Masa Penampian

Lukas 22:31-32

Dalam perjalanan iman kekristenan kita ada satu masa yang setiap kita harus hadapi. Masa itu disebut dengan masa penampian, tidak ada satu orang pun yang luput dari masa ini. Tidak ada satu orang pun yang bisa menghindar dari masa ini. Firman Tuhan berkata, “Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum” (ay. 31). Kata “kamu” pada ayat ini tidak cuma dipakai untuk Simon Petrus. Pada ayat ini kata ini dipakai dalam bentuk jamak artinya “kamu semua”. Bukan hanya “semua murid Tuhan Yesus” tetapi bagi “kita juga”. “Iblis menuntut untuk menampi kamu semua” suka tidak suka, setuju tidak setuju semua kita pasti mengalami suatu masa penampian.

Yang perlu kita perhatikan adalah masa penampian ini adalah pekerjaan dan serangan Iblis/Setan dalam hidup kita yang diijinkan oleh Tuhan. Alkitab berkata “Iblis menuntut” memakai kata “demand” atau “desire” kata ini memiliki arti “dia memohon-mohon, meminta-minta, merengek-rengek kepada Tuhan” supaya kita bisa ditampi olehnya (Iblis), dan Tuhan mengijinkan hal itu terjadi. Iblis tidak akan bisa bekerja mengotak-atik hidup kita tanpa ijin dari Tuhan. Tetap otoritas dan kedaulatan tertinggi ada di tangan Tuhan.

Yang menjadi pertanyaan bagi kita adalah bagaimana proses masa penampian itu terjadi? Alkitab berkata kita ditampi “seperti gandum”. Gandum itu ditampi melalui 3 tahap, yaitu 1. Gandum itu dipanen lalu dibawa ke dalam satu gudang. Gandum dan ilalang yang menjadi satu itu diinjak-injak. 2. Digoyang-goyangkan. 3. Diangkat ke atas menggunakan garu. Cara Iblis menampi kita yaitu 1. Dengan mengijinkan kita diinjak-injak. Kita ditekan, mungkin hari ini kita mengalami tekanan demi tekanan yang bertubi-tubi didalam hidup kita. Yang satu belum selesai kemudian yang lainnya datang lagi berulang-ulang seperti kisah Ayub dalam Alkitab. 2. Dengan mengoncang-goncangkan atau digoyang-goyangkan. Mungkin hari ini kita mengalami goncangan dalam bisnis, keuangan, rumah tangga dan iman kita seperti yang terjadi pada murid-murid Yesus. Yang terjadi malah kekecewaan-kekecewaan yang datang, harapan pun menjadi sirna. 3. Gandum dan ilalang diangkat ke atas. Ketika diangkat diatas angin bertiup, ilalang akan terbawa angin dan gandum akan tinggal. Iblis menampi kita dengan cara mengangkat, mempromosikan karier dan hidup kita sehingga kita menjadi sangat nyaman. Kita harus hati-hati terhadap hal ini. Ini jebakan, jangan sampai ketika kita sangat diberkati kita menjadi lupa akan Tuhan. Seringkali orang lupa akan Tuhan bukan pada saat hidup kita ditekan tetapi pada saat kita hidup dalam kenyamanan. Iblis menyerang kita pada dua kesempatan yang pertama pada saat kita tidak mempunyai apa-apa. Dan yang lainnya pada waktu kita makmur, tenang dan nyaman. Semakin tinggi orang naik jatuhnya semakin sakit. Tetap ada berita sukacita bagi setiap kita. Seburuk apapun yang kita alami, sehancur apapun persoalan yang kita hadapi, tetap Tuhan masih mengontrolnya dan mengendalikannya. Tetap semuanya dalam pengawasan Tuhan. Alkitab berkata, “Yesus tetap berdoa” untuk kita.

Yang menjadi pertanyaan kapan Iblis menampi kita? Lukas 22 : 54b menuliskan, “Dan Petrus mengikut dari jauh”. Iblis mendapat kesempatan untuk menampi hidup kita saat kita mengikuti Tuhan dari jauh. Kita tidak boleh jauh dari Tuhan. Kita harus dekat, menempel dan bergantung pada Tuhan. Ketika kita jauh dari Tuhan berarti ada ruangan kosong antara Tuhan dan diri kita. Ruangan kosong ini menjadi kesempatan untuk Iblis menyerang hidup setiap kita. Tidak boleh ada ruangan yang kosong. Makanya kita orang Kristen tidak boleh jauh dari Tuhan. Kita harus selalu dan selalu dekat dengan Tuhan. Rohani kita mengalami penurunan ketika gairah dan semangat untuk hal-hal rohani mulai mengalami kemunduran dan lemah atau hilang.

Kenapa Tuhan ijinkan kita untuk mengalami penampian? 1. Tujuannya untuk bisa memisahkan antara gandum dan ilalang. Ketika dipanen gandum dan ilalang menjadi satu. Tetapi ketika ditampi baru ketahuan mana yang gandum dan mana yang ilalang. Didalam gereja pasti ada Kristen gandum dan Kristen ilalang. Dan untuk mengetahui bagaimana caranya? Kalau diuji dan ditampi. Yang ilalang akan terbawa angin, arus keadaan sekitarnya dan gandum akan tinggal tetap. 2. Tujuannya supaya Tuhan bisa membentuk, memproses, mengubahkan diri kita. Penampian ini membuat diri kita sadar dan tahu diri siapa diri kita sesungguhnya. Aslinya orang itu ketahuan kalau dirinya diperas. Kalau jeruk diperas yang keluar air jeruknya (sarinya), bijinya, ampasnya. Kalau Tuhan peras hidup kita yang keluar siapa diri kita sesungguhnya. Seperti kisah Petrus dan Yakub di dalam Alkitab yang hidupnya diubahkan oleh Tuhan. Bukan hanya Tuhan mengubahkan kita tetapi juga memberkati setiap kita. Mungkin hari-hari ini kita mengalami tekanan demi tekanan, goneangan demi goneangan yang berat, yang belum pernah kita alami sebelumnya. Di tengah-tengah apa yang kita alami pada masa penampian ini, ada satu pesan Tuhan yaitu “jangan sampai iman kite gugur”. Iman kita bisa goncang tapi jangan sampai gugur. Justru di tengah-tengah tekanan yang kita alami iman kita haruslah kuat dan bertahan. Karena iman, kita bisa melihat gambaran besar dari rencana Tuhan bagi hidup kita. Mungkin hidup kita seperti puing-puing saat ini, kita harus melihat gambar besar yaitu gambar rumah besar dan mewah yang bisa kita bangun dari puing-puing ini.

Jangan lihat hari ini tetapi kita harus lihat hari yang akan datang, rencana Tuhan yang akan datang, seperti kehidupan Yusuf dalam Alkitab. Ketika kita mengalami tekanan kita jangan melihat apa yang ada tetapi dengan mata iman lihat apa yang ada di depan kita untuk kemuliaan nama Tuhan. Ketika kita dalam masa penampian, jangan kita menggunakan yang namanya perasaan. Perasaan bisa menipu diri kita tetapi tempat diri kita pada iman kita. Atau sauhkan jangkar kita pada iman kita. Jangkar kalau ditanamkan dengan kuat apapun badai yang terjadi kapal itu tidak akan hanyut. Dan di tengah-tengah masa penampian ini Yesus tetap berdoa untuk kita. Kalau kita sudah bisa melewati semuanya, kita akhirnya bisa juga menjadi berkat bagi orang lain yang mengalami hal yang sama seperti kita alami. Tuhan Yesus memberkati. Amin.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 11 Maret 2018