Takutlah akan Tuhan dan Beribadahlah KepadaNya

Yosua 24: 1-2 + 14-18

Hidup adalah pilihan. Hal itulah yang dihadapi oleh Yosua dan bangsa Israel. Setelah mereka menikmati kebebasan dari perbudakan Mesir, kini mereka telah menikmati tanah perjanjian dari Allah. Tantangan baru yang mereka hadapi kini adalah berhadapan dengan penduduk asli Kanaan dengan segala kebiasaan mereka dan allah-allah lain yang mereka sembah. Di sini Yosua melihat tantangan dan bahaya ke depan yang akan dihadapi umat Israel dan berhubung dengan itu ia mengumpulkan semua suku orang Israel di Sikhem, para tua-tua, para kepala, para hakim dan para pengatur pasukan. Dengan tegas Yosua mengingatkan mereka akan Allah yang telah memanggil nenek moyang mereka Abraham dari seberang sungai Efrat (ayat 1-2). Dia pula Allah yang telah memimpin dan menyelamatkan umat itu dari berbagai bahaya sampai mendudukkannya di tanah perjanjian.

Mengingat semua itu, Yosua sebagai pemimpin Israel mengajak umat itu agar takut dan beribadah dengan tulus dan ikhlas hanya kepada Tuhan. Tulus dan ikhlas tentu menggambarkan hati yang tidak mendua, ketaatan yang hanya ditujukan kepada Allah saja. Namun demikian Yosua memberi kesempatan kepada bangsa Israel untuk menjatuhkan pilihan beribadah kepada allah nenek moyang mereka ketika di seberang sungai Efrat atau kepada allah orang Amori. Meski ia memberi pilihan kepada umat itu namun bagi Yosua sendiri pilihannya hanyalah Allah, ia dan seisi rumahnya akan beribadah kepada Tuhan. Sebagai kepala dan imam di tengah-tengah keluarga, ia menjamin kalau mereka sekeluarga bahkan seisi rumahnya akan beribadah kepada Tuhan.

Hal itulah yang mau kita renungkan di sini. Mau dan beranikah kita menjamin dan membawa seisi rumah kita untuk beribadah kepada Tuhan? Kenyataannya, kini di tengah-tengah kehidupan beragama, di zaman yang maju dan serba sibuk sudah ada orang tua yang tidak peduli lagi kemana arah anak-anaknya beribadah, ada yang menganggap hal tersebut bukan lagi sesuatu yang sangat penting untuk dipertahankan.

Bagi kita, kesetiaan Yosua haruslah kita tiru, meskipun banyak godaan namun ia tidak goyah. Setiap hari kita selalu diperhadapkan dengan pilihan, banyak tawaran, mulai dari yang baik sampai dengan yag sangat baik, yang baik dan yang buruk, terkadang kita di bawah tekanan untuk menentukan pilihan. Kita sebagai anak-anak Tuhan, yang sudah ditebus oleh Tuhan Yesus, hendaklah selalu bijaksana dalam menentukan pilihan agar tidak menyimpang dari jalan Tuhan, dengan akal budi kita dapat membedakan mana kehendak Allah yang berkenan kepadaNya (Roma 12:2). Kita harus lebih taat kepada Tuhan daripada siapapun di dunia ini (Kis 5:29b), dengan nyawaNya kita ditebus dari belenggu dosa dan menjadikan kita orang-orang yang merdeka maka biarlah hanya kepadaNya saja kita beribadah. Amin.

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 23 Agustus 2015