Pujian, Hormat, Kemuliaan dan Kuasa bagi Anak Domba Allah

Wahyu 5:11-14

Perikop ini menceritakan tentang sebuah gulungan kitab yang menyingkapkan masa depan bumi dan kerajaan Allah. Tidak ada seorangpun yang sanggup membuka gulungan kitab ini karena semua manusia telah jatuh ke dalam dosa. Yohanes menjadi sangat sedih bahkan sampai menangis ketika menyadari bahwa tidak ada harapan bagi umat manusia di dunia ini. Ia juga menangisi ketidakmampuannya karena ia juga seorang anggota umat manusia yang telah jatuh ke dalam dosa (ay 4). Selagi Yohanes menangis, salah seorang dari tua-tua berkata kepadanya “Jangan engkau menangis ! Sesungguhnya, singa dari suku Yehuda, yaitu tunas Daud, telah menang, sehingga Ia dapat membuka gulungan kitab itu dan membuka ketujuh materainya.”(ay 5)

Kata singa adalah sebutan yang biasa dipergunakan guru-guru Israel untuk Mesias (Kej 49:9-10; Yesaya 11:1). Singa dari suku Yehuda melambangkan pemerintahan-Nya sebagai Raja di atas segala raja, Yesus telah mengambil dan membuka gulungan kitab serta ketujuh materainya, dengan darah-Nya, Kita tidak mengetahui kapan waktu dan saatnya la akan datang, namun satu hal yang pasti, bila bunyi sangkakala terdengar, para orang-orang yang diselamatkan oleh darah Yesus akan diangkat dan akan bersama-sama dengan-Nya di sorga.

Nas ini menceritakan, kalau pada saat gulungan kitab berada di tangan Tuhan Yesus, keempat mahluk dan keduapuluh empat tua-tua tersungkur dan Yohanes mendengar nyanyian dari makhluk-makhluk dan tua-tua yang jumlahnya sangat besar, berlaksa-laksa bahkan beribu-ribu laksa mereka menyanyikan nyanyian baru. Nyanyian baru ini ditujukan untuk Yesus karena la telah menjadi Penebus bagi semua orang berdosa dari segala suku bangsa.

Nyanyian baru itu tidak hanya merupakan suatu pujian tetapi juga merupakan pengakuan dan hormat akan kuasa Yesus atas bumi dan sorga. Suara pujian kepada Yesus itu tidak hanya berasal dari takhta Allah tetapi juga terdengar dari segala makhluk yang ada di sorga, di bumi, di laut dan segala yang ada di dalamnya (ay 13). Semua makhluk di alam semesta ini mengaku bahwa Yesus adalah “Sang Penebus” sekaligus “Sang Penguasa”.

Setelah manusia jatuh ke dalam dosa iblis menjadi penguasa dunia. Segala makhluk hidup dalam keadaan tidak menentu, tidak ada jaminan dan pengharapan akan sesuatu yang baik di masa depan kita. Tetapi terpujilah Tuhan kita Yesus Kristus, yang layak membuka
gulungan kitab tersebut dan yang telah memperlihatkannya kepada Yohanes, yang telah membuktikan kemenangan-Nya dengan darah kudus-Nya yang tercurah di kayu salib. Tidak ada kuasa lain yang lebih hebat dari-Nya, Ia pemegang kendali atas sejarah dunia dan umat manusia, bukan iblis. Untuk itu, kepada kita semua diingatkan agar segala gerak hidup kita hendaknya menjadi ibadah bagi Tuhan Yesus. Pujian, hormat, kemuliaan kita biarlah hanya dipusatkan kepada Kristus saja, bukan kepada kuasa-kuasa yang lain yang kuasanya hanya sesaat.

Suka dan duka memang masih harus kita lalui, namun marilah kita menjadi lebih kuat lagi karena dengan kemenangan Kristus berarti orang-orang percaya telah dimenangkan pula. Teruslah beriman kepada-Nya.

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 10 April 2016