Lupakanlah Masa Lalu, Pandanglah Masa Depan

Yesaya 43:16-21

Tuhan telah melakukan peristiwa besar bagi umatNya. Ketika umat Tuhan ke luar dari Mesir, mereka dikejar oleh pasukan Mesir dan mereka tak dapat lagi melarikan karena mereka dihempang oleh laut. Mereka akan mati konyol. Tetapi Tuhan dengan kedahsyatan kuasaNya dapat membelah laut sehingga ada tempat yang kering untuk menjadi jalan bagi umatNya, melepaskan diri dari kejaran musuh. Tuhan membebaskan mereka. Setelah umat berhasil melewati sungai yang telah kering itu, dan ten tara Mesir yang mengejar mereka masuk melewati laut itu, tiba-tiba laut itu kembali tertutup dengan air yang hebat. Tuhan memberi kemenangan bagi umatNya.

Semua peristiwa lama itu menjadi kenangan luar biasa bagi umat Tuhan. Peristiwa besar itu memang cukup dibanggakan umat Tuhan, Tak terlupakan. Sayang sekali ….. peristiwa hebat yang Tuhan lakukan itu bukannya menjadi dasar untuk menumbuhkan kesetiaan kepada Tuhan. Mereka bangga tapi bukan untuk kemuliaan Tuhan (mereka tetap bandel).

Dalam nats hari ini, dinyatakan bagaimana Allah akan berkarya di hadapan umatnya. Karya Allah itu dalam penglihatan, nyata, jelas dan tidak samar-samar. Melalui karya Allah tersebut nyata bagi umat kemenangan, kesuksesan dan keberhasilan.

Pemahaman akan hadirnya Allah itulah yang sedang di maintenance kembali bagi hidup beriman umatnya, yakni bahwa Allah tidak hanya Allah yang berkarya di masa yang lalu, melainkan dalam kekinian hidup. Kecenderungan umat Israel melihat Allah sebagai Allah Abraham, Ishak dan Yakub, atau Allah di masa lalu saja, disarankan kepada Allah yang berkarya di masa kini, yakni dimana bangsa Israel berada di Teberau.

Allah hadir mengubah orientasi beriman umatnya, ayat 18 “Janganlah ingat-ingat hal-hal yang dahulu, dan janganlah perhatikan hal-hal yang dari zaman purbakala”. Pernyataan ini nampaknya tidak biasa, karena banyak momen dimana umat selalu diingatkan untuk tidak lupa di masa lalu, dan menjadikan sebuah pelajaran bagi anak-anak atau generasi selanjutnya. Apa yang dimaksud untuk tidak mengingat masa lalu? Sesungguhnya merupakan ungkapan untuk mengingatkan agar fondasi hidup iman mereka tidak hanya berbicara apa yang di masa lalu, melainkan agar umat ini sendiri terbangun di atas dasar karya keselamatan Allah di masa lampau, namun juga perlu senantiasa peka dan terbuka dengan karya keselamatan Allah di masa kini. Allah haruslah Allah yang dirasakan umat hadir di sejarah, di kehidupan yang nyata, tidak hanya dulu. Allah harus dikenal dan dirasakan di segala zaman melalui tindakan karya serta kehadiranNya.

Dan sekarang, Tuhan hendak melakukan sesuatu yang baru di tengah-tengah kehidupan umatNya. Artinya, bahwa Tuhan akan berbuat atas umatNya jauh lebih besar dari apa yang telah di perbuat oleh Tuhan sebelumnya. Peristiwa sebelumnya tidak seberapa besarnya dibandingkan dengan apa yang akan dilakukan oleh Tuhan. Tuhan telah merancangkan sesuatu yang besar atas umatNya, yaitu keselamatan yang belum pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia (1 Kor 2:9). Keselamatan yang hendak dilakukan oleh Tuhan kepada umatNya tidak hanya sebatas pembebasan dari penderitaan jasmaniah saja, tetapi jauh lebih besar dari situ bahwa keselamatan itu akan berdampak pada keselamatan bagi seluruh bangsa. Karena itu, kita hendaknya menyambut sang pembebas yang kita kenal di dalam Kristus Yesus. Kita yang telah merasakan pembebasan yang Tuhan lakukan hendaknya ikut serta memahsyurkanNya dan memberitakan kemahsyuranNya sampai ke ujung bumi. AMIN

Sumber: Warta Jemaat HKBP 4 Maret 2018