Menjadi Manusia Baru di dalam Tuhan

Yehezkiel 36:25-28

Pendahuluan

Pemanggilan Yehezkiel menjadi Nabi adalah pada saat bangsa Israel dalam keadaan kritis oleh karena dosa dan kejahatan mereka sehingga mereka terbuang ke Babel oleh tangan raja Nebukadnezar pada tahun 598 SM, Yehezkiel juga ikut didalam pembuangan tersebut. Yehezkiel menyampaikan pesan untuk pertobatan melalui pembaharuan diri, juga memberi kekuatan kepada bangsa yang terbuang itu agar dapat melihat hukuman itu dari sisi positif bahwa kasih Allah tetap menyertai mereka.

Allah yang menguduskan (Ay 25): Bangsa Israel telah melakukan dosa dan kejahatan, menyembah berhala sebagai kekejian bagi Allah, sehingga kehidupan mereka menjadi najis dihadapan Allah. Namun Allah tidak membiarkan kehidupan mereka yang demikian berjalan terus menerus, sehingga Allah ingin menyucikan atau menguduskan mereka bila mereka membuka diri untuk dikuduskan. “Janganlah melanggar kekudusan namaKu yang kudus, supaya Aku dikuduskan di tengah-tengah orang Israel, sebab Akulah Tuhan, yang menguduskan kamu, yang membawa kamu keluar dari tanah Mesir, supaya Aku menjadi Allahmu; Akulah
Tuhan.” (Im 22:32-33).

Hati dan roh yang baru (ay 26): Setelah Allah menguduskan mereka, Allah akan memberikan hati dan roh yang baru. Sebab hati adalah menjadi pusat kehidupan, ” ..hati manusia mencerminkan manusia itu.” (Ams 27:19). Bila hati baru maka kehidupannya akan baru dan hidupnya membuahkan hidup di dalam kekudusan. Roh (ruakh) adalah kekuatan yang dari Allah. Bila roh yang baru berarti kita mendapat kekuatan atau semangat yang baru dari Allah untuk senantiasa dapat menjaga hidup di dalam kekudusan. “Hiduplah sebagai anak-anak yang taat dan jangan turuti hawa nafsu yang menguasai kamu pada waktu kebodohanmu. Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu, sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.” (1 Pet 1:14-16).

Hidup sesuai dengan Ketetapan Tuhan (ay 27): Allah telah memberikan hukum dan ketetapanNya bukanlah hanya sebatas kata-kata namun di dalam hati dan roh, “Tetapi Firman ini sangat dekat kepadamu, yakni didalam mulutmu dan di dalam hatimu, untuk dilakukan” (Ulangan 30:14), sehingga kekuatan Allah memampukan manusia untuk melakukannya tidak lagi sebagai misteri Allah yang tidak kita ketahui, namun sebagai pembimbing praktis untuk kehidupan sehari-hari bukan lagi sistim rasionalis di atas kemampuan banyak orang. “Pada hari ini Tuhan, Allahmu, memerintahkan engkau melakukan ketetapan dan peraturan ini; lakukanlah semuanya itu dengan setia, dengan segenap hatimu dan segenap jiwamu.” (Ulangan 26:16).

Kembali dari pembuangan dan dipulihkan sebagai umat Allah (ay 28): Bila mereka kembali untuk melakukan hukum Tuhan di dalam kekudusan dan menjaga kemurnian peribadahan, mereka akan mendapat keselamatan dari Allah akan membawa mereka keluar dari pembuangan dan memberikan tanah perjanjian yaitu tanah Kanaan. Oleh sebab itu perlu mereka pahami bahwa pembuangan jangan dianggap hanya sebatas hukuman Tuhan, namun di balik itu adalah untuk belajar lebih mengenal Tuhan serta menjalankan hukum dan ketetapanNya akan menghantar mereka kepada penyertaan Tuhan membawa mereka keluar dari pembuangan dan memulihkan mereka sebagai bangsa pilihanNya.

Aplikasi

Bagaimanakah tentang gambaran kehidupan keberagamaan kita sampai saat ini sebagai bangsa umat pilihan Tuhan? Apakah peribadahan kita betul-betul menyembah Allah didalam roh dan kebenaran, ataukah masih memikirkan dan mempercayai tentang kuasa-kuasa yang lain yang kita pikirkan mampu menjawab tantangan dap permasalahan yang ada? Sebagai tema dari khotbah ini adalah “Menjadi manusia baru dalam Tuhan”, artinya bahwa sebagai orang Kristen adalah orang yang berpegang dan hidup di dalam identitas Kristen yang telah mendapat keselamatan melalui penebusan darah Kristus yang tercurah yang menyucikan kita dari dosa dan kejahatan dan Roh Kudus telah dicurahkan untuk menyertai dan memberi kekuatan bagi orang percaya, melakukan Firman Tuhan dalam kehidupan kita dan menjaga untuk hidup didalam kekudusan.” Yesus telah menderita di luar pintu gerbang untuk menguduskan umatNya dengan darahNya sendiri. (Ibrani 13:12). Amin.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 27 Mei 2018