Terpujilah Kasih Karunia-Nya Yang Mulia

Efesus 1:6

Mulai tahun 2016 langkah kita di negeri ini telah dibawa memasuki dunia pasar bebas MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN). Tanpa identitas dan jati diri, kemanusiaan kita tidak lebih dari benda mati atau barang dan komoditi. Firman Tuhan pada minggu perdana tahun ini hendak meneguhkan identitas dan jati diri kita: “Siapakah aku sesungguhnya sebagai orang Kristen?”

Ketahuilah bahwa setiap orang Kristen sesungguhnya adalah “manusia rohani”. Kita bukanlah sekedar manusia lahiriah yang secara bendawi sebagai materi atau komiditi dan jasa untuk jual beli. Kita ada bukan sekedar dengan sendirinya sebagaiamana kita ada. Tetapi ada Allah yang menjadikan dan merancang kita, yang di dalam dan oleh Yesus Kristus telah memilih kita sebelum dunia dijadikan. Oleh dan di dalam Yesus, kita telah ditetapkan sejak awal mula sesuai maksud dan kehendak Allah menjadi anak-anak-Nya. Secara jasmaniah memang kita ada sejak dikandung dalam rahim ibu kita, lalu dilahirkan sebagai anak dalam sebuah keluarga.

Dalam pandangan Allah, betapa kita ini jauh lebih berharga dari segala-galanya. Di dalam diri kita ada rahasia Allah yang telah memilih dan menetapkan kita bagi kemuliaan kasih karunia-Nya. Ini adalah pekerjaan Allah yang tidak dapat dipahami dan diterima oleh logika dan akal manusia dunia. Hanya dapat dipahami orang di dalam dan oleh Yesus Kristus. Di luar dan tanpa Dia, siapapun kita bukanlah apa-apa, bahkan sama sekali tidak ada harganya.

Melihat dari kacamata Allah, keluarga adalah lembaga duniawi pertama sekali dimana kita ada dan dihadirkan-Nya. Namun semakin hari pemberontakan manusia terhadap Allah semakin nyata. Ini sangat terasa dalam sikap dan gaya hidup serta pemikiran manusia sehubungan dengan keluarga. Betapa makna keluarga sebagaimana dimaksudkan Allah makin tergerus bahkan menjadi langka oleh karena tabiat bawaan dan keinginan hati manusia. HAM ditinggikan dan hak/kedaulatan Allah disingkirkan.

Dunia yang tidak paham maksud dan kehendak Allah akan keluarga semakin merajalela dan mendominasi niat hati dan minat manusia. Akibatnya keluarga maupun seluruh kedirian manusia tidak lagi lebih dari sekedar transaksi jual beli sosial ekonomi: “Saya OK, Kamu OK, Kita OK!” Demikian pula halnya dengan berbagai bidang kehidupan yang lain. Tak terkecuali agama! Inilah bahaya globalisasi yang hendak diingatkan Tuhan kepada kita di hari Minggu pertama tahun 2016 ini.

Maksud dan tujuan Allah adalah untuk menjadikan kita kudus dan tak bercacat di hadapan-Nya supaya terpuji kasih karunia-Nya. Untuk itu, marilah kita masuki dan menjadikan keluarga kita menjadi rumah tangga ilahi, dimana nama Allah dikuduskan (diistimewakan, dikhususkan) lebih dari segalanya. Uang dan segala harta kekayaan materia bukanlah apa-apa dan bukan segala-galanya, sebab Yesus lebih dari semua itu.

Untuk itu janganlah cari atau pergi apalagi melarikan diri kepada berbagai teori ilmu pengetahuan dan segala kepintaran maupun hikmat manusia duniawi. Datang dan terimalah Yesus, Sang Berkat Rohani yang dari sorga. Selamat Tahun Baru!

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 3 Januari 2016