Menjadi Terang bagi Bangsa-bangsa

Yesaya 49:1-7

Masih segar di ingatan kita peristiwa perayaan Natal. Dalam ibadah tersebut dinyalakan lilin yang menyimbolkan Yesus yang kelahiranNya sedang dirayakan. Yesus adalah TERANG DUNIA. Yesus pernah berkata Akulah terang dunia, barangsiapa mengikut Aku ia tidak berjalan dalam kegelapan, melainkan beroleh terang hidup. Yesus Kristus adalah Terang yang menghalau kegelapan seluruh dunia. Oleh karenanya Gereja adalah persekutuan orang yang dipanggil keluar dari kegelapan oleh sang Terang Dunia tersebut yaitu Yesus Kristus.

Perikop ini berbicara tentang “HAMBA TUHAN”. Hamba Tuhan yang dimaksud ialah tertuju kepada Tuhan Yesus sebab dalam perikop ini seorang hamba yang dimaksud ialah seorang yang dipersiapkan sejak semula, sebelum ia dilahirkan. Ia seorang hamba yang datang dengan perkataan seperti sebilah pedang tajam yang menembus hati nurani orang yang mendengarkannya, bahkan ia mempunyai anak panah yang melambangkan hukuman Allah bagi setiap orang yang tidak menerima Firman Allah tersebut. Ia adalah seorang hamba yang di dalam diriNya kelak menyatakan keagungan Allah. Seorang hamba yang sanggup memenuhi segala tuntutan Allah dari bangsa Israel bahkan mengembalikan Israel sejati yakni membawa setiap orang menjadi umat percaya dan menjadi umat yang mengenal Tuhan sampai ke ujung dunia. Ia juga adalah seorang hamba yang ditolak, dikecewakan, dimusuhi, dihina, dijijikkan semua orang dan pada akhirnya kepadanya bangkit segala bangsa memberi hormat dan pembesar-pembesar dunia sujud menyembahnya.

Hamba Tuhan yang mempunyai tugas mulia yakni menjadi Terang bagi bangsa-bangsa agar keselamatan dari Allah diterima oleh seluruh dunia, Untuk tujuan ini Tuhan memanggil hambanya. Pemilihan adalah Otoritas Tuhan, pemilihan adalah Inisiatif Tuhan, bukan kemauan atau prestasi seseorang. Tuhan menyertai dan memberi kuasa kepada hambaNya. Tuhan menyertai dan melindunginya seperti anak panah yang disembunyikan dalam tabung panahnya. Karena itulah hamba Tuhan tersebut sanggup melakukan tugasnya dengan baik, memberitakan perkataan Tuhan dengan tajam dan tepat sasaran seperti pedang yang tajarn dan anak panah yang runcing. Ia tidak takut terhadap apa pun sebab Tuhan yang telah memilih dan memanggilnya, maka Tuhan pula yang akan menyertainya.

Menerima Yesus berarti menerima terang hidup. Kesediaan kita hidup dalam terang itulah yang membuat jalan hidup kita tetap terarah ke depan untuk menjalani tahun ini. Menerima Yesus sebagai hamba Tuhan berarti menyadari diri juga sebagai hamba Tuhan dalam arti tertentu. Menjadi hamba Tuhan berarti mengakui otoritas Tuhan sebagai sang pemilik hidup ini sehingga mau tidak mau kalau Allah mau kita harus menyerahkan diri menjadi hamba Tuhan.

Hamba Tuhan memikirkan kepentingan orang lain (persekutuan) dan bukan kepentingan diri sendiri. Ia bukan menganggap diri ‘kurang’ tapi ‘kurang’ memikirkan kepentingan diri, tetapi kepentingan Allah. Seorang hamba Tuhan tidak berusaha ‘memanfaatkan’ Allah demi tujuan-tujuan mereka, tetapi mereka membiarkan Allah memakai mereka demi tujuan-tujuan Allah. Mereka berpikir sebagai hamba yang menyenangkan tuannya di Sorga dan bukan menjadi tuan yang menuntut kesenangan dari orang lain. Hamba Tuhan yang baik mempertanyakan apa yang ia kerjakan dan bukan menyelidiki apa yang orang lain kerjakan. Hamba Tuhan terpanggil membawa terang dan bukan sumber kegelapan. Hamba Tuhan yang baik mendasarkan identitasnya di dalam Hamba Tuhan yang sejati yakni Kristus.

Marilah kita menjalani tahun 2017 sebagai hamba Tuhan membawa bagi bangsa-bangsa. Amin.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 15 Januari 2017