George Horace Lorimer, seorang Kristen yang taat dan penulis renungan yang terkenal, pernah mengatakan, “Adalah baik memiliki barang-barang yang dapat dibeli dengan uang, tetapi adalah juga baik untuk memeriksa serta yakin bahwa kita memiliki hal-hal yang tidak dapat dibeli dengan uang. Apakah kita memiliki hidup kekal, perdamaian, ketenangan hidup dan hati yang nyaman? Pemberian-pemberian tersebut, yang notabene tidak dapat dibeli dengan uang, kita butuhkan sebagaimana kita juga membutuhkan roti.” Kutipan dari Lorimer ini menunjukkan bahwa kebutuhan kita dalam hidup ini bukanlah cuma makanan dan harta duniawi, melainkan juga kehidupan kekal dan perdamaian.
Agar hal itu kita capai, marilah kita menghadap ke hadirat Tuhan Allah, karena Dia adalah Penyayang, Pengasih dan yang panjang sabar. Apabila menimbang-nimbang dosa kita yang banyak kita selayaknya masuk neraka. Tetapi syukur kepada Tuhan Allah, kita beriman kepada-Nya, sehingga kita memperoleh keampunan dosa dari Dia serta memperoleh hidup kekal. Inilah yang menyebabkan kepercayaan kita disebut ‘berita suka cita’, karena kita adalah orang-orang yang dimerdekakan oleh Allah.
Dalam nats renungan kita ini nampak bahwa sebenarnya penduduk kota Niniwe yang bertingkah laku yang jahat, sehingga Allah merancangkan malapetaka terhadap mereka. Namun karena Allah adalah penyayang dan panjang sabar, Ia tidak melakukannya. Sampai-sampai Yunus marah karena kemurahan Tuhan itu dan mengatakan supaya Tuhan mencabut nyawanya. Marilah kita menjauhkan sikap yang ditunjukkan Yunus itu, yaitu marah karena kebaikan Tuhan kepad pendudk Niniwe. Janganlah kita merasa iri atas kesuksesan dan kenyamanan hidup orang lain. Sebaliknya kita sepatutnya mensyukuri anugerah Tuhan yang diterima orang lain.
Dalam masyarakat luas kita dewasa ini banyak orang yang tidak merasa nyaman hatinya menyaksikan kekayaan dan kesuksesan tetangganya. Malah ada orang yang mencita-citakan agar dia sendirilah yang sukses dalam karir, sementara temannya biarlah di-exit-kan saja. Individualisme dan egoisme merajai hati dan pikiran banyak orang sekarang ini. Dalam keadaan yang ekstrim, ada orang yang sengaja menghambat kemajuan perniagaan orang lain, dengan tega melakukan ‘ends justify the mean’ (tujuan menghalalkan cara).
Sikap yang Kristiani adalah membiarkan Tuhan untuk berlaku penyayang dan pengasih serta panjang sabar dan berlimpah kasih setia kepada kita umat-Nya. Marilah kita mendoakan supaya penduduk kota Jakarta Raya ini dianugerahi Tuhan dengan kemakmuran dan kerukunan hidup, sebagaimana Tuhan memelihara hidup penduduk kota Niniwe.
Dikutip dari Warta Jemaat HKBP 21 September 2014