Jalan Tuhan: Kasih Setia dan Kebenaran

Mazmur 25:1-10

Pada umumnya setiap manusia pernah mengalami pergumulan hidup. Tidak terlepas juga dari kehidupan pemazmur dalam nats khotbah kita minggu ini yaitu Daud. Dari isi Mazmur 25 ini, kita bisa memahami bahwa pemazmur mengalami pergumulan dan penderitaan. Dalam situasi penderitaan yang dialaminya, dia datang berlutut dan berdoa untuk menyampaikan doa penyerahan diri sebagai seorang yang sadar akan dosanya dan memohon pertolongan hanya kepada Tuhan saja. Dalam hal ini ketika memohon pertolongan dan perlindungan kepada Tuhan, pemazmur juga mengerti akan dosanya sehingga dia juga memohon pengampunan akan dosanya. Pemazmur sungguh mempercayai dan menyadari bahwa ia akan merasakan pertolongan dan pengampunan jika berseru kepadaNya. Dalam doanya, pemazmur berkata dalam ayat 1 bahwa ia mengangkat jiwanya kepada Tuhan. Hal itu dilakukannya karena dia percaya hanya Tuhanlah tempat untuk berseru di dalam keadaan yang menghimpit kehidupannya. Dalam penderitaan dan masalah yang dihadapi, tidak ada keselamatan lain selain Tuhan. Ia menyerahkan diri sepenuhnya kepada Tuhan dengan keyakinan bahwa ia tidak mungkin dipermalukan oleh musuhnya (ayat 2), sebab Tuhanlah yang menjadi Pembelanya.

Doa adalah kepasrahan kepada Tuhan, sebab doa selalu berhubungan erat dengan kesetiaan menanti jawaban Tuhan. Tanpa pengharapan yang besar, seruan yang disampaikan akan mengambang dan tidak akan mendatangkan suka cita dan semangat yang baru. Seorang petani menanam dengan pengharapan dan sabar menanti hasil pertaniannya. Seorang pekerja dengan tekun melakukan tugas-tugasnya dan sabar menanti upahnya. Doa harus jujur, diserukan karena percaya bahwa Tuhan dapat memberi pertolongan dan sabar menantikan saat Tuhan. Bagi pemazmur, penantian tindakan penyelamatan Tuhan harus setiap hari dan setiap saat dengan sabar dan tekun dinantikan. Dalam sejarah masa lalu (masa nenek moyang Israel), bukti kebesaran dan kekuatan Tuhan sungguh nyata, bahwa Tuhan handal menyelesaikan semua perkara. Tetapi kalau Tuhan tidak segera bertindak bukan berarti Tuhan tidak peduli atau kuasaNya tidak dapat diandalkan lagi, namun kalau Tuhan belum bertindak, itu karena jalanNya atau karena saatNya belum tiba. Pengkhotbah 3:11 berkata: Ia membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Rancangan dan jalan Tuhan penuh dengan kasih setia dan kebenaran.

Sebab itu, marilah kita belajar dari iman dan pengharapan pemazmur yang tetap kuat dan teguh di tengah kerapuhan karena kelemahannya dan beban pergumulan yang berat. Ia memandang kepada Tuhan yang setia kepada perjanjianNya. Kebenaran Firman Tuhan memberi fakta sejarah kepada kita, bahwa sejak kejatuhan Adam dan Hawa di dalam dosa, Allah telah berinisiatif untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan. Sebab itu Allah menjanjikan seorang Juruselamat (Kej 3:15). Perjanjian Allah itu digenapi dalam diri Tuhan Yesus Kristus (Mat 1:21-23), dimana Dia rela meninggalkan takhtaNya di sorga datang ke dalam dunia yang penuh dosa. Ia menyamakan diriNya dengan orang berdosa melalui baptisanNya (Mark 1:9). Bahkan Ia telah mengosongkan diriNya menjadi hamba (Flp 2:7). Ia yang tidak berdosa, turut merasakan semua kelemahan, pencobaan, penderitaan manusia, sampai akhirnya mati di atas kayu salib untuk menebus dosa manusia supaya oleh anugerahNya kita dapat berkenan kepada Allah dan diluputkan dari murka Allah (I Pet 3:18). Kebangkitan dan kemenangan Kristus inilah yang harus kita imani dan beritakan kepada semua orang. Sungguh betapa dahsyatnya kuasa kemenangan Kristus.

Akhirnya apapun kondisi hidup kita, percayalah dan pandanglah kepada Kristus yang telah menggenapkan dalam diriNya segala janji Allah. Firman Tuhan berkata kepada kita: “Barangsiapa yang percaya kepada Dia, tidak akan dipermalukan.” (Roma 10:11). Marilah berseru kepada Tuhan di dalam setiap kondisi kehidupan kita karena Dia pasti mendengar dan menjawab seruan kita.

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 22 Februari 2015