Dimampukan Melakukan Perbuatan Baik bagi Semua Orang

Galatia 6:7-16

Pada ayat sebelumnya Paulus memberi nasehat kepada jemaat Galatia agar saling bertolong-tolongan menanggung beban (ay 2). Nasehat ini diberikan karena diantara mereka masih terdapat orang-orang yang lemah secara iman. Dalam situasi seperti ini, Paulus meminta agar orang-orang yang rohani dapat memberi bantuan kepada mereka yang lemah, untuk memimpin mereka ke jalan yang benar. Paulus juga mengingatkan agar setiap orang yang telah menerima pengajaran, patut membagikan segala sesuatu yang dimilikinya kepada orang yang telah memberikan pengajaran kepadanya (ay 6). Barulah kemudian menyusul nas yang menjadi khotbah untuk Minggu ini.

Melalui nas ini Paulus menyampaikan pengajaran tentang “tabur-tuai”, setiap orang memiliki pilihan dalam hidupnya dan setiap pilihan memiliki konsekuensi. Bila kita membuat keputusan yang bijak dan benar sesuai dengan kehendak Tuhan maka Ia akan memberi upah atas kesetiaan kita. Sebaliknya bila pilihan kita buruk atau melanggar Firman Tuhan maka kita akan menerima konsekuensi negatif. Konsekuensi dari apa yang kita perbuat bisa dengan cepat terjadi namun bisa juga tidak segera terjadi, tetapi suatu hari kelak pastilah kita akan menerima ganjaran atas cara hidup kita.

Pada ayat 7-8 Firman Tuhan menegaskan prinsip tabur dan tuai “Jangan sesat! Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan. Karena apa yang ditaburkan orang, itu juga yang akan dituainya.” Ada terdapat orang-orang yang menonjoJkan hal-hal yang lahiriah, seperti sunat namun perbuatan itu bukanlah karena kesetiaannya kepada Tuhan Yesus, sebaliknya agar ia dapat bermegah atas keadaan lahiriahnya saja. Mereka seolah- ah beriman namun sesungguhnya tidak, itulah sebabnya firman ini dengan tegas mengatakan “Allah tidak membiarkan diri-Nya dipermainkan”.

Pada masa kini, bila orang berbicara tentang tabur tuai, seringkali dihubungkan hanya dengan materi saja, saat seseorang memberi persembahan ke gereja masih ada orang yang berpikir nanti Tuhan akan menggantikan berlipat ganda. Pola pikir seperti ini adalah salah, karena pengajaran tabur tuai disini diaplikasikan dalam pelayanan. Setiap orang percaya atau anak-anak Tuhan yang mau memberikan segenap hidupnya, berjerih lelah dalam pelayanan pekerjaaa Tuhan, mereka inilah kelak akan menuai kebahagiaan dan kemuliaan dari Bapa di sorga.

Saudara, kita perlu bertanya pada diri sendiri apakah hidupku sudah menyenangkan hati Tuhan? Atau mungkin kita lebih sering menuruti keinginan daging dan kita bertindak dengan mengandalkan kekuatan sendiri tanpa Tuhan?

Orang-orang yang memilih untuk menikmati kesenangan dunia, hidup hanya untuk kepentingan diri sendiri sama artinya ia sedang menabur di dalam daging, maka kebinasaanlah yang akan dituainya Sebaliknya orang-orang yang mau mengorbankan hidupnya, mau berlelah ikut ambil bagian dalam pekerjaan Tuhan, peduli terhadap sesama dengan tidak melihat kepentingan diri sendiri, maka ia akan memperoleh tempat perhentian yang penuh dengan kelegaan dan kemuliaan. Inilah hasil tuaian dari orang-orang yang mau memberikan hidupnya hanya untuk Tuhan.

Mungkin saudara jatuh bangun di antara kedua pilihan itu, marilah kita terus berdoa agar kita semua membuat keputusan yang benar dihadapan Allah dengan menaburkan benih kasih, kesabaran, rendah hati, kebaikan, kesetiaan (Gal 5:22). Roh yang telah dicurahkan bagi orang-orang percaya akan memampukan kita untuk melakukan segala yang baik kepada sesama terlebih kepada saudara seiman.

Sumber: Warta Jemaat HKBP 3 Juli 2016