Pertobatan Membawa Manusia kepada Kehidupan

Kisah Para Rasul 11:1-18

Salah satu kebiasaan atau adat istiadat orang Yahudi, mereka memiliki pola pikir atau pemahaman bahwa keselamatan itu hanya berlaku bagi mereka saja. Sehingga non Yahudi atau orang yang tidak bersunat dianggap orang kafir dan najis. Kebiasaan pola pikir dan pemahaman yang dimiliki oleh orang-orang Yahudi ini membuat mereka sangat eksklusif dan suka memisahkan diri dari non Yahudi. Mereka dilarang berteman, bergaul dengan orang non Yahudi, termasuk berbicara, menolong, apalagi masuk ke rumah orang non Yahudi (bnd. Luk 10:1-25).

Petrus sebagai keturunan Yahudi, sepanjang pelayanannya termasuk orang yang setia memegang adat istiadat Yahudi. Namun suatu hari Petrus diperhadapkan dengan sebuah tugas panggilan untuk memberitakan Firman Allah kepada Kornelius, seorang perwira kepala pasukan Romawi – orang non Yahudi – yang tinggal di Kaisarea (Kis 10:1). Panggilan itu diawali dengan penglihatan yang diberikan Allah kepadanya berupa kain lebar yang turun dari langit dan berisi berbagai jenis binatang yang berkaki empat, binatang menjalar dan burung. Allah memerintahkan Petrus untuk memakannya. Namun dengan tegas Petrus mengatakan bahwa “dia tidak pernah memakan makanan yang haram”. Allah mengingatkan Petrus bahwa: “Apa yang telah dihalalkan oleh Allah. tidak boleh diharamkan oleh manusia” (Kis 10:15). Pada awalnya Petrus sangat memegang kuat kebiasaan adat istiadat Yahudi, namun ketika diperhadapkan dengan perintah Allah untuk membaptis Kornelius sekeluarga maka akhirnya Petrus menjalankan kehendak Allah. Tindakan Petrus menimbulkan pertanyaan di tengah-tengah orang Yahudi di Yerusalem. Mereka mempertanyakan alasan Petrus makan bersama dengan orang non Yahudi (Kis 11:3). Sebab meskipun Kornelius orang yang saleh tetapi bagi orang Yahudi, Kornelius tetap dianggap orang kafir karena tidak bersunat. Peristiwa itu menyadarkan Petrus tentang kasih Allah yang sesungguhnya dan berkata, “Sesungguhnya aku telah mengerti bahwa Allah tidak membedakan orang (Kis 10:34).

Firman ini mengajarkan kepada kita supaya kita bisa hidup berdampingan dengan orang lain. Injil tidak terbatas kepada satu kelompok saja, tapi bersifat terbuka dan universal. Keselamatan yang dibawa Yesus Kristus adalah untuk semua orang. Kalau selama ini kita masih membedakan orang, marilah bertobat. Kita juga dahulu adalah orang asing yang belum mengenal keselamatan, tetapi setelah rnengenal-Nya, janganlah membatasi pekerjaan Allah hanya pada diri kita dengan segala adat istiadat kita, kelompok kita, suku kita, tetapi “Pergilah” sebagaimana Amanat Agung Tuhan kita Yesus Kristus. Keselamatan bukan hanya bagi orang-orang tertentu saja, melainkan untuk semua yang mau dipanggil dan percaya.

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 24 April 2016