Hiduplah Bijaksana dan Beriman

Matius 25:1-13

Kita mengetahui pada waktu yang lalu muncul film yang berjudul “The End Of The World” tahun 2012 karangan Roland Emmerich. Film ini laku di pasaran karena mengisahkan tentang akhir dari dunia ini. Film ini juga menggambarkan peristiwa-peristiwa yang akan terjadi pada saat hari kiamat. Latar belakang dibuatnya film ini karena adanya perhitungan terhadap kalender suku Maya dimana pada bulan Desember 2012, kalender mereka akan habis atau kembali lagi ke angka nol. Semua itu hanya prediksi belaka, akan tetapi kita sebagai orang percaya, kita berpegang sepenuhnya pada Firman Allah. Kita tidak tahu kapan datangnya kiamat. Semuanya itu hanya rahasia Allah.

Sebagai orang percaya yang beriman kepada Tuhan Yesus, kita berpegang kepada Firman Allah yang mengatakan ada masa untuk segala sesuatu. Ada langit dan bumi yang baru yang disediakan Tuhan kepada kita. Ada masa bahwa Yesus akan datang kembali. Kedatangan Kristus kedua kali adalah kepastian yang tak terelakkan. Hanya, kapan itu akan terjadi, tak seorang pun tahu. Hal ini menjadi rahasia Allah. Namun semua orang sadar, dunia ini tidak kekal dan sang pemilik kehidupan akan datang meminta pertanggungjawaban.

Orang beriman digambarkan sebagai lima gadis bijak yang menanti kedatangan Kristus – bak pengantin perempuan yang berjaga dengan penuh rindu akan kekasih jiwanya. Ia memperlengkapi diri, menjaga persediaan minyak dan menjaga pelitanya menyala, agar pesta pernikahan mereka bisa berlangsung. Orang dunia digambarkan sebagai lima gadis bodoh yang tidak mempersiapkan minyaknya, yang mereka bawa hanya pelita. Ada tertulis “Dapatkah seorang dara melupakan perhiasannya, atau seorang pengantin perempuan melupakan melupakan ikat pinggangnya?” (Yer 2:32). Minyak adalah lambang persekutuan yang karib dengan Tuhan, iman yang sejati dan kebenaran hidup. Namun kelima gadis bodoh itu lupa membuat persiapan yang cukup untuk menyambut kedatangan mempelai laki-laki. Mereka ikut menanti, tetapi sayang terlalu memikirkan kenikmatan sesaat – kondisi hidupnya hampir padam, terlelap dalam kenikmatan dunia. Mereka hidup bejat dan menyeleweng (bandingkan dengan Mazmur 14:2-3). Akibat ketidaksiapan tersebut lima gadis yang bodoh itu harus mengalami nasib yang tragis karena mengalami penolakan: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya aku tidak mengenal kamu.” Dan akhirnya mereka pun tidak dapat masuk ke ruang pesta perjamuan kawin.

Ya, manusia di akhir zaman kerap mengabaikan masa datang yang lebih langgeng dan jauh lebih indah. Mereka lupa, sang mempelai pria bisa datang setiap saat. Ketika Tuhan datang membela orang tertindas yang tetap percaya dan berlindung kepada-Nya (Mazmur 14:5-7), pintu kesempatan sudah tertutup bagi mereka yang bodoh (Matius 25:10-12). Tak seorang pun tahu kapan Tuhan datang. Yang kita tahu adalah Tuhan pasti datang bahkan Firman Tuhan mengatakan : “Ya, Aku datang segera!” (Wahyu 22:20), tanda ditunda-tunda lagi. Siap sediakah kita menyambut kedatangan Kristus, sang Mempelai kita? Kesiapan diri yang baik dalam menyambut kedatangan Tuhan adalah cermin dari kesetiaan. Hanya menantikan dengan setia dalam arti sabar menanti dan tidak mempersiapkan diri dengan baik adalah sia-sia. Kesetiaan perlu diwujudkan dalam sikap hidup yang konkret. Bukankah kita ingin seperti lima gadis bijaksana yang masuk ke dalam pesta perjamuan Tuhan? Amin.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 12 November 2017