Sukacita dan Warisan Orang Kudus dalam Kerajaan Allah

Kolose 1:11-20

Rasul Paulus memiliki suatu rahasia yang menjadikan hidupnya penuh makna. Hal itu juga yang membuat dia kuat menghadapi segala tipu daya dunia. Apakah rahasianya yaitu Keutamaan Kristus merupakan rahasianya. Paulus menyadari bahwa keutamaan Kristus dinyatakan dalam berita Injil (Kol 1:3-12), dalam penebusan (Kol 1:13-14), dalam penciptaan (Kol 1:15-17), dan dalam persekutuan tubuh Kristus (Kol 1:18-23). ltu sebabnya di dalam hidup, pelayanan, dan penderitaannya pun Kristus yang diutamakan (Kol 1:24-29). Tuhan Yesus Kristus yang terutama. Bukan takhta, harta, atau wanita yang diutamakannya. Karena Paulus menempatkan Kristus menjadi yang terutama dalam hidupnya, maka ia dapat melayani dengan setia, menang atas segala cobaan, serta meraih kesuksesan di hadapan Allah dan manusia.

Orang yang menempatkan Kristus sebagai yang terutama dapat diibaratkan roda yang memiliki poros yang tepat di tengah-tengahnya. Dengan demikian roda itu bisa berjalan lancar, baik di jalan yang landai ataupun mendaki, rata ataupun berbatu-baru, lurus ataupun berkelok-kelok. Roda itu bisa berjalan dengan baik karena berputar di poros yang tepat.

Orang yang menempatkan hal lain sebagai yang terutama dapat diibaratkan dengan roda yang porosnya tidak tepat di tengah. Bila poros suatu roda tidak berada tepat di tengah-tengah, apakah yang bakal terjadi? Pasti susah! Bagaimana pun keadaan jalan. roda itu tentu tidak dapat berjalan dengan baik. Akibatnya kereta akan berjalan dengan terguncang-guncang, dan orang-orang yang berada dalam kereta itu pun menjadi mabok.

Menempatkan Kristus menjadi yang terutama akan membuat hidup kita berbahagia. Sebab itu artinya kita memperkenankan Dia untuk memimpin hati, pikiran, perkataan. dan perbuatan kita. Hal itu akan mengubah dan memperbaharui hidup kita. Hidup kita akan berbuah dan berbahagia di dalam Dia. Apabila Kristus yang terutama di dalam hidup kita, maka kita akan tetap bersukacita melayani Dia di mana dan kapan saja. Dalam keadaan baik atau tidak baik, senang atau susah, lancar atau penuh tantangan, kita akan tetap setia melayani-Nya. Pelayanan terhadap Kristus itu pun kita nyatakan juga dengan melayani sesama kita. Mereka dapat merasakan buah Roh yang nyata dalam hidup kita. Kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemah-lembutan, dan penguasaan diri terpancar dari dalam hidup kita. Jadikanlah Kristus sebagai yang terutama. Tuhan akan senang, kita akan bahagia, dan sesama kita akan turut bersukacita karenanya.

Mengenang dan mengingat orang yang sudah meninggal di zaman sekarang berarti merenungkan bahwa semua yang telah mati dalam Kristus telah berhasil menjaga/memegang mahkota yang telah dianugerahkan Tuhan Yesus Kristus kepada mereka sewaktu/selama hidup mereka, sehingga tidak hilang dan tidak ada yang mengambil dari padanya. Merekalah yang telah hidup dalam makna kelepasan/keselamatan, penebusan dengan pengampunan dosa dan kewargaan dalam Kerajaan Sorgawi Yesus Kristus di bumi dan di sorga. Dalam hidup mereka di bumi mereka memiliki hikmat, pengertian yang benar untuk mengetahui kehendak TUHAN yang sempurna, memberi buah yang baik dalam segala pekerjaan yang baik dan bertumbuh dalam pengetahuan yang benar tentang Allah. Dalam mengenang mereka yang sudah meninggal, pengikut TUHAN Yesus Kristus yang hidup sekarang ini bercita-cita dan bertekad untuk memiliki hal-hal (yang disebut di atas) yang sudah dimiliki para pendahulu mereka yang sekarang sudah berada di sorga. Selamat berakhir Tahun Gerejawi dan sekaligus mengheningkan cipta, mengenang orang yang sudah meninggal dunia. TUHAN Yesus Kristus menyertai dan memberkati. Amin.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 20 November 2016