Sekolah Kehidupan

Kita harus mengerti dan menerima apa yang disebut dengan sekolah kehidupan. Sekolah kehidupan ini dapat kita jumpai dalam kehidupan Daud kekasih Tuhan, dimana sejak Daud dipilih untuk menggantikan Saul; yaitu setelah ia diurapi, maka Tuhan menyediakan padang gurun, yaitu padang belantara bagi pendidikan Daud. Hal ini tidak dapat dihindari oleh mereka yang benar-benar terpanggil untuk mewarisi keperkasaan dan kemuliaan-Nya, yang akhirnya dipercayai Tuhan untuk menjadi sahabat-Nya.

Yusuf yang diplot untuk menjadi juruselamat kehidupan bagi bangsa Mesir dan keluarganya, harus masuk sekolah padang belantara. Sekolahnya adalah sumur kering, keterasingan dari keluarga, budak belian dan penjara. Musa untuk menjadi seorang pembebas sesuai dengan rencana Allah, sejak ia dilahirkan orang tuanya, ia harus melarikan diri ke padang Midian 40 tahun lamanya. Musa tidak akan dapat menggembalakan bangsa Israel kalau hanya berbekal pendidikan sebagai pangeran Mesir; tetapi ia harus belajar di kaki Tuhan di padang rumput Midian menggembalakan ternak atau domba terlebih dahulu.

Dalam Mazmur 78:70-72, pemazmur mencatat bahwa Tuhan yang memilih Daud untuk menjadi orang kepercayaan-Nya. Sebelum Daud dapat menjadi orang kepercayaan-Nya, Tuhan harus melatih dan mendidiknya di sekolah padang belantara pelariannya. Pengalaman Daud sungguh-sungguh menyakitkan. Ia ditolak oleh Raja Saul yang harga dirinya telah ia selamatkan dengan merobohkan Goliat. Daud juga ditolak oleh bangsanya yang demi mereka ia pernah mengorbankan nyawa. Berkali-kali ia dikhianati, hidup dalam penderitaan, tertindas dan terhina. Inilah jalan dimana ia dapat menjadi sosok yang berkenan kepada Tuhan dan pantas dimuliakan. Kalau hanya prestasi menggulingkan Goliat, Daud belum bisa menjadi orang kepercayaan Tuhan. Kalau tanpa padang belantara, tidak pernah ada sosok Daud yang bijaksana dan mengerti isi hati Tuhan.

Pola yang sama Tuhan kenakan bagi kita. Ini adalah hukum kehidupan yang dikenakan bagi orang-orang yang dikasihi Tuhan. Paulus sebelum dipakai Tuhan, ada masa pendidikan Tuhan yang tidak tercatat jelas dalam Alkitab (Gal 1:15-24). Hal ini sesuai dengan pengalaman Tuhan kita Yesus Kristus, dimana Dia harus menunggu 30 tahun untuk diperkenan Bapa melakukan tugas kemesiasan-Nya. Dalam Roma 8:17, ditulis bahwa kita akan dimuliakan bersama-sama dengan Dia, yaitu jika kita menderita bersama dengan dia. Penderitaan yang dialami ini bukan demi penderitaan itu sendiri, maksudnya, bahwa jika kita harus menderita, ya memang harus menderita. Tetapi di balik penderitaan itu Tuhan hendak mengikis semua unsur-unsur negatif dalam hidup kita agar kita diperkenankan masuk dalam kemuliaan.

Harus diakui bahwa banyak unsur-unsur negatif dalam hidup kita yang membuat kita tidak bisa dipercayai Tuhan dan nantinya dipermuliakan di hadapan Tuhan. Dalam hal ini ada dua tahap pembentukan Tuhan. Pertama, kita didewasakan untuk dapat mengambil bagian dalam pelayanan. Kedua, penderitaan dalam pelayanan atau salib dalam pelayanan agar kita layak dipermuliakan. Itulah sebabnya Tuhan Yesus berkata barang siapa mau mengikut Yesus ia harus menyangkal diri dan memikul salib (Mat 16:24).

Dibutuhkan padang belantara yang dapat membangun karakter seorang pelayan yang baik dan pemimpin di kemudian hari. Tuhan paling mengenal kita. Padang belantara macam apakah yang diperlukan untuk menanggulangi karakter kita masing-masing yang sangat khusus. Sikap yang harus kita miliki adalah sikap yang diajarkan kepada kita yaitu menyerah kepada pembentukan-Nya.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 9 Agustus 2009.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *