Pilihlah Kehidupan Supaya Engkau Hidup

Ulangan 30:19

Allah sangat mengasihi kita. Sebagai bukti nyata akan kasih-Nya itu, Allah memanggil Abraham untuk maksud dan tujuan yang pasti: MENJADI BERKAT BAGI BANGSA-BANGSA. Tanpa kecuali! Termasuk bangsa kita, Indonesia; dan kita sendiri, sebagai bangso Batak maupun segala suku bangsa yang lainnya. Melalui karya pemeliharaan dan pilihan Allah atas bangsa Israel, sebagai keturunan Abraham secara biologis, diawali dan dinyatakan Allah bagaimana semua orang dan bangsa-bangsa di dunia harus mengenal dan meyakini Allah. Bahwa Dia adalah Allah yang Maha Pengasih, namun sekaligus juga Allah pencemburu oleh karena kasih-Nya tersebut. Di situlah kita diingatkan betapa kepribadian Allah itu harus dihormati.

Itulah Allah kita. Dia sangat sensitif bila kita, kekasih hatinya, menjauhkan diri dari-Nya untuk menyembah kepada berhala maupun menunjukkan gelagat hendak meninggalkan Dia dengan berbagai perilaku lain yang tidak disukai-Nya. Karena itulah maka Musa terus berulang-ulang mengingatkan umat Israel sebelum ia berpisah dari mereka (meninggal dunia), sekaligus untuk membekali mereka sebelum menyeberang ke Tanah Kanaan, negeri perjanjian yang kaya raya yang segera akan diberikan Allah kepada mereka. Allah tidak mau kehilangan kekasih hati-Nya, umat Israel. Oleh sebab itu Allah membebaskan mereka dari perbudakan dan memilih Musa menjadi pemimpin maupun para pemimpin lainnya di tengah-tengah umat-Nya. Melalui merekalah Allah memberitahukan segala sesuatu peringatan dan larangan yang tidak boleh dilakukan agar mereka tidak binasa.

Lebih unik lagi, bila Allah kita itu sakit hati oleh pelanggaran umat-Nya, Dia bukan hanya membiarkan dan diam belaka. Melainkan Dia sendiri bahkan mengutuk dan menghukum kita sampai anak-cucu keturunan pun dilenyapkan-Nya. Bukan hanya dilenyapkan, bahkan disiksa
dalam api neraka. Itulah konsekuensi dari kasih dan kecemburuan Allah. Supaya terhindar dari hal itulah maka Musa dan para hamba Tuhan sepanjang jaman dipilih-Nya untuk menjadi pemberita Kabar Baik (Injil). Melalui para hamba-Nya itu Allah memberi peringatan dan sekaligus tawaran supaya PILIHLAH KEHIDUPAN. Para hamba Allah itu harus menasehatkan kepada semua orang juga akan konsekuensi dari pilihan hidupnya masing-masing. Bahwa KUTUK dan BERKAT tersedia bagi siapa saja atas pilihannya.

Bagi orang Kristen yang telah diselamatkan oleh kasih karunia dan anugerah di dalam Yesus Kristus harus mengingatkan semua orang bahwa segala upaya manusia tidak akan mampu dan bahkan sia-sia untuk terhindar dari hukuman api neraka. Sebaliknya, hanya di dalam Yesus Kristus sajalah ada keselamatan dan kehidupan kekal. Bahkan di dalam Yesus Kristus, segala kutuk turun-menurun dapat diubahkan menjadi berkat. Sebab hanya Yesus sajalah yang telah turun ke neraka merampas dan menyelamatkan jiwa manusia yang terpenjara dengan kematian-Nya di kayu salib (1 Ptr 3:19-20). Begitu dahsyatnya ternyata kutuk Allah atas manusia, sehingga Allah sendiri mengutus Anak-Nya, Yesus Kristus, turun dari sorga ke dunia menjadi manusia, supaya semua roh-roh orang mati sepanjang masa yang tidak sempat mendengarkan Injil dan mengenal Yesus Kristus diselamatkan.

Namun bagi yang dengan bersengaja memilih menolak Yesus, dengan apa sakit hati Allah dapat terobati? Tidak ada lagi! Sebab hanya Yesus Kristus saja satu-satunya yang dapat mengubahkan kutuk menjadi berkat. Hanya Yesus saja yang dapat mengobati sakit hati Allah. Injil Yesus Kristus itulah yang menjadikan kita juga umat pilihan Allah, kekasih hati-Nya. Di luar dan tanpa Yesus, kutuk yang telah dijatuhkan Allah kepada nenek moyang kita yang telah melakukan penyembahan berhala dan sangat menyakiti hati Allah tidak akan pernah berubah. Karena itu, pilihlah Yesus supaya kita hidup dan bahkan memiliki kehidupan kekal di dalam sorga. Amin!

Sumber: Warta Jemaat HKBP 4 September 2016