Kuasa Yesus Menyelamatkan Orang Beriman

Markus 10:52

“Apa yang kau kehendaki supaya Aku perbuat bagimu?” tanya Yesus kepada Bartimeus, pengemis buta yang berseru-seru di pinggir jalan keluar kota Yeriko. Bukan seperti kebanyakan pengemis masa kini yang memakai (atau dipakai oleh orang lain) kebutaan maupun cacat fisik lainnya untuk mendapatkan uang, Bartimeus lebih membutuhkan mata yang melihat daripada uang. Itulah yang dia minta kepada Yesus dan yang diberikan Yesus kepadanya. Dengan mata yang telah melihat, lalu ia mengikuti Yesus.

Pertanyaan yang sama juga sesungguhnya disampaikan Yesus kepada setiap orang yang berseru kepada-Nya, termasuk kepada kita. Yang perlu dari kita adalah sungguh-sungguh tahu dan sadar apa yang menjadi kebutuhan utama, bukan sekedar mencari dan mengingini materi. Sebab semua hal yang bersifat material adalah sementara. Walau terus-menerus diperoleh dan berulang-ulang didapatkan, namun tidak akan pernah memberikan kepuasan dan kebahagiaan. Tetapi “mata yang melihat” membawa kita kepada Yesus.

Pepatah orang Batak, “Mata guru, roha sisean” (mata adalah guru, hati adalah murid) menjadi sangat relevan bagi setiap orang. Sebab dengan mata yang melihat, kita dapat mengenal lingkungan dan mendapatkan berbagai informasi yang masuk ke dalam pikiran dan dicerna lalu diendapkan di dalam hati. Kecenderungan hati maupun persepsi (gambaran pemikiran) sangat ditentukan oleh informasi yang masuk yang kita dapatkan dari mata yang melihat. Hati yang mengerti akan pertimbangan akal budi melahirkan iman yang berkomitmen. Iman yang seperti itulah yang menyelamatkan setiap orang. Karena itu mintalah kepada Yesus sama seperti Bartimeus, “Guru, supaya aku dapat melihat!”

Waktu itu cacat fisik dipahami sebagai akibat dosa, baik oleh orang yang bersangkutan ataupun orangtuanya. Makanya Yesus berkata kepada Bartimeus, “Imanmu telah menyelamatkan engkat!” Yesus terlebih dahulu hendak membereskan persepsi yang salah dalam pikiran kita yang acapkali justru menjadi beban dan permasalahan. Bukan hanya membereskan persepsi, tetapi Yesus juga menyelesaikan dosa yang memang adalah akar dan sumber segala masalah yang menebar banyak penderitaan. Karena itu Yesus sendiri bersedia menanggung hukuman atas dosa-dosa kita, dan Ia berkuasa menyelamatkan setiap orang beriman yang berseru kepada-Nya.

Dosa menyebabkan kehancuran dan kebinasaan. Dosa juga dituai dari penyalahgunaan mata karena melihat hal-hal yang salah dan tidak berguna. Namun begitu banyak orang yang tidak menyadari apalagi mengakuinya. Akibatnya mereka semua berlomba-lomba memuaskan matanya untuk melihat hal-hal yang tidak benar, sama seperti orang buta yang menyalahgunakan “cacatnya” – seolah-olah bangga akan kelemahannya – untuk mendapatkan hal yang “bukan terutama” dan asyik dengan kenikmatan yang sementara.

Bagi orang yang seperti itu sudah tentu tidak akan ada kebahagiaan apalagi komitmen iman untuk mengikut Yesus. Seseorang yang telah dibukakan matanya dapat melihat dan mengerti dunianya, lalu percaya dan berkomitmen. Karena itu, hendaknya sama seperti Bartimeus kita datang dan berseru kepada Yesus meminta “mata yang melihat”. Maka lebih dari materi akan kita miliki. Dengan mengikut Yesus, kebahagiaan bahkan hidup kekal akan kita peroleh. “Hanya, akuilah kesalahanmu!” kata nabi Yeremia (Yer 3:13).

Selamat mengikut Yesus dan menjadi percaya!

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 25 Oktober 2015