Terang dari Pengetahuan tentang Kemuliaan Allah

II Korintus 4:1-6

Nama Minggu ini adalah ESTOMIHI, artinya “Jadilah bagiku gunung batu perlindungan” (Mazmur 31:3b). Minggu inilah minggu terakhir sebelum memasuki minggu-minggu masa pra-paskah, yang akan dimulai pada minggu depan. Masa-masa itu ada tujuh minggu hingga tiba pada Minggu Paskah atau hari kebangkitan Tuhan Yesus Kristus. Kenapa tujuh minggu? Ini bisa saja berkaitan dengan angka tujuh sebagai simbol kesempurnaan, dimana Tuhan menciptakan langit dan bumi dan isinya selama enam hari secara sempurna, dan pada hari ketujuh Allah berhenti dari segala pekerjaanNya dan memberkati hari ketujuh itu.

Perlu menjadi perhatian, karena masih saja ada yang mengartikan Paskah sebagai hari kematian Yesus Kristus. Kita tidak menyebut hari kematian Yesus Kristus sebagai Paskah, tetapi kita menyebutnya sebagai hari Jumat Agung.

Paulus tidak tawar hati meskipun dalam pelayanannya banyak mengalami rintangan, sebab ia sadar bahwa pelayanan pemberitaan Kristus begitu mulia. Maka menjadi pelayan Injil merupakan kehormatan yang berasal dari kemurahan Allah semata (ay. 1). Kesadaran ini membangkitkan dua hal. Pertama, ketegasan untuk tidak menodai pelayanan yang mulia dengan tindakan dan motivasi yang tidak murni (ay. 2a). Kedua, bersungguh-sungguh agar Injil dapat diberitakan sehingga membuat pendengarnya dapat memahami dengan benar (ay. 2b).

Jika kenyataan masih ada juga orang yang tidak menerima Injil, Paulus menegaskan bahwa penolakan terhadap Injil adalah fakta bahwa hati orang digelapkan oleh dosa, kuasa kejahatan dan daya tarik dunia sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah (ay. 3-4). Mereka adalah orang yang memang tidak ingin percaya kepada Allah. Mereka tidak menyadari bahwa di luar Injil tidak ada keselamatan sejati, juga makna hidup yang sejati.

Karena pelayanan Injil adalah mewartakan kemuliaan Kristus, maka Paulus tidak menonjolkan dirinya, sebab ia memang hanyalah seorang hamba Kristus sesuai kehendakNya, bahkan hamba orang-orang Korintus (ay. 5, bandingkan Gal 1:10).

Paulus berbeda dari hamba-hamba palsu, yang mencari hormat dari jemaat Korintus. Perhatian Paulus bukan dipusatkan pada upaya untuk membuat orang mengaguminya, tapi pada kesetiaan melayani Kristus agar dinyatakan dengan terang (ay. 6). Paulus yang pernah berjumpa dengan terang kemuliaan Kristus di jalan ke Damsyik (Kis 9), terus berharap bahwa melalui pelayanannya orang kembali berjumpa terang Kristus itu. Artinya, habis gelap terbitlah terang!

Ada bagian yang Tuhan ingin kita lakukan dalam pelayanan, dan menerimanya sebagai anugerah. Mari kita lakukan dengan hati yang bersih/murni demi kemuliaan Injil Kristus semakin terpancar, dan bukan demi alasan-alasan lain. Amen.

Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 15 Februari 2015