Pikiran yang Diperbaharui

Filipi 4:1-9

Zaman sekarang ada banyak orang yang mengalami depresi karena memikirkan kekhawatiran yang tidak perlu dipikirkan yang menyebabkan badan terasa capek sekali sehingga susah untuk tidur. Harusnya istirahat namun dipaksa untuk berpikir. Orang kaya yang tidak bisa tidur dan harus makan obat tidur, mengapa? Karena sudah kayapun tetap kepikiran karena itu dipaksa harus makan obat sehingga bisa tenang dan tidur. Pikiran yang berlebihan menyebabkan alam pemikiran kita menjadi rusak.

Dunia yang kita hidupi memanglah demikian karena itu pikiran kita harus diisi dengan firman. Dalam ayat 8 dikatakan: “Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semua itu.” Dalam hal ini masih banyak yang baik-baik yang perlu kita pikirkan akan tetapi mengapa kita pikirkan yang tidak-tidak, untuk apa? Berpikir yang positif tentang kebenaran itu yaitu yang suci, yang mulia, yang agung, yang bijak, ada hikmat untuk melihat dunia ini. Kalau pikiran kita sudah diformat dalam arti ayat-ayat yang kita baca itu, masuk dalam pikiran kita kemudian bersentuhan dengan pola pikir yang lama dan kalau kita tidak tahan dan pola pikir yang lama kita praktekkan maka ayat-ayat ini tidak berfungsi. Dia kalau berfungsi dan masuk ke dalam, dengan pola pikir yang lama itu bersentuhan, kuat pemahaman firmannya maka pola pikir yang lama itu akan terdesak keluar. Kalau di format dengan baik, kita lebih tinggi sedikit melihat semua fenomena yang terjadi, jauh lebih pintar, jauh lebih bisa mengevaluasi semua yang terjadi karena pola pikir diformat oleh firman Tuhan.

Kita sekarang berada di jaman post modern akan tetapi pola berpikir sering pri modern dalam dunia politik sering terjadi hal yang demikian, tangkap, culik, bunuh, ancam inilah cara-cara yang pri modern. Demikian juga ada orang Kristen dibaptis di gereja akan tetapi pikirannya pikiran lama yang bukan berdasarkan firman. Pola pikir lama meskipun beragama Kristen, datang beribadah dan yang dipelajari tidak merubah dalam, justru kehidupan lama itu dipraktekkan masih takut dengan hal-hal yang bersifat tahyul dan dukun, kita tidak dimerdekakan oleh kebenaran.

Dalam pola berpikir manusia sering terbentuk oleh banyak cara lewat alam semesta maka rumah orang Jawa, rumah orang Batak, rumah orang Padang, rumah orang Manado, rumah orang China berbeda karena pengaruh pola pikir. Karena itu apa yang kita bicarakan, apa yang kita kerjakan, tingkah laku semuanya faktor penentunya adalah pola pikir. Orang Jawa sebagian alam membentuk cara mereka berbicara ada yang kalimatnya pelan-pelan ini pembentukan, bagi orang Batak suaranya lebih keras disebabkan pembentukan alam karena mereka tinggal di daerah lembah-lembah sehingga kalau mereka bicara pelan, suaranya tidak terdengar oleh temannya dan tanpa mereka sadari perubahan cuaca membentuk cara hidup mereka. Jadi suara keras tidak selalu berarti hatinya kasar karena ada orang suara keras tetapi hatinya halus, ada orang suara lembut tapi hatinya kejam. Maka sekarang mari kita lihat diri kita masing-masing karena kalau kita tidak kuat, kita akan digoncang dunia, sebaliknya kalau kita kuat kita bisa melihat dunia.

Karena itu orang Kristen harus lebih pintar dari orang lain, kenapa? Karena kita memiliki pikiran kebenaran yang paling tinggi karena kita lebih bisa menilai semuanya dan kalau sudah seperti ini kenapa kita harus terjunkan diri dalam kehidupan seperti ini yang ujungnya sudah kita tahu? Kenapa budaya mabuk kita teruskan padahal mabuk tidak menyelesaikan masalah karena itu adalah kebiasaan yang merusak hidup. Dalam ayat 6 dikatakan: “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur”. Permintaan kita pada Tuhan tidak dilarang tetapi lewat doa disertai dengan ucapan syukur. Artinya kalau doa kita dijawab ataupun tidak dijawab prinsipnya kita berterimakasih. Kalau sudah seperti itu, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu. Maka Paulus dalam ayat ke 9 berkata: “Dan apa yang telah kamu pelajari dan apa yang telah kamu terima, dan apa yang telah kamu dengar dan apa yang telah kamu lihat padaku, lakukanlah itu. Maka Allah sumber damai sejahtera akan menyertai kamu.” Berarti kita sudah bisa melihat bagaimana kita bisa menaruh pikiran Kristus didalam kita.

Mestinya kekristenan kita seperti ini baru kita bisa menjadi contoh bagi orang lain. Konsep keteladanan itu datang dari Alkitab, waktu hidup ini berubah dengan baik secara otomatis memberi impak kepada orang-orang di sekeliling kita. Akan tetapi sekarang konsep keteladanan itu punah, siapa mau teladan siapa, figur mana yang bisa dicontohi? Sementara anak-anak SMP, SD tawuran bawa pisau dan terjadi banyak yang meninggal karena tidak ada teladan. Oleh sebab itu apa yang suci, yang agung, yang mulia, yang sedap didengar, yang patut dipuji, yang mengandung hikmat lakukan semua itu dan jadilah contoh bagi orang lain. Kalau kita masih memiliki pola pikir lama dalam hidup, ketakutan itu sangat besar. Jangan jadi orang Kristen KTP dalam arti Kekristenan kita hanya sebatas diluar saja tetapi di dalam tidak, sebaliknya kekristenan kita harus menjadi contoh bagi orang lain.

Sumber: Warta Jemaat Gereja Duta Injil 28 Juli 2019