Tuhan Allah Menolong Aku

Yesaya 50:4-9

Umat Israel terbuang dan takluk kepada bangsa asing karena ketidaktaatannya kepada Tuhan Allah yang mengasihi mereka. Pada kondisi demikian melalui nabi Yesaya Tuhan Allah menyuarakan bahwa Ia akan mengutus seorang hamba untuk memberi semangat baru bagi mereka yang letih lesu. Meskipun berita ini disampaikan pada zaman Yesaya namun firman ini merupakan nubuat tentang diri Tuhan Yesus Kristus yang memiliki hati seorang hamba.

Hamba Tuhan dibekali dengan ketaatan dan kesetiaan, hal itu dibuktikan dengan:

  1. Ia memiliki lidah seorang murid. Lidah adalah alat komunikasi yang dapat dipakai untuk menyampaikan pesan yang dapat menghibur, memberi dorongan, pengharapan, semangat baru bagi orang-orang yang berputus asa. Dengan lidah-Nya Yesus menyampaikan kabar keselamatan karena diri-Nya sendiri adalah keselamatan itu. Ia berkhotbah dan mengajar untuk menyampaikan firman Tuhan yang bermanfaat untuk mengajar, menyatakan kesalahan, memperbaiki kelakuan dan untuk mendidik orang dalam kebenaran (2Tim 3:16)
  2. Memiliki pendengaran yang tajam. Telinga bermanfaat untuk mendengar, seorang hamba Tuhan yang setia dengan telinganya yang tajam dan terlatih, Ia siap mendengar keluhan dan permohonan setiap orang, Ia juga peduli kepada setiap orang. Itulah yang dilakukan Tuhan Yesus, Ia mendengar keluhan orang-orang yang menderita kemudian Ia melepaskan mereka dari penyakit dan beban hidup. Yesus memiliki pendengaran yang sangat tajam, Ia akan selalu mendengar dan peduli akan seruan minta tolong. Seringkali pada saat kita dibebani banyak persoalan, yang kita cari adalah orang-orang yang terdekat, kaya atau penguasa namun ujung-ujungnya kita kecewa ketika ternyata keluhan kita tidak ditanggapi alias tidak didengar. Untuk itu datanglah hanya kepada Yesus, Ia setia mendengarkan segala keluh kesahmu dan pasti kamu tidak dibuatnya kecewa.
  3. Memiliki ketaatan kepada Bapa yang dibuktikan melalui penderitaan bukan karena kesalahan-Nya. Pada saat orang-orang memukulnya Ia malah memberikan punggung-Nya, dan Ia memberikan pipi dan mukanya pada orang-orang yang meludahi-Nya. Yesus rela mengorbankan jiwa raga-Nya serta kemuliaan-Nya demi kasih-Nya kepada umat manusia yang berdosa. Seringkali kita tidak dapat menerima kalau harus menderita bukan karena kesalahan kita sendiri, apalagi kalau kita harus menerima pukulan, hinaan dari orang-orang yang kita anggap tidak pantas melakukannya kepada kita. Akibat dari keadaan seperti ini, seringkali akan memunculkan pikiran yang ingin membalaskan pada waktu yang tepat menurut kita. Seorang hamba Tuhan tidak memiliki keinginan untuk membalaskan kepada orang yang berbuat jahat kepada-Nya melainkan untuk menyelamatkan.

Minggu ini adalah Minggu Palmarum, dimana kita selalu diingatkan kepada satu peristiwa dimana Yesus Kristus dielu-elukan banyak orang. Ia menaiki seekor keledai betina menuju bait suci di Yerusalem. Kini kita perlu bertanya kepada diri kita sebagai orang yang telah ditebus, Ia telah menderita demi kita, sorak-sorai apakah yang dapat kita berikan bagi Yesus sebagai pujian dan pengakuan bahwa Yesus adalah sang Juruselamat kita yang telah dan akan membawa kita kepada Bapa. Jalanilah hidupmu seturut dengan kehendak-Nya, bukan seturut dengan kehendakmu, isilah hari-harimu untuk menyenangkan hati Tuhan.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 9 April 2017