Karyawan yang Melayani

Kalau kita benar-benar mengasihi Tuhan, kita akan menunjukkan kasih kita kepada Tuhan dengan memaksimalkan semua kemampuan yang ada pada kita. Orang yang gagal dalam pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya, pasti akan gagal juga dalam pekerjaan yang lainnya atau sulit untuk bisa bangkit dalam pekerjaan lainnya. Kita memang perlu mempertimbangkan faktor “orang yang tepat di tempat yang tepat”, tetapi jika seseorang selalu gagal dan tidak pernah produktif dalam suatu karyanya, pasti ada yang tidak beres dalam hidupnya.

Dalam Roma 12:1, firman Tuhan mengatakan “Karena itu saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup dan kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati”. Demi kemurahan Allah artinya karena Tuhan telah mengasihi kita dan memberikan kemurahan-Nya yang tak terhingga, maka kita pun patut untuk memberikan tubuh dan hidup kita sebagai korban yang hidup dan berkenan kepada-Nya. Tentu kalau kita mempersembahkan tubuh yang mewakili hidup kita ini, kita harus mempersembahkan dengan ukuran segenap: segenap hati, segenap jiwa, segenap akal budi, segenap kekuatan, dll.

Pertanyaannya, bagaimanakah kita mewujudnyatakan firman dalam Roma 12:1 ini dalam hidup kita? Ada beberapa pertimbangan penting yang harus kita miliki untuk mengubah gaya hidup kita.

Pertama, kita harus menyadari bahwa apapun pekerjaan kita (yang tidak bertentangan dengan norma dan etika kehidupan) itu adalah tempat dimana kita berperan melayani Tuhan yang sesungguhnya. Pelayanan bukan hanya ada di dalam gereja saja. Justru pelayanan yang berdaya guna dan lebih nyata adalah tempat dimana kita bekerja mencari nafkah setiap hari. Pekerjaan kita harus menjadi pelayanan yang benar dimana kita dapat menerjemahkan firman yang berkata, “Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.”

Banyak orang yang mau mengikut Yesus secara fisik tetapi Tuhan tidak mengizinkannya. Di antara orang-orang yang tetap Tuhan kehendaki untuk memegang profesinya adalah Zakheus. Tuhan tidak menarik Zakheus untuk masuk ke dalam 12 deret barisan murid-murid-Nya. Padahal belum tentu murid-murid-Nya yang lain dapat memiliki sikap pertobatan yang lebih baik dari Zakheus. Oleh sebab itu jangan sampai kita membagi-bagi mana yang termasuk pekerjaan rohani dan mana yang pekerjaan duniawi. Itu keliru!

Kedua, tempat kita bekerja adalah laboratorium dimana Tuhan mengembangkan kedewasaan rohani kita. Di tempat itulah kita didewasakan Tuhan melalui keadaan yang khusus untuk kita. Jadi jangan berharap tempat kita bekerja adalah tempat yang nyaman. Banyak orang Kristen gagal mengalami kedewasaan rohaninya karena hal ini. Sadarilah bahwa tidak ada kedewasaan tanpa ketidaknyamanan. Jika kita ingin menjadi dewasa, maka kita harus tahan banting dengan keadaan yang tidak nyaman. Untuk itu jangan sampai kita pindah kerja sebelum Tuhan sendiri yang memindahkan kita dari tempat itu.

Ketiga, tempat kita bekerja adalah laboratorium Tuhan untuk menjadikan kita berkat bagi orang lain. Kita harus berpikir bahwa kita adalah pendeta, mentor dan teladan bagi orang-orang dimana kita berada. Tetapi jangan pernah kita menawarkan diri untuk menjadi terang di situ sebab Tuhan yang akan mempromosikan kita di situ. Pelita itu akan Tuhan taruh di tengah rumah untuk menerangi banyak orang, bukan malah kita membawa diri kita sendiri menjadi sok terang.

Dikutip dari Warta Jemaat Rehobot Ministry 24 Mei 2009

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *