How to Manage Our Soul

1 Raja-raja 19:1-8

Bagaimana kita memelihara jiwa kita? Karena sering kali kegagalan itu terjadi disebabkan kita gagal memelihara jiwa kita. Kenapa hal ini sangat penting? Karena jiwa ini adalah menjadi motor dalam kehidupan kita. Jiwa kita yang sebenarnya berperang setiap hari menghadapi realita kehidupan. Yang juga bersinggungan dengan setiap aktivitas-aktivitas kehidupan yang memiliki rintangan, hambatan dan tantangan.

Kita akan belajar dari satu hamba Tuhan besar di dalam Alkitab yang luar biasa dan gagal memelihara jiwanya sehingga dia mengalami kegagalan juga dalam menjalani kehidupan kerohaniannya. Saya percaya setiap kita tidak akan dan ingin jadi orang percaya yang gagal dalam kehidupan ini. Perjalanan kekristenan itu adalah sebuah perjalanan yang panjang. Kekristenan itu berbicara sebuah proses. Kemurnian kekristenan kita akan dimurnikan terus dengan persoalan-persoalan, masalah-masalah dan rintangan yang akan kita hadapi. Sebab itu karena kekristenan berbicara sebuah perjalanan maka kita harus pandai-pandai, cerdik-cerdik, cerdas-cerdas untuk memelihara jiwa kita. Siapakah hamba Tuhan itu? Tetapi karena kasih karunia hamba Tuhan ini mengalami pemulihan yang luar biasa. Hidup perjalanan kekristenan kita adalah suatu perjalanan yang panjang. Elia mengalami kekuatan dari makanan yang diberikan Tuhan lalu dia sanggup berjalan 40 hari 40 malam sampai berjumpa dengan Tuhan di gunung Horeb.

Saya percaya bahwa hari-hari ini perjalanan-perjalanan yang kita lakukan sulit bagi kita. Ada rintangan, hambatan, tantangan tetapi saya percaya hari-hari ini kita membutuhkan kekuatan dari Tuhan. Kalau kita mengalami kekuatan dari Tuhan maka kita bisa terus berjalan tidak gagal di pertengahan jalan. Kita akan berjalan sampai akhir dan kita akan bertemu dengan Tuhan yang mempunyai Kerajaan Sorga. Mengapa Elia ini mengalami kegagalan? Elia luar biasa dipakai oleh Tuhan, mengalahkan 400 nabi Baal. Dia sanggup menghadirkan eksistensi Tuhan melalui api yang turun dari langit. Tetapi dalam menghadapi suatu tantangan dari seorang wanita yang bernama Izebel dan dia takut lalu lari terbirit-birit kabur. Ini yang saya katakan Elia gagal dalam memelihara jiwanya.

Bagaimana kita berjalan dalam kehidupan ini dari suatu kemenangan kepada kemenangan, dari satu kemuliaan kepada kemuliaan? Saya melihat ada 3 dampak ketika Elia gagal memelihara jiwanya, yaitu : 1. Dia kehilangan semangat hidup, sebab itu dia berdoa ingin mati (ayat 4). Dia berdoa bukan supaya Tuhan menyatakan kemuliaannya, dia tidak berdoa supaya Tuhan menyatakan solusi jalan keluarnya tetapi dia berdoa supaya Tuhan mencabut nyawanya. Ini doa yang tidak Alkitabiah. Doa ini tidak diucapkan oleh orang biasa, nabi-nabi biasa tapi ini diucapkan oleh seorang nabi besar dan sangat terkenal. Ketika kita kehilangan semangat hidup, kita sedang gagal dalam kehidupan kekristenan kita. Jadi jangan pernah kita mengalami kehilangan semangat hidup. Orang-orang yang hebat adalah orang-orang yang memiliki semangat hidup walaupun menghadapi segala rintangan, hambatan dan tantangan. 2. Dia merasa hidupnya tidak berguna (ayat 4). “Aku ini tidak lebih baik dari nenek moyangku”. Artinya dia merasakan hidupnya tidak berguna, dia tidak lebih baik dari pendahuluku, dari nenek moyangku. Pertanyaannya, apakah hidup Elia tidak berguna? Saya katakan hidupnya sangat berguna. Tapi orang ketika gagal memelihara jiwanya, dia merasa hidupnya tidak berguna. Saya mau beritahukan kepada kita bahwa hidup kita berguna di mata Tuhan. Sebab itu manusia tidak pernah diciptakan sama di dunia ini. Kita diciptakan oleh Tuhan itu sangat istimewa dan ada gunanya. Orang yang menciptakan meja, kursi, mimbar dan sebagainya ada gunanya. Tidak ada benda yang diciptakan ini tidak ada gunanya. Orang-orang besar itu menuai sebuah kesuksesan dalam karier mereka umumnya pada usia-usia tua. Kita tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua untuk memulai sesuatu bagi Tuhan. Hidup kita semuanya berguna bagi Tuhan. 3. Dia lari dari tanggung jawab. Dia hamba Tuhan besar, dia mempunyai tanggung jawab besar untuk membawa bangsa Israel berbalik kepada Tuhan. Bukannya menjadi alat bagi kemuliaan Tuhan tetapi kabur ke padang gurun. Lalu dia tidur di padang gurun di bawah pohon ara. Di padang gurun Tuhan menyediakan kendi dan roti bakar bagi Elia. Sebenarnya ini berbicara bahwa Tuhan siap mencukupkan kebutuhan kita semua. Kita sering berkata bahwa masa-masa sekarang ini adalah masa-masa susah. Dan kita merasa bahwa hari-hari ini kita hidup seperti di padang gurun. Tetapi peristiwa yang dialami oleh Nabi Elia memberikan kepada kita sebuah inspirasi bahwa di padang gurun Tuhan bisa menyediakan segala sesuatunya. Artinya di tengah-tengah krisis, kesulitan Tuhan mempunyai kuasa mencukupkan apa yang dibutuhkan. Jangan pernah lari dari tanggung jawab kita.

Mengapa Elia sampai gagal? Ada 3 hal yang menyebabkan Elia gagal memelihara jiwanya, yaitu : 1. Karena Elia kelelahan (ayat 14), “aku bekerja segiat-giatnya bagi Tuhan”, terjemahan lain mengatakan “aku bekerja keras mati-matian bagi Tuhan”. Ini menunjukkan bahwa dia super sibuk. Ketika dia kelelahan jiwanya menjadi letih dan lesu. Kelelahan ini tidak baik bagi iman dan kesehatan kita. Obatnya untuk tidak lelah yakni kita membutuhkan yang namanya hadirat Tuhan melalui persekutuan pribadi bersama Tuhan. Hadirat Tuhan itu memberikan kepada kita kesegaran dan kekuatan (Mazmur 62 dan Yesaya 41. 2. Karena Elia ketakutan (ayat 3). Elia mendapatkan intimidasi dari Izebel. Dari sini dia lari dan menyembunyikan dirinya di padang gurun. Ketakutan membuat dia gagal. Hari ini kita jangan takut dan ketakutan itu menjadi bayangan diri kita. Kita percaya bahwa Tuhan tidak akan pernah meninggalkan kita. 3. Karena Elia kesepian (ayat 14), “hanya aku seorang dirilah yang masih hidup” kesepian ini yang membuat dia gagal. Dan kesepian ini menguasai kehidupan orang modern saat ini. Banyak orang merasa kesepian ini yang menyebabkan banyak orang melakukan bunuh diri. Ini berbicara juga tentang orang-orang yang kehilangan damai sejahtera (Yohanes 14:27). Dan damai sejahtera itu dibutuhkan oleh manusia. Karena damai sejahtera Allah ini membuat hubungan kita baik dengan orang lain (Kolose 3:15-16). Orang akan mengalami damai sejahtera yang melimpah ketika kita meletakkan firman Tuhan dalam hatinya. Jadi kunci kelimpahan damai sejahtera ada pada firman Tuhan. Sudahkah kita meletakkan firman Tuhan dalam hati kita? Hari ini letakkan firman Tuhan dalam hati kita. Jadi milikilah damai sejahtera dalam hidup ini maka perjalanan kekristenan kita akan berhasil. Tuhan Yesus memberkati kita. Amin.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 12 Januari 2020