Rendah Hati

Imamat 4:13-26

Kitab Imamat merupakan kitab yang sulit serta jarang dipelajari atau diajarkan. Dikarenakan terdapat banyak hal-hal yang membingungkan dan agak sulit dimengerti. Kitab ini dapat dikatakan sebagai kitab yang banyak mengandung kata-kata Allah secara langsung. Kitab Imamat mempunyai teologi yang relevan. Kitab Imamat menunjukkan tentang satu konsep suatu tantangan bagi umat Allah, dimana Kitab Imamat ini adalah satu peringatan bagi kita, apa artinya menjadi umat Tuhan? Tema yang sangat indah yaitu “Konsep Kekudusan Kitab Imamat”, tema ini merupakan sebuah peringatan untuk menjaga kekudusan kita sebagai umat Allah.

Manusia merupakan makhluk yang tidak dapat luput dari yang namanya kesalahan. Setiap hari, disengaja atau tidak, ada saja kesalahan yang kita perbuat. Baik dalam pekerjaan, kepada teman-teman, terhadap istri atau anak. Kesalahan merupakan sebuah hal yang wajar, tapi berani mengakui kesalahan butuh kerelaan hati dan keberanian. Masalahnya, banyak orang menganggap bahwa mengaku salah sama dengan mengaku kalah. Tapi bagi Tuhan tidaklah demikian.

Di dalam Imamat 4 : 13 – 26, Tuhan menunjukkan akan hal pertobatan yang harus dilakukan oleh bangsa Israel dan juga para pemuka. Mereka harus mempersembahkan korban bakaran, di mana korban ini merupakan bentuk pengakuan mereka akan kesalahan-kesalahan yang telah mereka lakukan, serta sebagai bentuk pemulihan kembali hubungan mereka dengan Tuhan. Persembahan ini mereka berikan dengan penuh kerendahan hati disertai dengan rasa penyesalan akan kesalahan mereka.

Secara umum kata rendah hati memiliki arti: sikap bijak seseorang yang dapat memposisikan dirinya tidak merasa lebih penting, lebih tinggi, lebih pintar, lebih benar dari orang lain. Salah satu ciri dari orang yang rendah hati adalah mau mendengarkan pendapat, saran dan juga kritikan dari orang lain. Sikap yang mau diajarkan adalah karakter dasar dari kerendahan hati, Sebaliknya sikap yang angkuh dan sombong cenderung membenarkan diri sendiri, merasa diri benar dan tidak mau diajar.

Manusia yang memiliki kerendahan hati adalah manusia yang diinginkan oleh Tuhan! Itulah sebabnya Tuhan memanggil orang-orang yang biasa dan tidak terpelajar (Lih. Kisah 4:13) untuk menjadi alat kemuliaan-Nya, karena perlu kerendahan hati untuk mengenal dan memahami jalan-jalan Tuhan. Tuhan Yesus berkata, “Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” (Lukas 18:17). Sebagai orang percaya kita harus belajar dari salah satu karakteristik menonjol dari anak kecil yaitu mereka mudah sekal! untuk diajar. Untuk itu, milikilah selalu kerendahan hati.

Sumber: Warta Jemaat GPIB Effatha 16 April 2017