Bagaimana Orang Percaya Menghadapi Tantangan Iman

Kisah Para Rasul 4:17-18

Seorang penginjil yang dipakai Tuhan pada abad 20 yang bernama Billy Graham berkata, “Kalau kita mau menerima Kristus, tidak ada harga yang harus kita bayar karena salib Kristus sudah membayar dosa kita.” Itu sebabnya agama berbeda dengan iman Kristen, karena agama adalah usaha manusia yang berdosa mencari Allah yang kudus, tetapi iman Kristen adalah Allah yang kudus mencari manusia yang berdosa. Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik kita, tetapi karena Kristus yang menggantikan kita. Kita yang seharusnya binasa, disalib, dihukum, masuk neraka tetapi Tuhan Yesus yang menggantikan kita semua.

Ketika kita menjadi pengikut Kristus, ada harga yang harus kita bayar, bahkan kalau kita menjadi orang percaya yang sungguh-sungguh, kita harus memberikan hidup kita buat Tuhan dan ketika kita menjadi orang Kristen yang sungguh-sungguh, ada tantangan iman yang harus kita hadapi. Gereja mula-mula pun mengalami tantangan iman yaitu diancam, dalam ayat 17 dikatakan, “Tetapi supaya hal itu jangan makin luas tersiar di antara orang banyak, baiklah kita mengancam dan melarang mereka, supaya mereka jangan berbicara lagi dengan siapa pun dalam nama itu.” Dalam hal ini tantangan iman ternyata dari kelompok orang yang beragama. Yang mengancam mereka ternyata bukan kelompok teroris, bukan kelompok komunis, bukan orang penyembah Baal, bukan penyembah patung-patung, bukan orang Yunani. Yang mengancam mereka adalah Mahkamah Agama orang Yahudi, yang percaya pada Taurat tetapi merupakan kelompok penentang nama Yesus. Dalam sejarah gereja, ternyata tantangan iman para reformator justru dibunuh atau mati syahid oleh gereja sendiri. Demikian juga Martin Luther seorang tokoh reformator gereja, harus mengungsi beberapa kali karena diancam oleh gereja yang berkuasa.

Gereja mula-mula ketika menghadapi tantangan iman, yang pertama ada persekutuan dengan sesama yang erat. Dalam Kis 4:23 dikatakan, “Sesudah dilepaskan, pergilah Petrus dan Yohanes kepada teman-teman mereka, lalu mereka menceritakan segala sesuatu yang dikatakan imam-imam kepala dan tua-tua kepada mereka.” Petrus dan Yohanes walaupun sebagai rasul, memahami kalau menghadapi tantangan, perlu membangun persekutuan. Pdt. Rick Warren dalam bukunya “The Purpose Driven Life” mengatakan bahwa gereja harus mempunyai 5 pilar: pertama ada Penginjilan, kedua ada Penyembahan, ketiga ada Persekutuan, keempat ada Pemuridan, dan kelima ada Pelayanan. Seringkali gereja memiliki penyembahan yang luar biasa, pelatihan yang luar biasa bagus, akan tetapi seringkali gereja-gereja modern, gereja-gereja kota semakin individualistis. Itu sebabnya persekutuannya mulai lemah padahal dalam Kis 1:14, Alkitab mengatakan bahwa mereka semua bertekun dengan sehati. Kis 2:46: “Dengan bertekun dan dengan sehati mereka berkumpul tiap-tiap hari dalam Bait Allah. Mereka memecahkan roti di rumah masing-masing secara bergilir dan makan bersama-sama dengan gembira dan dengan tulus hati”. Kis 4:32: “Adapun kumpulan orang yang telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.” Gereja mula-mula mempunyai prinsip milikmu milikku, milikku milikmu. Kelemahan besar gereja modern, gereja masa kini, gereja kota adalah kehilangan fellowship.

Kedua, dalam menghadapi tantangan iman, gereja mula-mula membangun persekutuan dengan Tuhan (mereka berdoa). Dalam Kis 4:24 dikatakan, “Ketika teman-teman mereka mendengar hal itu, berserulah mereka bersama-sama kepada Allah, katanya “Ya Tuhan, Engkaulah yang menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya. Dan oleh Roh Kudus dengan perantaraan hamba-Mu Daud, bapa kami, Engkau telah berfirman: Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa mereka-reka perkara yang sia-sia? Raja-raja dunia bersiap-siap dan para pembesar berkumpul untuk melawan Tuhan dan Yang Diurapi-Nya.” Orang percaya berdoa karena percaya pada firman, demikian juga kita kalau tidak berdoa berarti tidak percaya kepada firman Tuhan.

Kalau kita saat ini sedang menghadapi tantangan dan pergumulan, jangan situasi, masalah, keadaan sekeliling kita yang mempengaruhi iman kita tetapi biarlah kita membaca firmanNya dan berkata ya dan amin. Jangan pernah mengandalkan diri sendiri, kita harus mengandalkan Tuhan. Kalau kita berbisnis, jangan pernah mengandalkan orang-orang besar, belajar untuk berdoa, kalau memang itu berkat Tuhan, orang besar manapun yang menjadi penghalang, Tuhan bisa ubah. Sama halnya dengan Paulus, ketika dia menghadapi tantangan, dia berdoa. Kenapa orang percaya selalu berdoa, karena ada korelasi dimana ketika mereka berdoa, ada kepenuhan Roh Kudus. Pada Kis 4:13 dkatakan, “Dan ketika mereka sedang berdoa goyanglah tempat mereka berkumpul itu dan mereka semua penuh dengan Roh Kudus, lalu mereka memberitakan firman Allah dengan berani.” Setiap kali orang percaya berdoa ada kuasa Roh Kudus yang bekerja dengan luar biasa.

Kalau kita mempunyai tantangan iman, kita mengambil waktu khusus dua atau tiga hari, belajarlah berdiam dalam kaki Tuhan dan bermohon supaya kuasa-Nya turun karena kita percaya ketika Roh Kudus bekerja, membuat hidup kita jadi berbeda, kita akan melihat hidup kita menjadi pemenang, bahkan lebih daripada pemenang.

Dikutip dari Warta Jemaat Gereja Duta Injil 15 November 2015