahab bukan hanya “mengingini” tetapi malah bersukacita atas perbuatan istrinya yang membunuh Nabot agar dia dapat memiliki kebun anggur Nabot. Bukan saja Ahab dan Isabel yang menanggung hukuman atas dosa-dosanya itu (darah keduanya dijilati anjing) juga setiap laki-laki dari keluarga Ahab akan dilenyapkan Tuhan (1 Raja-raja 21:21).

Perikop hari ini harus menjadi contoh bagi kita agar dalam memperoleh apa yang kita kehendaki kita harus tetap mengingat Firman Tuhan agar jangan mengingini milik orang lain. Apalagi janganlah kita meniru perbuatan Isabel yang menghalalkan segala cara untuk mencapai apa yang dikehendakinya dan suaminya, terlebih lagi dengan mengajak orang lain ikut berdosa guna memenuhi keinginan kita itu, karena surat Isabel membuat tua-tua dan pemuka-pemuka di kota Nabot ikut ambil bagian dalam dosa Isabel. Setiap keinginan hati kita harus kita tundukkan kepada Firman Tuhan, agar kita melaksanakannya dengan iman, karena segala yang diperbuat tanpa iman adalah dosa (Roma 14:23). Sebaiknya kita menjadi pemimpin yang bertindak adil dan benar, jujur. Rasa keadilan sering sekali terusik oleh intervensi kekuasaan, uang dan politik. Keadilan seolah-olah bisa dibeli, bisa dipengaruhi oleh uang, kepentingan pribadi dan golongan, seperti Nabot bahkan istrinya lebih ambisi lagi mengunakan kekuasaan suaminya. Marilah kita menjadi pemimpin yang adil dan jujur dengan mengesampingkan kepentingan dan ambisi pribadi, kelompok maupun golongan. Amin.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 22 Juli 2018