Andalkanlah Tuhan Dalam Menegakkan Keadilan

Mikha 3:5-12

Mikha mengkritik keras kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh pemimpin masyarakat (para Hakim dan Nabi atau hamba Tuhan). Tuhan Yesus mengecam beberapa kejahatan pemimpin agama antara lain mereka mengajarkan supaya dilihat orang saja, hati mereka begitu sombong dan mereka sangat rakus dengan hal-hal yang bersifat materi seperti kehidupan Nabi atau Imam di jaman Mika. Jikalau mereka mendapat sesuatu untuk dikunyah mereka akan menyerukan damai tetapi jikalau tidak akan menyatakan perang (ay. 5). Karena jikalau iman kita berkompromi maka Tuhan pun akan menarik dirinya dari pada kita (ay. 6-7). Mereka memiliki iman dan kekuatan roh Allah yang sanggup memeliharanya, tetapi aku ini penuh dengan kekuatan, dengan roh Tuhan, dengan keadilan dan keperkasaan, untuk memberitakan kepada Yakub pelanggarannya dan kepada Israel dosanya (ay. 8). Mikha mencela sikap pemerintah yang tidak beres dalam menjalankan keadilan (ay. 9). Tuhan memberikan perintah dan kekuasaan kepada pemerintah untuk mengatur negara namun jika kekuasaan ini disalahgunakan maka akan membuat rakyat menderita. Ketidakadilan seperti apa yang dilakukan oleh pemerintahan Israel di jaman Mikha? Tidak lain jawabannya ada di ayat 10, Hai kamu yang mendirikan Sion dengan darah dan Yerusalem dengan kelaliman. Ayat 10 ini kelihatannya sangat berhubungan dengan Mikha pasal 2:2 yang apabila menginginkan ladang-ladang mereka merampasnya dan rumah-rumah mereka menyerobotnya, yang menindas orang dengan rumahnya, manusia dengan milik pusakanya.

Pada jaman raja Hizkia yang memerintah Yerusalem selama 29 tahun, Yerusalem mengalami kemakmuran dan situasi yang cukup damai. Perekonomian bertumbuh dan terjadi pertambahan penduduk dan yang diikuti dengan pembagian-pembagian tempat tinggal, jalan-jalan maupun tempat ibadah. Namun Mikha melihat adanya pemerasan dan penindasan terhadap rakyat miskin melalui cara-cara suap dan ketidakjujuran. Rumah-rumah peradilan telah berperilaku seperti kanibal, mereka telah membunuh orang-orang yang seharusnya mereka lindungi. Bahkan di ayat 11 ada suara kesombongan yang begitu munafik, para kepalanya memutuskan hukum karena suap, Nabi menenung karena uang, Imam mau mengajar karena bayaran dan sekalipun demikian masih berani berkata Tuhan di pihak kita dan malapetaka tidak akan menimpa kita. Para Imam dan Nabi yang seharusnya memberitakan kebenaran, berani menegor sikap pemerintah dan hakim yang hidupnya tidak beres. Namun karena uang para pemimpin rohani ini justru memberitakan sebaliknya, hari kelam yang akan tiba di balik menjadi terang “Tuhan ada ditengah-tengah kita dan Dia pasti akan memberkati”. Tuhan Yesus mengatakan terkutuklah para pemimpin rohani yang mengatakan kesesatan, bukankah lebih baik lehernya diberi batu kilangan dan ditenggelamkan ke dalam air?

Murka Tuhan Yesus juga adalah kemarahan Mikha yang menutup khotbahnya dengan berita menakutkan yang akan dialami bangsa ini. Mikha melihat hati manusia sudah begitu keras dan tidak mungkin akan bertobat kembali maka hakim segala alam pun mengetuk palunya. Sebab itu oleh karena kamu maka Sion akan dibajak seperti ladang, dan Yerusalem akan menjadi timbunan puing, dan gunung bait suci akan menjadi bukit yang berhutan (12). Nubuatan Mikha ini akhirnya benar-benar terjadi, Yerusalem pada tahun 586 SM hancur ke tangan Babel. Oleh karena itu, andalkanlah Tuhan dalam menegakkan keadilan. Amin.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 5 November 2017