Panggilan Pelayanan

Respons manusia bermacam-macam ketika Tuhan memanggilnya untuk ambil bagian dalam pelayanan misi-Nya. Ada yang menerima dengan penuh sukacita, dengan terpaksa, atau menolaknya. Yang menolak, beralasan dirinya tidak mampu, belum berpengalaman, tidak layak, dsb. Sebenarnya di balik penolakan itu, ada sikap tidak mau berkorban. Kalau kita menyadari, betapa besar kasih Tuhan dan berkat yang telah diterima sepanjang hidup kita, maka kita akan berani mengatakan seperti Yesaya: “Ini aku, utuslah aku.” (Yes 6:8). Kita sudah diberi kemampuan terlebih dahulu oleh Tuhan, dan Tuhan tidak meminta di luar kemampuan kita. Apakah “penyakit” menolak ini juga menghinggapi tokoh-tokoh Alkitab?

Musa, dalam Kel 4:1-13, menolak panggilan pelayanan itu dengan alasan:

1. Kurang percaya diri (ay. 1)

Pengalaman ditolak sebagai pemimpin oleh bangsanya sendiri, menyebabkan dia enggan menerima tugas dari Tuhan (Kel 2:14). Tetapi Tuhan menguatkannya dengan mujizat mengubah tongkat menjadi ular dan mengubahnya kembali menjadi tongkat. Dan Tuhan memberikan otoritas kepada Musa sebagai pemimpin bangsa (ay. 5). Mujizat kedua, membuat dan menghilangkan kusta yang menghinggapi Musa. Mujizat ketiga, mengubah air menjadi darah (ay. 9).

2. Keterbatasannya (ay. 10)

Dia merasa tidak mampu berbicara. Namun, Tuhan berjanji akan menyertai dan mengajarnya apa yang harus dikatakan (ay. 12).

3. Jangan dia yang diutus, tetapi orang lain saja (ay. 13)

Terang-terangan Musa menolak tugas itu, oleh sebab itu Tuhan marah (ay. 14). Inti penolakan itu bukan disebabkan kelemahannya, kekurangannya, atau ketidakmampuannya, melainkan ketidakmauan menerima tugas.

Banyak orang Kristen melakukan hal serupa dengan mengatakan, “Tuhan, ini saya, tetapi utuslah mereka melakukan pekerjaan-Mu.”

Tuhan meminta kepada orang-orang tertentu melaksanakan tugas dengan apa yang ada di tangan mereka. Daud dengan umbannya mengalahkan Goliat, yang menurut logika manusia, tidak mungkin seorang kecil mengalahkan seorang raksasa. Janda miskin di Sarfat dengan segenggam tepung memberi makan Elia. Sangat tidak masuk akal, segenggam tepung dapat mencukupkan beberapa orang selama bertahun-tahun. Seorang anak dengan lima roti dan dua ekor ikan memberikan ke Tuhan Yesus. Suatu mujizat yang sungguh terjadi, 5 roti dan 2 ikan dapat mengenyangkan 5000 orang.

Untuk menjadi “song leader”, saudara tidak harus mempunyai suara yang merdu. Melayani sebagai pemain musik, tidak harus saudara menjadi juara dalam perlombaan main piano terlebih dahulu. Namun, semua jenis pelayanan yang saudara lakukan, harus dipersiapkan dengan sungguh-sungguh, dengan hati yang mau dan bersedia melayani serta disesuaikan dengan peraturan yang ada.

Dikutip dari Warta Jemaat Antiokhia 31 Mei 2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *