Rumah Tangga yang Diberkati

Hal berumah tangga adalah pokok penting yang sangat kita butuhkan. Sebab menurut catatan, angka perceraian semakin meningkat. Konon di dunia barat, dua dari tiga perkawinan mengalami perceraian. Saat ini tiga dari lima perkawinan mengalami perceraian. Lalu bagaimana dengan rumah tangga orang Kristen saat ini? Seharusnya hidup anak-anak Tuhan tidaklah seperti itu. Karena rumah tangga yang dibangun dari perkawinan itu, ternyata lahir dari inisiatif Allah sendiri. Itulah sebabnya Tuhan menciptakan manusia dalam keadaan sebagai pria dan wanita. Dualitas manusia ini telah mengandung rencana Tuhan.

Dalam Kejadian 1:28 Alkitab mengatakan, “Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” Ayat ini mengandung makna prokreasi yang artinya Allah telah mempercayakan manusia untuk menciptakan manusia-manusia lain. Ini adalah suatu hal yang luar biasa! Untuk itu Allah sangat mengharapkan sekali agar setiap anak-anak Tuhan, baik pria maupun wanita dapat menghargai dan menghormati sebuah perkawinan dan rumah tangga.

Dalam mengarungi lautan kehidupan ini, saya sadar betul bahwa bahtera rumah tangga kita tidaklah akan lepas dari badai dan gelombang-gelombang pencobaan. Untuk itu marilah kita memperhatikan apa yang dikatakan Alkitab dalam Efesus 5:22-28 sebagai undang-undang perkawinan yang harus kita taati.

Dalam ayat tersebut kita dapat melihat aturan main dalam rumah tangga Kristen. Dan aturan ini tidak dapat kita tawar-tawar. Aturan yang pertama, perkawinan itu adalah monogami. Tidak ada yang namanya pria atau wanita idaman lain. Kita sebagai umat Perjanjian Baru adalah anak-anak Tuhan yang dikembalikan kepada pola rumah tangga ideal seperti yang Allah kehendaki sejak Allah menciptakan manusia pada mulanya. Kejatuhan manusia dalam dosa membuat manusia tidak dapat mencapai standar kesucian Allah, juga dalam membangun rumah tangga yang ideal. Sehingga kita menemukan umat Perjanjian Lama tidak memiliki pola hidup rumah tangga yang ideal. Tuhan tidak menuntut mereka karena mereka tidak memiliki Roh Kudus seperti yang kita miliki. Mereka tidak memiliki keberanian seperti yang kita miliki. Ingat yang diberi banyak, dituntut banyak. Dan yang diberi sedikit, akan dituntut sedikit. Standar hidup kita haruslah berbeda dengan standar hidup orang dunia.

Aturan yang kedua, pernikahan Kristen adalah perkawinan yang anti perceraian. Hanya kematian yang dapat memisahkan pernikahan tersebut. Dalam kekristenan, kata cerai adalah kata yang paling pantang untuk diucapkan oleh seorang suami atau isteri. Apapun kesalahan yang dilakukan oleh pasangan kita, Tuhan mengajarkan untuk mengampuni setiap orang yang bersalah kepada kita.

Aturan yang ketiga, isteri tunduk pada suami dan suami harus mengasihi isterinya. Hal ini bukanlah hal yang mudah, tetapi juga bukanlah hal yang mustahil. Untuk itu pasangan suami-isteri harus tumbuh bersama di dalam pengenalan yang benar akan Tuhan. Suami dan isteri harus berani untuk menyangkal diri setiap hari demi keutuhan keluarga dan demi kemuliaan surga.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 28 Juni 2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *